pertemuan pertama

10 9 0
                                    

Juli, 2016.

sore itu, sang semesta seakan ikut menangis menemaniku. aroma khas tanah kian menyeruak memenuhi batang hidung. gelap yang kian datang sedikit membuatku gentar. bodohnya aku!

aku berjongkok seraya memeluk kedua kakiku, lalu  sedikit mengumpat karena keteledoranku yang tidak menyalakan TV pagi tadi. sialnya lagi baterai handphone-ku habis dan semua temanku sudah pulang.

putus asa, akhirnya aku menenggelamkan kepalaku diantara kedua kakikku. menggumamkan doa dan sedikit berharap keajaiban akan datang menghampiriku, seperti orangtua atau abangku yang tiba-tiba datang menjemput.

saat itu, mungkin tuhan merasa iba melihatku yang sudah hampir setengah jam terjebak ditengah tangisan sang semesta. akhirnya doa yang kugumamkan dengan suara gemetar -karena kedinginan- pun terwujud. lain halnya dengan orangtua dan abangku. tetapi,

"pake," suara asing tiba-tiba bergema di telingaku. kemudian ia melempar jaket serta payungnya padaku dan melengos begitu saja menerobos hujan tanpa melirikku sama sekali.

aku yang saat itu masih tidak mengerti hanya terdiam, terlalu fokus memperhatikan punggung seorang laki-laki yang sedang berlari ke arah parkiran motor, lalu sedetik kemudian aku mengangguk dan tanpa sadar bibirku membentuk kurva yang indah.

lalu satu hal yang kusadari, aku jatuh hati padanya di pertemuan pertama kami, meski nama dan rupanya belum kuketahui.

oh! dan aku belum sempat mengucapkan terima kasih padanya,

hyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang