Non Stop

32 2 0
                                    

Memasuki rumah seorang penjahat gak pernah ada di wishlist Dias. Karena wish list Dias adalah collect PhotoCard bias ehehe. Apalagi sama seorang polisi dimana Dias juga bakal terancam kalo ketauan.

Setelah mengendap-endap mereka berhasil masuk ke dalam halaman samping rumah. Ada satu jendela ventilasi yang sudah bolong dan usang. Dias menoleh ke arah Jaehyun takut-takut.

Jaehyun seperti mengerti dengan tatapan Dias kemudian berjongkok. "Nih, beratnya gak lebih dari 2 ton kan?"

"Buset. Tronton kali." Dias menaiki pundak Jaehyun takut-takut kemudian masuk melewati ventilasi. Bukk! Dias agak terjatuh saat turun dari ventilasi dan ternyata dia memasuki sebuah gudang dengan penuh tumpukan kardus. Pelan-pelan dia mengedarkan pandangannya untuk mengecek situasi dan hasilnya aman. Jaehyun turun dari ventilasi tapi pijakan kakinya menyebarkan beberapa debu yang mengenai tubuh Dias dan juga wajahnya hingga dia harus menahan untuk bersin namun matanya tetap kelilipan. Untungnya dia memakai masker sehingga debu itu tidak terlalu memberikan efek padanya.

"Thanks!" ucapnya ketus.

Jaehyun terkekeh pelan memperlihatkan lesung pipitnya. "Maaf." jawabnya singkat. Mereka terdiam beberapa saat karena situasi terlalu hening. Seakan bingung harus apa, Jaehyun menunjuk-nunjuk pintu dengan isyarat. Anehnya Dias mengangguk paham, yahh.. kurang lebih artinya saya-mau-ngecek-situasi-kamu-disini-aja. 

Dan Dias membalas dengan isyarat, oke-tenang-aja-saya-dibelakang-gak-mau-ikutan-ntar-saya-ketangkep.

Jaehyun mengernyitkan dahi. Sepertinya tidak paham karena isyarat Dias lebih kayak lagi ngajarin anak kecil buat main. Dias menepuk dahinya, baiklah dia lupa dia berhadapan dengan seorang detektif Jaehyun bukan Haechan temen sesama absurdnya. Dias hanya mengisyaratkan untuk cepat dengan mengibas-ngibaskan tangannya. Jaehyun pun mengangguk. Entah kenapa mereka jadi cocok buat ber-partner dalam situasi genting seperti ini? Jaehyun mengintip dari daun pintu yang dia buka sedikit. Tak ada tanda-tanda kehidupan apapun membuat Dias sedikit kepo. Dia berusaha untuk ikutan mengintip namun nihil hingga tiba-tiba seseorang lewat membuat Dias terkesiap. 

Jaehyun mengisyaratkan telunjuk di jarinya untuk diam. Karena suara syok Dias agak sedikit keras kemudian dia menutup mulutnya. Jaehyun kembali mengintip 

JREENG! 

Sebuah mata menatapnya membuat Jaehyun mundur. 

MEREKA KETAUAN??

***

Dias hanya pasrah mendadak dirinya jadi diikat bersama Jaehyun seperti ini. Haduh.. ni detektif gak bisa berantem apa? Kok diam saja pasrah diikat?

"Sedang apa kalian?? Kalian ingin mencuri??" teriak seseorang itu. Wajahnya sama sekali tidak menyeramkan, hanya berusaha mengancam namun Dias sama sekali tidak takut. Hm? Apa katanya? Mencuri? Baiklah dia lebih baik tertangkap sebagai pencuri daripada hacker yang lagi ngejalanin tugas buat cari tahu urusan klien. 

"Lepaskan dia. Dia tidak ada urusannya dengan kalian." jawab Jaehyun berat.

Dias menoleh. Namun dia tidak berani menjawab atau mengeluarkan suara. Dia takut jika mereka berusaha membuka masker Dias. 

"Mana ada? Kalian saja datengnya barengan. Hey kamu! Diam saja! Jawab! Kalian ini berusaha mencuri?! Jangan harap kamu bakal lepas gitu aja!" Kali ini yang bertubuh agak gempal menyahut. Dias mengamati kedua orang ini, dari gerak-geriknya sepertinya mereka agak ketakutan. Lelaki bertubuh gempal itu walaupun mengancam namun suaranya bergetar. Bahkan dia memasukkan tangannya ke dalam kantung celana karena sedikit gemetaran. 

Dias menoleh lagi. Jaehyun hanya diam saja?? 

"Lepaskan masker cewek itu! Daritadi hanya diam saja! Siapatau mulutnya tersumpal."

Detective Team Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang