02

26 6 5
                                    

Kantor DND Media, Kota Seoul

•••

Baru setengah jam setelah artikelnya dirilis, media sosial terlihat ricuh dengan pemberitaan terbaru yang ditulisnya. Im Yeori menyertakan keterangan alamat palsu soal pusat penyebar obat-obat terlarang yang belakangan dicari-cari oleh polisi. Membuat para wartawan dari berbagai media berdatangan untuk meliput gudang yang sudah ditandai oleh garis polisi tersebut.

Im Yeori tersenyum puas, sekarang  seluruh stasiun TV dan siaran Radio ikut serta membahas berita ini. Selagi semua orang sibuk dengan berita penangkapan terbesar ini, Detektif Choi dan timnya sudah bersiap tak jauh dari gudang obat-obat terlarang yang sesungguhnya.

Katakanlah Im Yeori sudah menipu semua orang, tapi hal itu bukan hal yang salah, bukan?

Untuk melancarkan serangan, dibutuhkan strategi yang matang. Boleh jadi media saingannya mengira Im Yeori begitu bodoh untuk membeberkan lokasi target begitu saja, dan itu juga bagian dari rencananya.

Semuanya tampak seperti rencana yang hebat. Detektif Choi menyewa seorang hacker untuk menyabotase kamera pengawas di sekitar gedung target, yang sebentar lagi akan mendapatkan akses keseluruh kamera pengawas di dalam gedung.

Setelah berbulan-bulan pengejaran, akhirnya mereka sudah sampai didepan pintu rumah sang penjahat besar. Dan tentunya, DND Media tidak mau kehilangan mangsa besar ini begitu saja.

Dan sekarang, setelah menyadari bahwa Event Berkirim Surat Pada Idol yang harus didatanginya hampir berlalu, Im Yeori terpaksa mendengarkan beberapa patah kata dari Kepala Divisi yang memuji kinerjanya dalam menaikkan intensitas perusahaan dengan hati meringis.

“Saya hanya melakukan pekerjaan saya, Pak”

Gadis itu memaksakan senyum, melirik jam dinding dengan cemas. “Bisakah—”

“Aku sudah meminta Jeong Dal Su untuk pergi ke sana, tapi tampaknya Detektif Choi tetap ingin kau pergi”

Im Yeori menarik napas dalam-dalam begitu atasannya itu lanjut berbicara. Dalam hatinya dia mengerang dan menyesal karena tidak langsung kabur setelah selesai dengan pekerjaannya.

“Maaf Pak Kepala, saya masih punya urusan mendesak lainnya. Jika Dal Su-ssi sudah ada di sana, berarti tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan” ujar Im Yeori, menolak permintaan atasannya tersebut.

Kepala Divisi menatapnya lamat, tak bisa memaksa. Im Yeori adalah seorang Jurnalis lepas yang bekerja pada jamnya sendiri. Bukan karena tuntutan kantor atau permintaan seseorang.

“Memang sulit baginya. Detektif Choi tidak pernah percaya pada siapapun” tuturnya, “kalau begitu, silahkan. Kau bisa pergi sekarang”

Tangannya terulur, mengizinkan Im Yeori untuk keluar dari ruangan. Tanpa berlama-lama lagi, gadis itu mengambil langkah seribu menuju lapangan parkir dan membawa mobilnya menuju tempat tujuan.

Setelah belasan menit yang sangat memicu adrenalin, Im Yeori turun dari mobil. Jantungnya semakin berdegup tak keruan saat berlarian menuju loket antre dengan tanda CL Entertainment di lantai 3 Mal Seoul yang sudah kosong.

Benar saja, dia terlambat. Seluruh tiket akses sudah habis dan surat kecil beraroma stroberi ditangannya menjadi hal paling tak berguna di dunia ini.

Bahkan konyol.

Im Yeori tetap melangkah menuju loket, bertanya apakah dirinya masih bisa mendapatkan sebuah tiket pada seorang perempuan pekerja disana.

“Maaf Nona, semua tiketnya habis kurang dari 15 menit”

Sepucuk Surat Untuk Baekhyun [COMPLETED]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang