03. Pesta

6 0 0
                                    

Pelajaran olahraga menyiksakan waktu 20 menit sebelum bel istirahat berbunyi. Namun Pak Dodi, guru olahraga memberhentikan mata pelajarannya dan memberikan semua muridnya untuk istirahat maupun bermain futsal di lapangan. Ucapan Pak Dodi di sambut senang oleh anak siswi XII IPS2 untuk pergi ke kantin maupun berganti baju.

Sebagian siswa memilih untuk bermain bola di lapangan, sedangkan Alvin dan ke tiga temannya memilih untuk pergi ke kantin dari pada bermain futsal. Biasanya Alvin dan ke empat temannya akan ikut bermain futsal setelah jam olahraga sudah habis, namun sekarang mereka lebih memilih kantin untuk bersantai sebelum kantin akan ramai oleh penghuni kantin lainnya saat bel istirahat berbunyi.

Ke empatnya memilih meja yang berada di pojok kantin, tempat singgahsana mereka yang dekat dengan stand es Bang Yono agar lebih mudah untuk memesan minuman tanpa harus berjalan untuk memesan minuman.

"Bang Yono, es teh manis satu" ucap Gema menduduki kursi di samping Antares.

"Siapp" ucap Bang Yono

Plak

Satu pulukan mendarat tepat di kepala Gema yang di lakukan oleh Antares. "Nggak punya temen apa lo? Mesen minuman satu doang?" tanya Antares kesal.

"Sakit bangsat, lagi tinggal mesen saja susah banget lo orang deket ini juga" kesal Gema saraya mengusap kepalanya yang tadi di puluk oleh Antares.

"Bang, es teh manisnya 3 lagi" ucap Antares yang di jawab dengan anggukan kepala Bang Yono.

"Gue bingung dah, sob" ucap Ronald dengan mengelus dadanya. Ia memandang Alvin serius. "Apa salah gue sebenarnya".

Alvin mengernyit "Lo mabok rokok?".

Teman-teman satu team futsalnya memang sering menghabiskan waktu di kantin palinh pojok untuk diam-diam merokok. Dan Alvin menghindari ajakan itu dengan bermain gitar miliknya yang ia titip di tempat stand Bang Yono.

Bukan sok alim. Alvin bisa merokok. Sesekali ia merokok ketika keadaannya kalut atau tertekan. Namun itu tidak di jadikan kebutuhan.

"Enak aja, gue aja belom ngerokok dari tadi pagi" ucap Ronald protes. "Gue lagi mikir kenapa Vina sama Erina demen banget deketin gue. Emang sih gue ganteng" ucap Ronald merapikan poni depannya.

Sontak Alvin langsung menatap temannys dengan kedua alis yang di tautkan Alvin selalu wajar dengan sikap temannya yanh satu itu selalu menganggap bahwa dirinya memang tampan. "Terserah lo aja Nal" ucap Gema tak acuh.

"Lo sama gue gantengan gue Gem" ucap Ronald. Gema hanya menganggukan kepalanya tanpa mau protes ataupun berdebat dengan Ronald.

"Kalau yang deketin gue Sandara, gak nolak gue. Asli dah" ucap Ronald seraya mengambil ponselnya dari dalam saku celana.

"Cewek setres di kagumin" ucap Alvin dengan suara pelan.

"Kenapa Vin?" tanya Gema karena mendengar Alvin berbicara namun kurang begitu jelas.

"Oh gapapa, lo tergila-gila banget sama itu cewek Nal" ucap Alvin malas.

"Gimana nggak tergila-gila coba" ucap Ronald seraya memberikan ponselnya yang sudah berada di aplikasi galeri, memperlihatkan foto Sandara dengan pakaian yang sedikit tebuka.

"Setres lo Nal" Alvin mendorong tangan Ronald agar menjauh dari hadapannya.

"Gue bingung sama lo Vin, tipe cewek lo seperti apa sih sampai-sampai cewek yang bermodelan seperti Sandara aja lo ogah" celetuk Gema yang ikut berbaur dalam pembicaraan kedua temannya.

"Apa jangan-jangan lo itu... jeruk makan jeruk lagi?" ucap Ronald asal.

"Jijik aku mas sama kamu" ucap Gema dengan suara yang seperti perempuan di sinetron-sinetron.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALVIANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang