Prolog.

31 2 0
                                    

Siapa yang tidak mengenal Sandara?

Bagaimana Sandara berpakaian menjadi hal yang tak mungkin di sia-siakan oleh sebagian cowok.

Dengan seragam putih ketat yang dua kancing teratasnya sengaja di buka, rok span abu-abu di atas lutut, mustahil seorang Sandara tidak menarik perhatian.

Seperti sekarang saja, cowok berkacamata bulat tebal tengah berlutut dengan satu tangkai mawar merah membuat koridor sekolah menjadi padat di waktu istirahat.

"San-Sandara Rev-Revalia Sevie, lo ma-mau nggak jad-jadi pacar gue?" ujar cowok berkacama itu dengan gugup.

"Barusan itu lo nembak gue?" tanya Sandara seraya mengambil bunga mawar dari tangan cowok yang bernama Tio.

Melihat respon Sandara yang sudah menerima bunga darinya, Tio beranjak dari berlututnya lalu berdiri seraya menganggukan kepalanya.

"Jangan mimpi, deh lo!" ucap Enzy, sahabat Sandara yang berada di sisi kiri Sandra.

"Hahaha" tawa Sandara mendominasi koridor.

"Tio" telapak tangan mulus Sandara mengusap lembut pipi Tio yang di hadapannya. "Sebelum lo nembang gue, ngaca dulu ya".

"Me-memangnya gu-gue kenapa?".

"Lo nggak pantes buat gue, makanya ngaca!" Bunga yang sebelumnya berada di genggaman tangan Sandara, ia buang ke lantai tepat di hadapan Tio.

Sudah merasa risih dengan cowok yang di hadapannya, ia pun melangkah angkuh berlalu meninggalkan Tio yang menatap nanar bunga mawar yang sebelumnya ia berikan untuk Sandara.

Kerumunan di sepanjang koridor saling bersiul atas tontonan menarik tadi. Tidak sedikit dari mereka, terutama dengan cowok yang mengikuti Sandara. Merasa jika telah memiliki kesempatan.

Dia Sandara Revalia Sevie.

Cewek cantik serba bermasalah. Dengan setiap aksi sadis menolak mentah-mentah cowok yang menginginkan dia sebagai kekasihnya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALVIANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang