3

58 8 10
                                    

Norton pulang dengan rasa resah dan bingung. Mungkin ia akan meminta Reptilian untuk buka mulut soal ini. Pemuda itu membuka pintu rumahnya, mendapati pemandangan asing. Reptilian yang memakai jubah besarnya. Hanya jubah itu yang muat dengan tubuh besar sang Manusia Reptil, lebih baik daripada tidak memakai apapun.

"Aku pulang..." tutur Norton pelan. Reptilian menoleh sejenak. "Selamat datang. Bagaimana hasilnya?" Norton menaruh amplop berisi uang dan catatan kecil di atas meja. Reptilian mengobservasi amplop itu kemudian menghampirinya. "Boleh kah aku?" Suara bergemerisik itu bertanya. Norton mengiyakan sambil menyenderkan dirinya di sofa tuanya.

Reptilian membuka amplop tersebut. Mendapati $500 dan catatan. Dengan penasaran ia membacanya. "Jangan dimasukkan kehati semua perkataan kami Tuan Campbell. Kecuali anda memang ingin mencari mati... Nightingale. Akh si wanita bulbul itu-!" Reptilian menahan kekesalannya dan meremas kertas itu.

"Mereka bilang, tidak ada yang dapat menghancurkan mereka... itu maksudnya apa...?" Reptilian menatap Norton. "Tidak ada yang bisa menganggu kehendak mereka. Mereka terasa seperti tuhan karena bisa melakukan apapun, bahkan pemerintah tunduk pada mereka." Jelas Reptilian.

Suara berat mendesis itu terdengar sangat jengkel dan lelah. Norton memakluminya. Ia dapat membayangkan kondisi Reptilian yang seperti ini. Mungkin kalau ia ada di posisi sang manusia reptil, dia sudah putus asa dan melakukan hal yang tidak tidak.

"Untuk sekarang, apa yang akan kita lakukan?" Tanya si pemuda dengan nafas berat. Reptilian berfikir sejenak. "Sebaiknya kita pergi dari kota ini. Apalagi kalau mereka tau aku masih hidup. Kau akan dalam masalah besar." Si manusia reptil berujar.

Si mantan penambang hanya mengangguk angguk. Memang benar, kalau ia ketahuan menyimpan makhluk percobaan OMGO secara illegal seperti ini akan berdampak sangat buruk baginya.

Norton bangun dari sofanya dan menuju kedapur. Semua masalah ini membuatnya lapar. Ia melihat laci makanan dan kulkas, tidak ada makanan atau camilan sedikit pun. Perutnya bergetar dengan suara keras. Norton mengerang sedih dan kembali ke ruangan depan untuk mengambil ponselnya.

Reptilian yang melihat kejadian itu hanya tersenyum kecil dan menahan tawa. Kalau di pikir pikir kasihan juga. Si penambang muda hidup sendiri tanpa keluarga atau teman, sementara dirinya dulu, berpisah beberapa bulan dengan keluarganya saja sudah merengek minta pulang.

"Jangan lupa donatnya!!" Norton berujar seraya mengakhiri telpon. Pemuda itu meringkuk di sofa sambil memegangi perutnya. Tidak tahan melihat pemandangan menyedihkan itu, Reptilian menghampiri Norton dan menatapnya dari dekat.

"Lucu juga..." gumamnya pelan. "Lucu apa?!! Aduuuuhh! Aku lapaaar..." Norton berguling kecil menahan lapar. "Memangnya kau tidak punya kebiasaan untuk menahan lapar?" Si pemuda mengernyitkan alisnya. "Maksudnya-?" Reptilian membuka ikatan rambut oranye miliknya dan duduk membelakangi Norton. "Kau bisa melakukan simpul kepang kan?" Norton mengangguk, ia duduk dan menatap rambut oranye cerah itu.

"Coba kau kepang rambutku, setidaknya ini akan membuatmu lupa akan laparmu." Tutur si manusia reptil seadanya. "Kau serius?" Reptilian mengangguk. Perlahan Norton mulai menyentuh surai surai itu. Lembut dan halus. Padahal sebelumnya terlihat sangat kusut. Setelah sejenak mengamati rambut itu, Norton mengepangnya dengan serius. Memastikan agar tidak ada rambut yang terlepas.

