Sebuah Takdir

1.8K 161 42
                                    

Sasuke berusaha mengatur nafasnya yang mulai ngos-ngosan.
Matahari sudah mulai naik tepat diatas kepala membuat suhu panasnya terasa membakar kulit.

Sasuke mengelap peluh dan berjalan ke pinggir lapangan untuk mengambil minumannya.

Dicukupkan latihannya untuk hari ini.

Jakunnya bergerak naik turun seiring air yang masuk membasahi kerongkongannya.

Pikirannya melayang pada beberapa hari yang lalu, tentang fakta baru yang diketahuinya, bahwa rekan perempuan satu-satunya di tim 7 sudah menikah dengan ninja elit klan Hyuuga sembilan tahun yang lalu.

Perasaan sesak kembali menggelayutinya kala ia ingat perkataan Naruto tempo hari.

---

"Bagaimana bisa kau tidak memberitahuku apapun!" Sasuke gusar menatap sahabat pirangnya.

"Sudah kubilang. Banyak hal yang terjadi hingga kami terpaksa tidak memberitahumu.
Kami juga tak ingin mengacaukan konsentrasimu pada misi, Sasuke"

Kata-kata Naruto persis seperti kata-kata yang disampaikan Sakura beberapa saat yang lalu.

"Memangnya apa?! Apa saja yang terjadi?!" sungut Sasuke gusar.
Sorot mata yang biasanya tajam dan datar, sekarang menatap sahabat pirangnya dengan tatapan terluka.

Naruto menerawang. Menimbang, apa sebaiknya ia harus menceritakan semuanya.

Ia mengambil nafas dalam dan menghembuskannya.

Siap menceritakan kebenaran yang mungkin akan sedikit menampar perasaan Sasuke.

"Orangtua Sakura-chan sekarat setelah perang berakhir.
Mereka ingin putri mereka satu-satunya segera menikah dan berhenti bertindak bodoh untuk menunggu laki-laki yang sama sekali tidak memberinya kepastian."

Sasuke tertegun mendengar perkataan tegas Naruto yang seketika menohok hatinya.

"Sakura-chan menangis padaku saat itu. Ia masih berusaha untuk menunggumu sekali lagi, karena ia percaya kau pasti akan datang.
Tapi nyatanya kau tidak pernah datang."

Jeda sejenak.

"Sakura-chan bingung bukan main disaat orangtuanya memintanya untuk menikah sebagai permintaan terakhir mereka.
Datanglah keluarga Hyuuga yang ingin menjodohkan Neji dan Sakura-chan, Tsunade baa-chan juga mendukung keputusan Hyuuga. Bahkan Ino dan Hinata juga membantu membujuk Sakura-chan.
Walau akhirnya Sakura-chan marah hingga Kakashi-sensei turun tangan menenangkannya."

Sasuke masih terdiam mendengarkan penuturan sahabatnya.

"Setelah kondisi psikisnya sudah lebih baik, ia pun menyetujui pernikahan itu walau ia belum mencintai Neji. Begitupun sebaliknya."

Naruto menarik nafas dalam, dan melanjutkan ceritanya.

"Seminggu setelah pernikahan, orangtua Sakura-chan meninggal. Mereka berpesan padaku dan Neji agar selalu menjaga anaknya."

"Setelah menikahpun Sakura-chan masih sering menangis di ruangan hokage saat Kakashi-sensei masih menjabat.
Dia bilang Neji adalah suami yang baik, namun dia merasa bodoh karna tidak bisa mencintainya."

"Neji sekarat pasca penyerangan Otsutsuki Toneri waktu itu. Sakura-chan pingsan ketika diberitahu, dan terus menerus menyalahkan dirinya."

"Neji berhasil sembuh berkat pengobatan Byakugou Sakura-chan. Semenjak hari itu hubungan mereka membaik.
Hingga akhirnya Sakura hamil dan melahirkan Harumi."

A DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang