Lo Siapa?

1 0 0
                                    

"Ada yang nemu skate aku gak?" Tanya Brahma ketika pulang sekolah, ia masih mencari keberadaan benda berharganya itu padahal ia baru saja masuk rumah.

Senja yang lagi tiduran sambil main hp di sofa ruang tamu terlonjak kaget ketika mendengar suara cowok secara tiba-tiba. Hampir saja ia menjatuhkan ponselnya.

"Pulang-pulang tuh ucap salam, bukan langsung nyelonong gitu aja!" Senja mengomel.

"Assalamualaikum," ucap Brahma dengan muka yang murung. Ia duduk di sofa single yang ada disana.

"Kenapa sih? Dari pagi itu muka gak rapi-rapi? Kusut terus?"

"Ck! Hari ini tuh ada kumpul di arena skate, gimana dong?"

"Ya kamu terakhir simpen dimana? Barang sendiri aja bisa lupa simpen?"

"Tau ah!"

Brahma pergi meninggalkan Senja begitu saja menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Senja menatap adik nya yang baperan abis itu dengan heran. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kembali pada ponsel yang dari tadi ia mainkan. Ada notif dari group chat ekstrakulikuler nya. Senja pun membuka room chat dan membaca pengumuman baru yang pelatihnya kirim.

Cheerleader'D

Coach Lily
Jangan lupa, hari ini jam tiga sore kita latihan di Balai Kota untuk persiapan lomba yang waktunya tinggal dua Minggu lagi

Fauzia
Siap, coach!

Vira
Ok coach Lily

Sialan! Senja lupa kalau hari ini ada latihan. Ia melihat jam dinding dan waktu sudah menunjukan pukul setengah tiga dan dia belum juga siap untuk pergi. Mengetahui itu, Senja segera mengambil langkah seribu untuk ke kamarnya dan segera mengganti bajunya dengan baju yang simpel.

Setelah siap dengan semuanya, Senja memberitahu Brahma kalau ada yang nanya, dia sedang pergi karena di rumah ini hanya ada ia dan Brahma sementara yang lain belum pulang dari aktivitasnya di luar rumah. Ia mengambil kunci mobil yang tergantung didekat pintu rumah, mengambil mobilnya di garasi dan segera pergi.

***

"Five, six, seven, eight! One, two, three, four--"

Aba-aba mulai di berikan, mereka mulai siap dengan koreografi dan formasi mereka. Balai Kota Bandung yang nampak asri karena banyak pohon besar sedang sepi sore ini, jadi mereka bisa leluasa untuk bergerak. Ada pula sih anak-anak yang lagi main BMX kesana-kemari tapi mereka gak mengganggu.

"Ok, boleh istirahat dulu sepuluh menit," kata Coach Lily. Mereka pun berhenti dan beristirahat sejenak.

"Ja, katanya SMA Wijaya ikut loh lomba nanti," kata Caitlyn yang duduk disebelah Senja.

"Terus?" Tanya Senja sembari mengelap keringat di keningnya dengan handuk kecil.

"Lo tau kan tahun kemarin kita gagal jadi juara gara-gara saingan sama mereka?"

Senja mengangguk setuju. "Tapi gue yakin kok, kali ini kita bisa jadi juara,"

"Harus lah. Biar di traktir shopping sama Coach Lily," Caitlyn nyengir kuda.

"Yaelah!"

Saat sedang mengobrol dengan teman-temannya, Senja melihat sekitar dan tak sengaja menemukan seorang cowok dengan wajah tak asing lagi baginya. Cowok itu adalah salah satu dari anak-anak yang sedang bermain sepeda BMX di tempat ini. Senja sedikit menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas. Ya, ia tahu siapa cowok itu. Dia kan yang lagi bahan halu cewek-cewek di sekolahnya. Mohon maaf nih, tapi gak termasuk Senja.

"Itu, Arsen?" Senja bergumam ketika melihat cowok itu dengan jelas. Bandung sempit banget ya? Sampai dia bisa ketemu cowok itu ditempat yang sama.

"Hah? Mana mana?" Tanya Caitlyn yang mendengar umpatan Senja.

"Gak penting!"

"Penting buat gue, Ja!"

  Selesainya latihan. Senja segera pulang karena kalau terlalu sore, biasanya jalanan di Bandung macet. Senja pun pergi menuju tempat parkir, ia berjalan dengan earphone yang ia pakai untuk mendengarkan lagu dari ponselnya.

"Woy!" Seru seseorang yang suaranya berasal dari arah belakang.

Senja yang mendengar samar-samar lalu membuka sebelah earphone nya. Ia membalikan tubuh karena ia rasa yang ada di tempat parkir ini hanya dia dan beberapa kendaraan. Seseorang dengan sepeda BMX yang ia tumpangi lalu mensejajarkan jalannya.

"Kenapa?" Tanya Senja sedikit risih.

"Lo cewek yang tadi di sekolah gue kedipin, kan?"

"Gak penting." Senja membuka pintu mobilnya, ia hendak masuk namun cowok yang memakai kaus hitam itu menahan. "Bentar!"

Senja memutar bola matanya malas. "Penting banget ya buat lo? Lo siapa?"

"Ketus banget sih! Gue kan cuman nanya lagian kita satu sekolah?"

"Terus? Mau lo apa? Sksd banget lo?"

"Ikut dong, gue capek kalo ke rumah naik sepeda,"

"Terus sepeda lo?"

"Simpen di bagasi juga muat."

"Dih, ogah! Gak sudi mobil gue lo tumpang!"

Senja yang malas berdebat lalu masuk kedalam mobil, menutup dan mengunci pintunya. Ia mulai melajukan mobilnya dan pergi meninggalkan Arsen begitu saja. Arsen menatap kepergian mobil dari cewek ketus itu dengan tatapan sebal.

"Awas aja, lu pasti suka sama gue!"

Arsen mengayuh sepedanya dan pergi menyusuri jalanan. Nampaknya seorang Arsenio tertarik, tapi masih tertarik sebagai teman. Arsen pikir Senja cewek yang berbeda. Maksudnya, disaat cewek-cewek lain tertarik pada nya sejak pandangan pertama, Senja justru terlihat tak ada rasa tertarik atau terpesona sama sekali dengannya. Lagi pula Senja juga cantik, tipe Arsen banget.

***

Gimana buat part ini?😁

Mohon maaf jika kesalahan penulisan atau typo, buat kritik dan sarannya boleh di comment ya guys! Oh ya, jangan lupa vote dan like nya juga..

Follow akun wp nya author yaa
IG nya juga: @rivanishfs

Sekian untuk part kali ini, thankyou..

Badboy: ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang