19 - Mulai Terbuka?

4.4K 656 353
                                    

Kini Yeonjun tengah berbahagia. Berdasarkan laporan yang dibuat oleh karyawannya, kondisi perusahaannya kini dapat dipastikan pulih—kembali seperti semula. Bahkan, penjualan pun semakin meningkat.

Dapat diakui, ini semua berkat bantuan dari mertuanya, Min Yoongi. Yeonjun benar-benar bersyukur atas semua ini. Ia benar-benar akan berterima kasih pada Yoongi saat bertemu dengannya nanti.

"Seneng banget kayaknya. Ada apa sih, Om?" tanya Haru yang tiba-tiba saja datang menghampirinya ke ruang kerja.

Yeonjun yang ditanya pun mengalihkan pandangannya dari layar komputernya. Maniknya kini terfokus pada Haru yang masih setia menatapnya penuh tanya.

Senyumannya tak luntur sedikit pun. "Makasih, Haru." Lelaki itu bangkit berdiri dan dengan secepat kilat beralih menghampiri Haru dan kemudian memeluk gadis itu.

Haru kebingungan. Batinnya bertanya-tanya karena tiba-tiba saja Yeonjun berterima kasih dan memeluknya seperti ini.

"Om, kenapa sih? Peluk-peluk lagi, lepasin ih," ucapnya mendorong tubuh Yeonjun agar menjauh.

Meskipun diperlakukan seperti itu, Yeonjun tetap tersenyum. "Perusahaan aku sekarang ini mulai membaik, Haru. Makasih karena kamu udah bantu aku," ucap Yeonjun yang kemudian kembali mendudukkan diri di kursi kerjanya.

"Ohh, kirain kenapa. Iya, sama-sama, ambil aja kembaliannya." Setelahnya Yeonjun kembali berkutat dengan komputernya dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya.

Haru hanya terdiam menatap Yeonjun dan bergeming dalam posisinya. Bibirnya melengkung ke bawah, merasa sebal karena eksistensinya diabaikan oleh Yeonjun. Ia menghentakkan kakinya, mencari perhatian dari Yeonjun.

"Kamu tuh ngapain sih? Berisik, Haru. Aku lagi kerja loh ini," ucap Yeonjun mencoba bersabar.

Haru yang akhirnya mendapatkan perhatian darinya pun tersenyum girang. "Aku bosen, Om. Eh maksudnya, Jun. Kita ngapain kek gitu, yuk?" ajaknya sembari menarik-narik lengan Yeonjun.

"Mau ngapain emangnya? Kamu udah sembuh? Udah gak pusing?" tanyanya yang kemudian kembali berdiri. Pekerjaan kini ia nomor duakan. Sepersekian detik kemudian, tangannya terulur untuk mengecek suhu tubuh Haru.

Ternyata suhunya sudah tidak sepanas kemarin. Dan terlihat pula gadis itu sudah lebih sehat, wajah pucatnya kini sudah menghilang. Pantas saja, sedari tadi ia mulai rewel lagi—berceloteh seperti biasanya.

"Masih pusing sih. Tapi sedikit, sedikittt banget," balasnya dengan jari telunjuk dan ibu jari yang di dekatkan.

"Ya udah, nonton film kesukaan kamu aja sana. Aku masih harus ngerja—"

"Gak mau! Aku bosennnn. Gimana kalo kita main? Ya? Ya? Ayo dong, temenin aku," pintanya dengan bibir yang dimajukan. Kalau sudah begini, Yeonjun mana bisa menolaknya.

"Mau main apa? Mau main di kamar? Yuk, siap sedia," ucapnya yang langsung membuat alis Haru menukik tajam. Pukulan keras pun ia terima di lengan kirinya.

Yeonjun terkekeh, setelahnya ia berucap, "Bercanda, Sayang." Lagi-lagi satu pukulan ia terima, membuatnya meringis cukup merasa kesakitan.

"Kamu minta ditabok banget, ya?!" kesal Haru, masih dengan alis yang terangkat.

"Minta cium sih maunya, cuma kamunya pasti mar—"

"YEONJUN!" teriak Haru memukuli dada lelaki di hadapannya.

Bukannya meringis kesakitan, lelaki itu malah terbahak-bahak. "Tuh kan, juga belum selesai aku ngomong. Kamu udah marah begini," ucapnya seraya menangkap kedua tangan Haru.

Our Fate • Choi Yeonjun [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang