Happy reading my first cerpen:))
Jam istirahan telah berbunyi lima menit yang lalu. Seorang gadis cantik baru saja beranjak dari kelasnya menuju taman belakang sekolah yang jarang dikunjungi murid-murid disekolahnya.
Gadis itu bernama Aiza Larasati. Ia sedang merenung memikirkan desiran tiba-tiba dihatinya kala sahabatnya memberi perhatian padanya. Padahal sudah biasa sahabatnya itu memberikan perhatian kepada gadis itu, namun sekarang rasanya berbeda. Ada rasa senang yang menggebu dalam hatinya dan detak jantungnya memompa dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Aiz" Aiza terkesiap mendengar seseorang memanggil namanya. Panggilan itu hanya diucapkan oleh satu orang saja, yaitu Rayyan Adiputra. Sahabat karibnya sedari kecil.
Detak jantung Aiza kini kembali memompa dua kali lebih cepat dari biasanya dan gugup melanda Aiza.
"Emm eh, Rayi kok kesini kan tadi katanya mau ke kantin?" Ucap Aiza berusaha menetralkan suara dan rasa gugupnya.
"Gak jadi, males" Ujarnya.
Aiza ber-oh ria, dalam hatinya ia senang Rayyan berada didekatnya. Namun, tak baik bagi kesehatan jantungnya.
Bayang-bayang perhatian Rayyan tadi, terngiang di pikirannya. Dimana tadi Rayyan meminjamkan bolpoinnya kepada Aiza. Mamang hal biasa seorang teman atau sahabat meminjamkan bolpoin. Tapi, tak tau kenapa ada rasa senang dan merasa sahabatnya memperhatikannya disaat Aiza lupa membawa bolpoin. Padahal dimata orang lain Rayyan hanya memberikan bolpoinnya. Tapi Aiza baper dengan hal itu.
*********
Hari demi hari telah Aiza lalui dengan menahan semua rasa yang ada dalam hatinya untuk Rayyan. Bahkan rasa cemburunya jika Rayyan dekat dengan perempuan lain hati Aiza terasa sesak. Tapi Aiza harus bisa menyembunyikannya. Ia tak mau persahabatannya hancur gara-gara rasa cinta hadir dari satu pihak.Sore ini Aiza dan Rayyan berada di rumah Putri-teman sekelasnya. Mereka berdiskusi mengenai tugas kelompok yang diberikan guru. Namun disela berdiskusi Aiza memperhatikan Rayyan yang sedang memperhatikan Putri dengan tatapan yang berbeda dari tatapan biasanya. Tatapan itu seperti tatapan Aiza kepada Rayyan.
Apakah Rayyan menyukai Putri? Apa Rayyan tidak menyukainya? Apa Rayyan akan berjuang mendapatkan Putri dan melupakan Aiza sebagai sahabatnya? Tapi rasanya tidak mungkin Rayyan melupakannya. Rayyan bukan tipe lelaki yang melupakan seorang sahabat. Namun banyak pertanyaan dan asumsi Aiza kepada Rayyan namun tak mampu untuk bertanya. Aiza tidak siap jika ia bertanya dan jawabannya sama dengan apa yang ia bayangkan.
"Za, kira-kira aku sama Putri cocok gak?" Tanya Rayyan dijalan pulang dari rumah Putri.
Hati Aiza terasa seperti dihimpit oleh dua batu besar, sangat sesak. Air matanya tiba-tiba mengalir di pipinya, untung saja Rayyan tidak melihatnya karena Aiza sedang di bonceng Rayyan di motornya. Aiza menunduk "Co-cocok kok Ray, cocok banget malah. emang kenapa kok tiba-tiba nanya gitu?" Bodoh, sangat bodoh pertanyaan macam apa yang diberikan Aiza. Pasti jawabannya adalah ya. Tapi Aiza hanya ingin memastikannya, bisa saja Rayyan hanya bercanda atau apalah.
"Yang bener? Hmm gatau, tapi rasanya seneng aja kalo deket Putri, jantungku juga susah untuk dikendalikan kaya kena serangan jantung gitu" Rayyan terkekeh dengan ucapannya. Sedangkan Aiza berusaha menahan dirinya untuk tidak menangis lebih keras.
"Sama kaya aku ke kamu Ray, aku juga seneng deket kamu, apalagi hati aku. Rasanya nyaman walau kadang jantung ku berdetak lebih cepat dan membuat aku gugup tapi aku seneng deket kamu" ingin sekali Aiza mengutarakan perasaanya namun ia tak sebodoh itu mengutarakan perasaannya. Aiza tak mau membuat Rayyan kepikiran dengan perasaannya. Ia juga takut persahabatannya akan hancur.
******
Enam bulan lamanya Aiza merasa sulit memendam rasa cintanya kepada Rayyan. Dan sore ini ditaman Aiza berniat untuk jujur kepada Rayyan akan cintanya, persetan dengan dampak yang akan terjadi. Tapi semiga saja Rayyan bisa berfikir dewasa mendengar pernyaan dari Aiza.
Rayyan telah berada di samping Aiza duduk dengan tenang dan bertanya "Ada apa Aiz? Gak biasanya ngajak ketemu ditaman" Ucapnya mengawali pembicaraan.
"Oh emm itu" Aiza sangat gugup, rasa takut Rayyan membencinya hinggap di pikirannya.
"Ada apa za? Ada masalah, cerita aja gak papa" Ujarnya menenanangkan.
"Sebelumnya maaf Ray dan jangan marah" Rayyan menyerinyitkn dahinya bingung.
"Maaf karena aku, emm aku suka sama kamu" Cicitnya pelan, untungnya Rayyan mendengar pengakuan Aiza dan tersenyum.
"Kalo bicara jangan sambil nunduk Aiz" Ucapnya sambil mengusap kepala Aiza."Aku gak marah kok Za, aku bahkan udah tau kamu suka sama aku" Aiza mendongkak menatap wajah Rayyan bingung pasalnya ia tak pernah memberitahu siapapun tentang perasaannya.
"Tau dari mana Ray?" Tanyanya Aiza was was.
"Tau lah kan aku sahabat kamu Za" Ucapnya dengan nada bercanda. "Dari gelagat kamu, sikap kamu, bahkan dari oandangan kamu aku tau Za, bukannya aku ke PD an tapi nyatanya emang benar kan?" Aiza terdiam mencerna perkataan Rayyan.
"Tapi, maaf Za aku gak bisa balas perasaan kamu, aku udah suka sama cewek lain, kamu juga tau Za" Lanjutnya dengan raut sedih.
"Gak papa kok Ray" Aiza mengulas senyumnya walaupun rasanya sangat sakit tapi ia tak boleh egois mementingkan perasaannya.
"Sekali lagi maaf ya Za" Ucap Rayyan tulus.
"Gak papa Rayi, udah sekarang kejar cinta kamu sampe dapet" Rayyan tersenyum. Aiza bukan sosok perempuan yang memaksakan perasaan orang lain, cukup ia yang mencintai karena Aiza tau, cinta bukan berarti memiliki tapi cinta itu memberi tanpa harus memiliki.
"Jangan lupa kalo udah jadian traktir makan sepuasnya ya Ray" Ujarnya sambik tertawa.
"Iya siap bos" ucap Rayyan memberi hormat. "Tapi boong kyaaaa" Keduanya tertawa melupakan hal yang kurang menyenangkan tadi dengan sebuah lelucon yang mereka ciptakan tanpa mengungkit kembali ungkapan rasa dari Aiza.
Sore ini mereka habiskan untuk friend time karena akan jarang sekali masa-masa mereka bisa bersama. Mereka akan fokus dengan apa yang mereka ingin capai dan mereka dapatkan untuk cinta dan masa depan.
Aiza tidak menyesal telah mengutarakan rasa suka nya terhadap Rayyan bahkan ja sangat lega telah menyatakannga karena Aiza telah menyiapkan mental serta fisiknya agar bisa menerima sebuah kenyataan yang tentunya pahit untuk ia dengar. Tapi setidaknya tidak ada hal yang Aiza sembunyikan dari Rayyan.
Aiza berfikir "Matahari saja yang besarnya melebihi bumi dan cahayanya menyinari bumi menitipkan bulan pada bintang tanpa meninggalkan kewajibannya memberikan cahaya untuk bulan. Apalagi dirinya hanya manusia biasa yang banyak sekali kekurangan, ia harus bisa menerima kenyataannya"
Aiza yakin suatu saat Tuhan akan memberikan cinta yang terbaik untuknya. Mungkin Rayyan adalah yang terbaik. Tapi, bukan terbaik untuk menjadi peran utama dalam kisah cintanya melainkan dalam persahabatannya.
Maksih udah mampir:))
![](https://img.wattpad.com/cover/223400129-288-k692891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen I star
Teen FictionKumpulan Cerpen Insya alloh kalo bisa dan banyak yang req, cerpennya akan di jadiin Cerbung Happy reading my cerpen