01. Spiderman Crush [PP]

1.3K 161 33
                                    

Words count: 1592

...

"Hey, [Name]. Ada apa? Wajahmu memerah asal kau tahu," ujar Diana sambil menatap heran ke arah [Name]. Kedua temannya yang lain pun ikut menoleh, membuat [Name] seketika salah tingkah.

"Berhenti menatapku seperti itu," seru [Name] sambil menyedot sodanya dan berpura-pura bermain ponsel. Diana dan Billie saling bertukar pandang, menyeringai ke arah satu sama lain. Tori yang duduk disamping [Name], susah payah menahan tawanya sampai-sampai tersedak air liurnya sendiri.

"Astaga, [Name]. Kenapa kau tak pernah cerita pada kami kalau kau menaruh hati pada siluman laba-laba itu?" Cetus Billie.

Sebuah kentang goreng melayang dan jatuh tepat mengenai dahi gadis berambut semak itu. Billie mangaduh pelan sambil menatap sinis ke arah [Name]. Gadis itu membalas tatapan Billie dengan tak kalah sengitnya.

"Jangan memanggilnya seperti itu, atau kau mau rambut semakmu itu ku cukur habis, hah?" Ancam [Name] sambil melipat tangan.

Billie hanya memutar kedua bola matanya sambil bergumam 'jingin miminggilnyi sipirti iti bla bla'.

"Kau ini benar-benar, ya!"

[Name] bangkit dari bangkunya dan hendak mengacak-acak rambut Billie, namun ia kalah cepat karena gadis itu sudah menghindar duluan. Terjadilah aksi kejar-kejaran di area cafetaria sekolah. Orang-orang yang berada disana sontak bersorak sorai, meriuhkan keadaan.

Jika dibandingkan dengan Billie, pergelangan kaki [Name] lebih terlatih untuk diajak lari, hal itu karena ia adalah salah satu anggota tim basket putri sekolah, termasuk Tori. Tinggal sedikit lagi hingga ia meraih Billie, [Name] justru menubruk tubuh seseorang hingga jatuh tersungkur ke lantai.

[Name] mengerang pelan sambil menyumpah serapahi Billie karena tindakan menyebalkannya barusan, sampai-sampai [Name] tak sadar bahwa ia tengah menindih orang yang ia tabrak barusan.

"[N-Name]?" Ujar sebuah suara.

Gadis itu menoleh ke sumber suara, yang tepatnya berada di bawahnya. Mata [Name] melebar ketika mendapati Peter Parker-si bocah kutu buku yang satu kelas dengannya di kelas Kimia-saat ini berada di kondisi tertindih tubuhnya.

[Name] menatap lekat ke arah pemuda itu, mengagumi sejenak struktur wajahnya. Begitu juga dengan Peter yang balik menatap intens ke arah [Name]. Aroma mint menyerbak ke indra penciuman gadis itu. Peter benar-benar harum, ia suka.

"Cute," gumam [Name] tanpa sadar.

Sadar dengan apa yang ia ucapkan, cepat-cepat gadis itu menyingkir dari Peter dan bangkit berdiri. Wajahnya sontak memerah tak karuan. Ia berdiri disana, mengalihkan pandangan agar sebisa mungkin tidak bertemu pandang dengan Peter.

"Wow, aku yakin itu tadi bakalan sakit," celetuk Michelle yang entah muncul darimana. Ned yang berdiri di samping Peter menganggukan kepalanya setuju.

"Um, i'm sorry, Peter. I didn't see you there," ujar [Name] seraya menundukan kepalanya.

"I-Its fine. It was nice actually. Wait, what? No. Its not what i mean, i just-. Okay, maybe i should stop talking."

Billie, Diana, dan Tori datang menghampiri [Name]. Billie bersembunyi di balik punggung Tori, sesekali memainkan rambutnya karena takut melihat reaksi [Name] nantinya.

"Hey, what happened? You guys are blushing like a mess," tanya Tori sambil menatap penasaran ke arah [Name] dan Peter. Ditanyai seperti itu, keduanya semakin salah tingkah. Ned dan Michelle saling berpandangan, lalu memutar bola mata jengah.

𝐐𝐔𝐀𝐂𝐊𝐒𝐎𝐍.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang