Awal Kisah

9 0 0
                                    

*kringg..kringgg*. Suara jam weker Dito berbunyi tepat pukul 5:30 pagi. Hari itu adalah hari pertama ia masuk sekolah setelah libur semester berakhir. 

Masih di sekolah yang sama dengan Dhea. Pagi itu ia bergegas bangun kemudian mandi. Memakai seragam, kemudian mengambil bekal yang telah disiapkan ibunya di meja.

"Loh, Dito. Sarapan dulu. Itu rotinya mama lebihin. Ada pakai meses cokelat sama selai stroberi."

"Iya ma. Dito masukin bekal makan aja ya! Biar bisa dimakan sama Dhea juga di sekolah."

"Yaudah kalau gitu. Diminum dulu susunya."

Setelah memasukkan sisa roti yang ada di meja dan menghabiskan segelas susu cokelat hangat tadi, Dito bergegas berangkat bersama dengan sepedanya.

"Jangan lupa topi sama dasiii!" teriak mama Dito mengingatkan karena hari ini adalah hari Senin yang selalu diawali dengan upacara bendera. 

Dito kini sudah duduk dibangku kelas 3 SD. Ia masih setia berangkat ke sekolah dengan sepeda kesayangannya, yang adalah hadiah ulang tahun dari ayahnya. Ia pun mengayuhkan sepedanya menuju sekolah melewati rumah Dhea.

"Dheaa..Dheaa! Ayo sekolaaah." teriaknya dari luar

Dari dalam rumah, Dhea yang masih sarapan dengan ayah dan ibunya pun mendengar dan menjawab

"Iyaaa bentar lagii aku berangkaaat!" teriak Dhea

"Dito rajin banget ya, Dhe. Jam segini udah berangkat sekolah. Naik sepeda lagi." ujar ibu Dhea

"Dito mah emang gitu, ma. Suka banget naik sepeda. Gatau deh kenapa. Dhea juga heraan."

"Padahal papa juga sering ajakin buat berangkat bareng. Tapi dia gamau." jelas Dhea


Pagi itu tepat pukul 6:45 pagi Dito telah sampai di sekolah. Tampak dari kejauhan, halaman sekolah mulai ramai anak-anak berbaris untuk upacara bendera. Dito pun segera memarkir sepedanya dan tak lupa menguncinya. Jaga-jaga siapa tahu ada yang jahil memindahkan atau mengambil sepedanya. Hari itu pagi cukup terik. Matahari pagi nampaknya ingin memberi anak-anak vitamin D yang super, hingga panasnya tak terbendung. 

Sembari berjalan menuju kelas, Dito berpapasan dengan beberapa teman-temannya yang sedang bingung karena lupa membawa topi dan memakai dasi. Sesampainya di kelas, ia segera meletakkan tasnya di meja lalu mengambil topi. Setelah itu ia bergegas menuju lapangan untuk mengikuti upacara. 

Dari kejauhan ia mendengar suara derap kaki anak sedang berlari. Saat sudah di depan pintu menuju keluar, tak sengaja ia dan anak yang lari tersebut bertabrakan.

"Aduuhh" ucap Dhea kesal

"Huh..sori sori Dhe. Kamu tadi lari-lari sihh" bela Dito sembari membantu Dhea berdiri

Dhea tidak menjawab dan segera bergegas masuk ke kelas untuk meletakkan tasnya dan ia menghampiri Dito yang sedang memperbaiki bajunya.

"Iyaa maaf juga. Aku kira udah terlambat. Ke lapangan bareng yuk!" ajak Dhea akhirnya. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 02, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Laguku UntukmuWhere stories live. Discover now