0.9

1.8K 295 11
                                    

Jennie menatap malas wanita paruh baya yang tak lain adalah Mama-nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jennie menatap malas wanita paruh baya yang tak lain adalah Mama-nya itu.

Bukan apa-apa, tapi Chaerin--Mamanya--sedari tadi terus memamer 'kan tas mahalnya yang sialnya tas itu adalah tas incaran Jennie satu bulan yang lalu.

"Kalo Mama cuma mau mamerin tas itu doang mending pulang aja deh." kata Jennie kesal.

Katakan lah Jennie anak durhaka karena secara tidak langsung mengusir Mamanya sendiri.

Bukannya tersinggung, Chaerin malah tertawa. Memang itulah tujuannya menghampiri anak semata wayangnya itu.

"Coba kalo kamu nggak kabur dan nerima perjodohan itu, pasti sekarang kamu bisa milikin tas incaran kamu ini, bahkan saham brand ini pun bisa kamu beli." ucap Chaerin memanasi Jennie yang memang sangat menggilai tas brandded.

Jennie berdecak, "Mau mama sogok aku pake perusahaan itu pun aku nggak akan mau nikah sama orang yang nggak aku cinta,"

"Lagian aku udah punya pacar Ma." lanjutnya.

Chaerin mengangkat sebelah alisnya, "Oh ya? Kayak gimana sih pacar kamu? Lebih baik nggak dari pilihan Papa Mama??,"

"Emangnya kamu cinta sama pacar kamu?"

Pertanyaan Chaerin membuat Jennie terdiam sesaat.

Benar juga, memangnya ia cinta dengan Taeyong? Lagipula status mereka yang 'pacaran' hanya karena hutang.

Tapi masa bodo! yang terpenting sekarang ia harus menghindari perjodohan sialan itu.

"Y-ya cinta lah, Kalo nggak cinta mana mungkin Jennie pacarin."

Dalam hati Jennie meminta maaf pada tuhannya karena telah membohongi Mamanya.

"Dear, listen to me. Cinta aja nggak cukup buat bangun rumah tangga, kalo nggak mau makan apa kamu nanti? Mau di kasih makan apa anak kamu nanti? Sayang, Mama sama Papa cuma ingin yang terbaik buat kamu." jelas Chaerin.

"Tapi uang aja juga nggak cukup buat bangun rumah tangga, uang emang bisa beli segalanya tapi cinta dan kebahagiaan nggak bisa dibeli pake uang. Buat apa banyak uang kalo nanti Jennie nggak bahagia? Aku ngerti Mama sama Papa ingin yang terbaik buat aku, tapi aku juga punya hak buat nentuin siapa pasangan aku nanti."

"Aku cuma mau menikah sama orang yang aku cintai dan mencintai aku." ucap Jennie lirih.

Rasanya ia ingin menangis menghadapi kedua orangtua-nya yang selalu mengekang dirinya.

"Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu Jennie, kamu hanya perlu mengenalnya lebih dekat." ucap Chaerin.

Jennie menatap Chaerin tidak percaya, semudah itu Mamanya berucap tanpa tahu apa yang ia rasakan.

Mengusap wajahnya kasar, Jennie mengambil tasnya kemudian bangkit dari duduknya.

"Jennie permisi, masih ada urusan."

Jennie melangkah keluar dari restoran tempatnya mengobrol bersama Chaerin tanpa memperdulikan sang Mama yang terus memanggil namanya.

...

"Habis dari mana?"

Jennie yang baru sampai langsung mendapati pertanyaan dari Taeyong yang entah sejak kapan sudah berdiri didepan pintu unit apartementnya, sambil menatap Jennie tajam.

Dengan santai Jennie memasukan kode apartementnya lalu masuk, di ikuti Taeyong dibelakangnya.

Tak mendapat jawaban, Taeyong menggeram kesal, "Aku tanya kamu dari mana Jennie!"

"Habis dari rumah temen." jawab Jennie

"Dan baru pulang jam segini?! Ini udah malem banget Jen, emang kamu habis ngapain baru pulang jam segini? Kamu tuh cewek, bahaya keluar malem sendirian." omel Taeyong.

Jennie memejamkan mata, mencoba mengontrol emosinya.

Hari ini emosinya tidak stabil karena tadi sore ia beradu mulut dengan Mamanya, dan sekarang ia harus menghadapi Taeyong? seriously?

"Aku cuma ngumpul di rumah Sean sama temen-temen yang lain, udah itu aja."

Mendengar jawaban Jennie, bukannya tenang Taeyong malah semakin melotot menatap Jennie.

"Oh gitu, bagus ya malem-malem dirumah cowok lain sementara pacarnya sendiri nggak dikabarin sama sekali." sinis Taeyong.

Jennie membalas menatap Taeyong tajam. "Gue sama lo pacaran cuma karena hutang, jadi stop ngatur-ngatur gue!" bentaknya lalu masuk kedalam kamarnya.

Taeyong yang melihat Jennie emosi hanya menghela napas.

Taeyong yang melihat Jennie emosi hanya menghela napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ⓒ b l a c k r u b y 9 6

publish: 9 july 2020

Hai:)

Aku mau bilang kalo di fanfic ini (mungkin) nggak akan ada konflik yang menurutku berat (?)

Karna aku bikin ff ini cuma buat dibaca santai dan aku bikin ff ini pun santai (re: update sesuai mood)

Vote and comment kalo mau lanjut.

Thanks🌼

Mysterious Boyfriend | 𝓙𝓮𝓷𝔂𝓸𝓷𝓰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang