2. Pertemuan.

11 2 0
                                    

Sepeda fixie abu-abu milik Alvin sudah berhenti tepat di depan gerbang rumah besar bercat putih, rumah yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama 17tahun, rumah itu adalah pemberian kado pernikahan dari Papahnya untuk Mamahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepeda fixie abu-abu milik Alvin sudah berhenti tepat di depan gerbang rumah besar bercat putih, rumah yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama 17tahun, rumah itu adalah pemberian kado pernikahan dari Papahnya untuk Mamahnya.

"Sudah pulang Den?" tanya Mang Japra, satpam di rumahnya. Seraya membuka pintu gerbang utama rumah.

Alvin mendorong sepeda untuk memasuki rumah. "Iya Mang" ujar Alvin seraya menaruh sepeda di dalam garasi yang sudah terbuka.

"Den Alvin ujan-ujanan?" tanya Mang Japra melihat baju Alvin yang setengah kuyup.

"Sedikit Mang" Alvin tersenyum ramah.

Satu hal yang semua orang harus tahu tentang Mang Japra. Mang Japra termasuk orangnyang sering sekali bertanya, bisa di bilang kepo dan dia sering sekali merumpi dengan para pembantu di komplek sekitar rumahnya.

Alvin memasuki rumahnya yang terlihat sepi. "Assalamualaikum, Abang pulang" ucap Alvin melihat sekitar rumahnya.

Tak ada sahutan dari Mamah maupun adiknya, biasanya setiap dia pulang adik perempuannya selalu menyambut kepulangannya dengan berdiri di depan pintu.

"Abang!" teriak Elvina, adik perempuan Alvin yang berumur 5tahun.

Elvina berlari dari arah dapur dan langsung memeluk Alvin yang berdiri di depan pintu. "Ihh Abang kok bajunya basa?" tanya Elvina seraya melepaskan pelukan dari tubuh Alvin.

Karena gemas dengan tingkah adiknya, Alvin mencubit pipi cubby Elvina dengan gemas. "Ya karena hujan El, tadi Abang hujan-hujanan" ucap Alvin memberitahu Elvina dengan lembut.

"Tadi El, mau mandi ujan tapi nggak boleh sama Mamah" ujar Elvina dengan wajah yang masam.

"Bagus dong, Mamah ngelarang El buat nggak mandi hujan itu biar El nanti nggak sakit" Alvin mengusap pucuk kepala El seraya berjalan.

"El kesel! Abang sama aja kaya Mamah" Elvina sudah melipat kedua tangannya di bawah dada.

Alvin hanya terkekeh mendengar ucapan Elvina, takut nantinya Alvin yang akan di marahi Elvina mau tak mau Alvin tidak menghiraukan adiknya yang sedang kesal di depan pintu.

"Kamu sudah pulang Bang?" tanya Resita, Mamah Alvin yang keluar dari arah dapur.

"Iya Mah" seraya mencium punggung Resita.

"Loh kamu kenapa hujan-hujanan sih Bang, kenapa nggak neduh dulu" ucap Resita mengusap punggung Alvin dengan lembut.

"Takutnya nanti Mamah khawatir, soalnya ponsel Abang mati Mah".

"Kamu itu Bang, yaudah sekarang kamu mandi dan ganti baju lalu makan. Supaya kamu nggak sakit" Resita mengelus pundak Alvin dengan lembut seraya berjalan ke arah dapur.

Alvin menganggukan kepalanya mengerti, seraya berjalan ke lantai dua di mana kamarnya berada.

🌾🌾🌾

ALVIANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang