words count: 2240
warning!
slight abusive content...
Pagi itu, di hari Senin yang cerah, Peter dan Ned tengah berbincang asyik mengenai lego Death Star terbaru yang baru saja Ned dapat beberapa hari lalu. Dengan antusias, pemuda itu mengajak Peter untuk datang ke rumahnya dan menyusun lego itu bersama.
"You wanna come?" tanya Ned.
Saat hendak menjawab, seseorang menabrak bahu Peter dari belakang. Orang yang menabrak itu berlari dengan diikuti beberapa temannya ke arah kerumunan di ujung lorong. Otomatis, perhatian keduanya ikut tertuju ke arah kerumunan tersebut dimana samar-samar terdengar suara sorakan dari sana.
"What happened there?" Tanya Ned tanpa menatap Peter.
"I don't know, maybe a fight or something," jawab Peter.
Karena penasaran, mereka memutuskan untuk memperhatikan lebih dekat. Semakin mendekat, semakin jelas pula kejadiannya. Dan benar saja, di tengah-tengah kerumunan, terdapat dua orang yang tengah berkelahi. Dan yang berhasil menyita perhatian Peter adalah salah satu dari mereka adalah perempuan dan orang yang ia lawan adalah Flash yang notabene-nya seorang ukang bully.
Sorakan semakin keras ketika si perempuan berhasil men-tackle Flash ke lantai dan mengunci pergerakannya. Sebelum perkelahian berlangsung lebih jauh, suara peluit terdengar dari kejauhan tanda guru akan turun tangan.
Murid-murid disana pun bersorak kecewa dan mulai berlalu pergi, meninggalkan Flash dan sosok perempuan itu di tangan guru konseling. Sebelum berlalu pergi, Peter sempat melirik ke arahnya. Memar kebiruan menghiasi pipi kirinya bagai sebuah noda cat, ujung bibirnya yang robek mengeluarkan sebercak darah dan cepat cepat dihapus oleh perempuan itu dengan menggunakan lengan hoodie-nya. Tatapannya yang kosong asyik menatap lantai.
Saat hendak digiring ke ruang konseling, perempuan itu sempat berpapasan dengan Peter dan mereka menjalin kontak mata. Iris [Eyecolor]-nya melirik tajam ke arah Peter sebelum akhirnya kembali menatap ke arah depan, menyerap mentah-mentah keluhan guru konseling mengenai hal bodoh yang baru saja ia dan Flash lakukan. Meninggalkan Peter yang berdiri mematung disana.
"She's pretty scary," ujar Ned disebelahnya, ikut mematung menatap ke arah mereka yang berjalan menuju ruang konseling. Peter seketika mengerutkan dahinya.
"You know her?" Tanyanya.
"Mate, let me tell you. Dia satu kelas dengan kita di mapel Fisika dan bahasa. Dia hanya terlalu sering membolos, wajar jika kau tak tahu. Dan dia bukan tipe orang yang mau kau ajak cari masalah, kecuali jika kau ingin berakhir di ruang kesehatan," jawab Ned sambil mengangkat bahu. Mereka melanjutkan perjalanan ke arah kelas untuk pagi ini.
"And, what's her name?"
"[Fullname]."
***
Saat kelas bahasa tengah berlangsung, Peter tak bisa berhenti memikirkan sepasang manik [Eyecolor] yang menyorotnya barusan. Ia merasa seperti ada emosi yang bercampur aduk dari baliknya yang secara gamblang ia tunjukkan hanya dari sebuah tatapan. Harus ia akui, itu membuatnya sedikit penasaran dan yah, terpesona.
Sebelum kelas dimulai, Ned sempat bercerita sedikit mengenai [Name], gadis yang sering orang-orang anggap sebagai preman sekolah karena sering bermasalah entah atas dasar senang membolos, berkelahi, merokok, hingga rumor yang menyebar bahwa ia adalah seorang drug dealer merupakan poin utama yang membuatnya seakan pantas untuk menyandang title tersebut. Ia juga sering datang ke sekolah dengan tubuh yang dipenuhi dengan bekas luka lebam tanpa diketahui penyebabnya, sehingga orang-orang langsung berkesimpulan bahwa ia suka berbuat onar bahkan di luar jam sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/213076484-288-k940043.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐐𝐔𝐀𝐂𝐊𝐒𝐎𝐍.
Fanfiction⎷𝗔 𝗣𝗘𝗧𝗘𝗥 𝗣𝗔𝗥𝗞𝗘𝗥 𝗜𝗠𝗔𝗚𝗜𝗡𝗘𝗦. ❝ could you stop being so adorable for a sec? ❞ //𝘰𝘯𝘦𝘴𝘩𝘰𝘵. //𝘴𝘭𝘰𝘸 𝘶𝘱𝘥𝘢𝘵𝘦. [ includes tom holland imagines but i mostly write peter's. ] i just own plot and oc's in this work.