Rasa laparnya mendadak hilang. Pikirannya dipenuhi cara mengepang rambut. Teknik si manusia reptil terbukti manjur. "Kau.. tau dari mana soal mengepang rambut membuat lapar hilang?" Tanya si pemuda, yang di tanya hanya tertawa pelan. "Aku sering melakukannya ketika lapar dulu." Norton kembali heran. "Mengepang... rambut reptil?" Tanya si rambut hitam dengan dungu. "Tentu saja tidak! Reptil tidak memiliki rambut panjang!" Hentak Reptilian kesal.

"Lah lalu kau.. mengepang apa?" Hembusan nafas berat bagai gemerisik menyapa indra pendengaran Norton. "Tentu saja mengepang rambutku sendiri. Aku memanjangkan rambutku, aku masih mencari jawaban mengapa rambutku tetap ada walau aku sudah berubah begini..." Norton yang menyimak hanya mengangguk angguk. Kurang lebih ia mengerti.

Kepangannya jadi. Norton sangat senang dan puas. Bertepatan pula dengan suara ketukan pintu depan. Norton buru buru mengintip untuk memastikan dan membukakan pintu. Reptilian memakai tudungnya dan pergi kedapur.

"Akhirnya kau datang!!" Sambut Norton pada seorang wanita berkulit gelap dengan rambut hitam bermodel Cornrow dan bandana yang menempel di dahinya. "Kau telat memberitahuku bodoh! Tokonya hampir tutup!!" Tutur si wanita dengan lelah. Norton membantu membawa bahan makanan ke dapur. Membiarkan sang sahabat duduk di depan dengan 2 kotak donat jumbo.

"Aku bisa memasak, mau ku masakkan sesuatu?" Tawar si reptil sambil membantu Norton merapikan bahan makanan yang tadi di beli temannya Norton. "Boleh!! Aku gak nolak! Terimakasih." Setelah menyelesaikan acara merapikan bahan makanannya selesai, Reptilian memasak dan Norton kedepan. Ia mulai bercengkrama dengan sahabatnya itu.

"Kau ini, selalu saja membuatku kesusahan! Untung hari ini aku tidak memiliki kencan!" Si wanita berujar seraya memakan salah satu donat jumbo. "Maaf Patricia, aku juga baru sadar kalau dapurku kosong." Jelas Norton sambil memakan dua donat dengan rakusnya. "Haish dasar rakus!" Kesalnya.

Setelah bicara dan bercanda, Patricia menghirup aroma masakan dari dapur. "Nort, kau.. tidak memasak kan..?" Tanya Patricia was was, kalau kalau sahabatnya lupa mematikan kompor seperti dulu. "Tidak kok. Kenapa?" Norton menjawab dengan santainya. Karena takut ada apa apa, Patricia langsung berdiri dan pergi ke dapur Norton.

Awalnya Norton cuek cuek saja. Ia mengambil donat terakhir dan memakannya dengan cepat. Namun teriakan Patricia membuatnya tersedak dan segera ke dapur.

.

Di dapur, Patricia terlihat ngeri sambil memegang erat Curse Ape miliknya. Bahunya di elus Norton agar ia tenang. Sementara itu, Reptilian menyajikan makanan dengan kikuk. Ia lupa memakai tudungnya, jadi Patricia dapat melihat wajah kadalnya yang sangat aneh.

"Sudah sudah Patricia! Dia bukan Siluman ataupun setan!!" Tutur Norton menenangkan si Wanita yang tengah membaca doa dengan intens. Setelah tenang, Patricia mengatur nafas dan berkenalan dengan si manusia reptil. "P-patricia.. Dorval." Reptilian membungkuk hormat, "Reptilian." Patricia terkejut dengan sikap sopan itu. Akhirnya ia meminta maaf dan makan hidangan lezat di temani dengan cerita panjang mengapa sang manusia kadal bisa ada di sini.

------

YEY PANJANG AHAHAHAHA
925 word doang sih, kalo di itung itung kurang panjang sebenernya. Tapi mengingat chapter kemaren kemaren pendek banget jadi hapapa lah.

Maafkan typo, kalimat yang ga konsisten, plothole, dan lain lain. Aku memang manusia biasaaa *genjreng genjreng* yang tak sempurnaaa *genjreng* dan kadang salaaah *jreng* namun di hatiku cuma satuuuuu/Plak/

Malah nyanyi si kampank...
Thanks for your time!

Tertanda
GM999

Rough Love [LuchiNort] (Identity V) Modern Au!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang