Cowok dengan ciri fisik kulit yang hitam manis, rambut agak keriting, wajah tampan, dan sedikit tato di lengan kanan dan kirinya mulai berjalan memasuki sekolah barunya dengan tatapan dingin. Kemeja seragam yang ia keluarkan menambah kesan bad boy.
"Heh! Sini kamu!"
Baru saja melewati gerbang, dirinya sudah dipanggil oleh seorang Guru yang sepertinya sedang bagian untuk mengurusi atribut setiap muridnya. Cowok hitam manis itu menghampiri asal suara.
"Kamu teh kumaha? Baju di kaluar keun, teu make dasi, tatoan, kamu pelajar?" Tanya Pak Anton memandang cowok itu dari atas sampai bawah.
"Saya gak tau Pak, saya cuma murid baru disini," suara bariton menjawab.
"Pindahan darimana kamu?"
"Yogyakarta,"
"Yasudah, masukan dulu bajunya!"
Cowok itu menuruti apa kata guru barunya, ia segera memasukan baju seragam kedalam celana abu-abunya. Ia lalu membuka resleting tas hitamnya dan mengambil seutas kain abu-abu dari dalam sana, mengalungkannya di leher dan membentuknya menjadi sebuah simpul.
"Tah kitu, kan kalo kayak gini enak dipandang," kata Pak Anton. "Sok, boleh masuk."
Ia pun mengangguk lalu melanjutkan perjalanannya menuju ruang Kepala Sekolah untuk men-konfirmasi kedatangannya ke SMA Dewantara. Ia sempat bingung karena ia belum tahu pasti letak ruangan-ruangan yang ada di SMA seluas ini, jadi ia muter-muter mencoba cari dimana letak ruang Kepala Sekolah.
Siswi-siswi yang kebetulan lewat atau berpas-pas an dengannya melayangkan tatapan seperti sedang menyambut malaikat tampan yang tak mungkin mereka miliki.
"Hi, ruang kepala sekolah dimana ya?" Tanya cowok itu pada seorang cewek yang menjadi sasaran tebar pesonanya.
Cewek itu memandangnya, tak mampu berkata-kata. "H.. hah? Ruang kepsek?"
"Lurus aja, mentok belok kiri." Sahut salah satu teman dari cewek itu.
Ia mengangguk-angguk mengerti, lalu pergi. "Thanks!" Ucapnya sambil mengedipkan satu mata kepada dua orang siswa itu.
"Liat ya, entar gue bakal jadi pacarnya!" Seru cewek tadi selepas kepergian cowok idamannya.
Selesai dari ruang Kepala Sekolah, ia pun pergi dituntun seorang Guru untuk sampai ke kelasnya. Kelas 12 IPS 3, itu lah kelas barunya di sekolah ini. Ia datang ke kelasnya ketika bel masuk berbunyi.
"Nah, anak-anak hari ini kita akan--"
"Permisi bu," suara wanita dari luar pintu kelas seketika mengheningkan suasana kelas yang tadi agak berisik.
"Iya bu, ada apa?"
"Ini, ada siswa baru kelasnya disini,"
"Oh, siswa baru ya? Silahkan masuk."
Guru yang tadi menuntunnya sampai kelas pun pergi, cowok itu masuk kelas disambut dengan tatapan binar dari cewek-cewek kelas. Ia dipersilahkan untuk berdiri didepan kelas dan memperkenalkan dirinya.
"Nama saya Arsenio Cakra Ivander, biasa dipanggil Arsen, pindahan dari Yogyakarta," cowok yang dipanggil Arsen itu mulai memperkenalkan dirinya.
"Orang Jogja ora medok?" Sahut salah satu siswa yang duduk di barisan ketiga dekat tembok disambut tawaan dari beberapa siswa.
"Ramzy!" Tegas Bu Ani tak suka.
"Nah, Arsen, silahkan kamu duduk di bangku sebelah Bambang yang kursinya kosong itu." Kata Bu Ani sambil menunjuk sebuah bangku kosong. Arsen mengangguk, ia pun menghampiri bangku yang ditunjuk dan duduk disana.
"Anjrit! Kok gue takut?" Benak Bambang ketika Arsen telah duduk disebelahnya.
Arsen tiba-tiba mengulurkan tangannya pada Bambang, yang membuat Bambang keheranan. "Arsen,"
Bambang membalas uluran tangannya dan menjawab gugup. "Bam.. Bambang,"
"Kenapa?"
"Kagak," Bambang kembali menatap ke arah papan tulis.
***
Bel tanda istirahat berbunyi. Senja dan kawan-kawannya hendak pergi ke kantin. Ia lantas membereskan buku-buku dan alat tulisnya lalu pergi meninggalkan kelas, tapi belum juga keluar pintu kelas Senja dipanggil oleh temannya.
"Kantin bareng gue yuk?" Ajak Martin tiba-tiba.
Senja mengerutkan keningnya. "Gue kantin sama mereka," jawab Senja sambil menunjuk tiga sahabatnya menggunakan ibu jari.
"Tau lo, Cari kesempatan aja sama Senja!" Sahut Naya ketus.
"Sorry ya, Mar," ucap Senja pada Martin.
"Gak apa-apa," jawab Martin dengan berat hati.
Sesampainya di kantin, Senja memilih duduk di salah satu bangku yang ada di dekat pintu masuk kantin. Arya langsung memesan empat porsi baso tahu untuknya, Senja, Bella, dan Adel. Ketika mereka sedang asyik ngobrol-ngobrol gak jelas sambil nunggu makanan mereka datang. Mereka dibuat salah fokus dengan empat kakak kelas mereka yang baru masuk kantin.
"Geng cogan datang!" Umpat Bella.
"Eh, itu siapa ya?" Tanya Senja yang terfokus pada seorang cowok yang asing.
Tak sengaja, cowok yang sedang ditatapnya itu juga menatap Senja. Seketika, Arsen mengedipkan sebelah matanya pada Senja. Bukannya luluh, Senja malahan merasa jijik tidak seperti perempuan lain yang ada disini.
"Tebar pesona banget, siapa sih?" kata Senja sambil memutar bola matanya malas.
"Ya ampun, lo gak tau? Dia tuh anak baru kelas 12 IPS 3 yang tadi diheboh-in waktu di lorong itu loh!" Sahut Adel pada Senja.
"Murid baru penampilannya udah kayak murid lama aja," Senja ketus.
"Yang penting ganteng!" Bella meleleh ketika melihat Arsen.
"Ini dia baso tahu nya!" Seru Arya sambil membawa dua piring baso tahu dan dua piring lagi oleh adik kelasnya.
"Makasih ya udah bantu aku!" Ucap Arya pada adik kelas itu, mereka menatap Arya geli.
Adik kelas yang membantunya itu lalu pergi. Mereka pun memakan makanan mereka masing-masing sambil sesekali membicarakan soal kegantengan si cowok baru itu yang keliatan nakal. Senja sih gak ikutan, Senja mah gak akan mempan sama cowok-cowok yang nakal kayak Arsen meski seganteng Zayn Malik sekalipun. Yang cewek itu pentingkan hanya atitude dan penampilan.
***
Gimana nih buat part ini? Kependekan kah? Apa cukup? Nahh, kalau ada yang kurang silahkan di comment ya guys! Vote dan like nya buat cerita ini juga jangan lupa biar author makin semangat bikinnya hahaa..
Jangan lupa follow akun wattpad ini dan IG nya juga: @rivanishfs
Thankyou guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy: ARSENIO
Teen FictionArsenio Cakra Ivander, Cowok berambut agak keriting berwarna coklat tua dan sedikit pecicilan itu memiliki kharisma tersendiri. Itulah yang membuat gadis-gadis berlomba-lomba untuk menarik perhatian cowok super pintar dengan nama bule tapi bukan bla...