0.4

2.4K 323 26
                                    

 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Harusnya ia masih tidur dengan nyenyak, harusnya ia masih berada di alam mimpi, harusnya ia tak berada disini kalau bukan karena cowok menyebalkan disampingnya ini.

Jennie melirik sebal kearah Taeyong yang sedang mengelap keringat di sampingnya.

"Lo ngapain sih kak, nyeret gue kesini?! Gue masih ngantuk tau gak!" protesnya

Sedangkan Taeyong dengan santainya meminum air dalam kemasan hingga tersisa setengah.

"Gak baik cewek bangunnya siang, nanti gak dapet jodoh."

Jennie mengernyit mendengar omongan Taeyong. Gak nyambung!

"Daripada marah-marah, nih mending minum dulu. Gak capek apa dari tadi ngomel mulu?"

Cowok itu menyodorkan air mineral yang tadi ia beli. Jennie mengambilnya dengan sedikit kasar.

Gadis itu meneguk air dalam kemasan itu hingga setengah botol.

Taeyong tersenyum kecil melihat tingkah Jennie.

"Ya gimana nggak ngomel?! Orang lagi enak-enak tidur malah di paksa lari pagi! Ini tuh weekend, waktunya gue buat nge-date sama kasur sampe siang. Lo malah dateng-dateng lang--hmmp"

Karena gemas, Taeyong membungkam mulut Jennie yang sedari tadi tak berhenti mengomel dengan tangannya.

"Bawel banget sih, gue cium nih kalo masih ngomel juga." ancam Taeyong

Jennie melotot, segera ia menyentak tangan Taeyong lalu berdiri membuat jarak dengan cowok itu.

"Mesum lo! Gue teriak nih biar kak Taeyong di gebukin warga." Gadis itu membuat pertahanan dengan menyilangkan tangannya didepan dada.

Taeyong tertawa melihat reaksi Jennie, sedangkan gadis itu tertegun melihatnya. Jika diingat-ingat, baru kali ini ia melihat cowok itu tertawa.

"Becanda doang gue, elah udah kayak mau diperkosa aja lo." Cowok itu kembali meneguk air minumnya.

Dengan ragu, Jennie kembali duduk namun kali ini ia duduk di ujung kursi, menyisakan jarak antara dirinya dan Taeyong.

"Jauh amat duduknya, gue gak ada penyakit nular kok."

Taeyong berusaha menarik tangan Jennie agar duduk lebih dekat, namun Jennie dengan cepat menepisnya.

"Bukan mukhrim, jangan pegang-pegang." katanya galak.

"Yaudah, mau di mukhrimin sekarang nggak? Biar bisa pegang-pegang." Cowok itu menggoda Jennie dengan manaik turunkan alisnya.

Jennie memasang wajah sejutek mungkin. "Apaan sih?! Gak lucu tau nggak!"

Taeyong kembali tertawa karena tingkah Jennie, entah kenapa hari ini ia sering tertawa karena gadis itu.

Sementara Jennie menatap Taeyong bingung dan kesal.

"Kak Taeyong tuh kenapa sih? Aneh banget tau nggak."

"Huh? Aneh kenapa?"

Taeyong menoleh menatap gadis disampingnya yang sedang menatap lurus kedepan.

"Ya aneh aja. kita gak pernah ngobrol sebelumnya, jarang ketemu kalo bukan ada acara kampus, papasan dikampus juga gak pernah saling tegur sapa. Tapi setelah kejadian gue yang nggak sengaja nginjek hp lo, lo jadi kayak gini."

Jennie menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kalo lo kayak gini cuma buat minta ganti rugi, gue bakal ganti hp lo. Tapi gak sekarang." lanjutnya.

Kalau Jennie pakai sisa uangnya untuk mengganti ponsel Taeyong, itu sama saja dengan ia akan hidup kelaparan nantinya.

Karena itu, Jennie berniat untuk mencari kerja part time agar bisa mengganti ponsel Taeyong yang tidak sengaja ia rusak.

Tapi dalam hatinya, Jennie berharap kalau cowok disampingnya ini adalah orang baik yang mengikhlaskan ponselnya agar ia tidak perlu susah payah kerja sampingan.

Taeyong tersenyum mendengar ucapan Jennie.

"Iya, gue mau minta ganti rugi sama lo. Dan sebagai gantinya, lo harus jadi pacar gue." kata Taeyong santai.

Jennie menolehkan kepalanya dengan cepat menatap Taeyong.

"Lo kehabisan cewek atau gimana deh kak, enteng banget itu bibir ngomongnya." Jennie menatap kesal Taeyong.

"Pokoknya gue gak mau, mending gue ganti pake duit!" lanjutnya.

Taeyong menyandarkan punggunya, tangannya ia lipat didepan dada. Mata tajamnya terus menatap Jennie.

"Yaudah, kalo gitu ganti sekarang."

"Huh?" Jennie menatap bingung cowok yang menurutnya paling menyebalkan itu.

"Kan kata lo, lo gak mau jadi pacar gue dan mau ganti rugi pake duit. Ya udah mana duitnya." Taeyong menadahkan tangannya dihadapan Jennie.

"Y-ya gak bisa sekarang, kasih gue waktu abis itu gue janji bakal gangi rugi. Ya? Please.."

Gadis itu menatap Taeyong dengan puppy eyes-nya, jurus andalan yang biasa ia gunakan untuk membujuk orangtua-nya.

Namun Taeyong masih dengan tampang angkuhnya.

"Nggak bisa. Kalo lo mau ganti pake uang, ya harus sekarang. Tapi kalo nanti, lo harus jadi pacar gue sampe lo selesai ngumpulin duitnya."

Jennie menatap Taeyong tidak percaya. Ternyata cowok itu kejamnya bukan soal BEM saja, dengan cewek pun dia sekejam itu.

"Yah.. kok gitu sih kak, jahat banget. Diskon lah kak, nggak usah jadi pacar ya?" rengeknya.

Taeyong berusaha menahan tawanya, kemudian ia menggeleng tegas.

"Nggak ada tawar-menawar apalagi diskon." ucapnya tegas.

Gadis itu berdecak.

"Oke fine, gue jadi pacar lo. Tapi inget ya, gue bakalan cepet gantiin hp lo supaya bisa putus sama lo!"

Jennie menatap Taeyong kesal, sementara Taeyong tersenyum mendengar keputusan Jennie.

"Ya ya terserah lo. Nah sekarang, ayo kita pulang pacarku."

Taeyong menarik tangan Jennie berdiri lalu menggandengnya meninggalkan taman dekat apartement pacarnya.

Taeyong menarik tangan Jennie berdiri lalu menggandengnya meninggalkan taman dekat apartement pacarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



b l a c k r u b y 9 6

publish: 23 april 2020

Besok lebaran nihh

Minal aidzin wal faidzin🙏🏻

Mysterious Boyfriend | 𝓙𝓮𝓷𝔂𝓸𝓷𝓰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang