Family

95 7 2
                                    

"Habis mandi ku terus nyapu, tidak lupa bebenah buku. Habis itu ku tolong mama, membersihkan seluruh rumah." Seorang gadis cantik yang sedang menyapu itu berseru seru lagu yang ia ciptakan sendiri liriknya dengan semangat.

Dia adalah Thalia Putri Edelweiss, anak sulung dari pasangan Edwin Johnson dan Alamanda Weissta. Juga kakak dari Aailo Putra Edelweiss, kalian jadi tau kan? Dari mana nama belakang kakak beradik itu. Yaap, dari singkatan nama kedua orang tuanya.

"Kakaaak!, ini gimana cara kerjanya??!." Teriak Ali dari lantai bawah.

"Bentaaaaar!, kakak sibuk". Jawabku sambil berteriak. Tak lama aku pun turun dengan sapu yang masih ku pengang. "Apanya Sih li??" tanyaku sambil mendekat kearah ali yang sedang berkutat dengan vacuum cleaner yang baru papa beli tadi malam.

"Ini gimana sih kak?. Aku dari tadi pencet pencet tombolnya nggak nyala nyala. Heran deh, padahal ini kan baru" jawabnya sambil menggaruk kepala yang tidak gatal tanpa melihatku.

"Mana kakak tau, kan papa yang beli. Jadi papa yang tau. Jadi kamu dari tadi belum ngapa ngapain???!. Cuma main main sama ini??!. Omelku sambil menunjuk vacuum cleaner yang masih diotak atik.

Dia hanya nyengir lebar menatap kearahku. Sabar Lia dia adik kamu. Ucapku dalam hati sambil mengelus dada.

Mama yang sedang memasak di dapur pun menghampiri kami yang sedang beradu argumen tentang vacuum cleaner sialan yang membuat  ribut di pagi hari minggu yang cerah ini

"Kakak adik kok ribut mulu sih. Kenapa?". Ujar mama yang sudah berdiri dihadapan kami masih membawa sutil.

Ali pun menceritakan apa yang dia lakukan dengan vacuum cleaner sialan itu. Mama dengan sabar membantu ali untuk menghidupkan benda mati itu, tapi beberapa kali dicoba tetap tidak hidup.

"Panggil Papa aja deh, mama nyerah" Ujar mama sambil berjalan kembali ke dapur.

Aku dan Ali pun saling tatap.
1












2








3


"Papaaaaa!!" Teriak ku bersamaan dengan Ali. Aku tau jam jam segini papa pasti lagi mandi, namun. Tak lama kemudian papa keluar dari kamar sambil mengelus dada.

"Nggak Mama, nggak adik kakak. Semuanya hobi banget teriak". Ucap papa pada ku dan ali. Kami hanya menanggapi dengan cengiran kuda yang sangat lebar.

"Itu pa nggak bisa hidup" ucapku menunjuk vacuum cleaner. Papa pun memeriksa benda itu dengan teliti, aku dan ali hanya membantu dengan doa. Karena tidak tahu harus membantu apa.

" Ini mah udah rusak" kata papa.

"Tapi ini kan baru pa. Tadi Ali cuma pencet tombolnya kaya biasa kok, tapi nggak hidup hidup. Kirain emang ali nggak bisa nyalain, ternyata mama papa juga nggak bisa" kata Ali entah kepada siapa, karena papa tidak menggubris ucapanya.

"Ya udah kakak sama adik tukerin aja ke tokonya. Papa lagi sibuk banget hari ini, harus kekantor"

"Emang bisa pa?" tanya ku

"Bisa, ada garansinya 5 tahun" jawab papa

"Paaa, Ali mau main sama temen pa. Masa nganteri kakak dulu sih" ujar ali mengeluh tidak mau pergi denganku

" Ya udah sih, kalo nggak mau kakak bisa sendiri minta anterin pak agus" jawabku santai.

"Yees. Kakak emang the best" Sahut Ali sambil mengacungkan jembol kedepan mukaku.

" ish, nggak usah gitu jugaaa!" ku tepis tangan ali.

"udah udah mendingan kakak mandi terus ganti baju biar nggak siang siang amat" kata papa sambil mendorong ku kearah tangga. "iya" jawabku

"Adek mau main sama siapa sih. Emang kemarin belum puas seharian sama dion?" tanya papa pada Ali yang  masih bisa ku dengar saat berjalan kearah kamar.

Skip





Aku pun mandi secepat mungkin dan berganti baju dengan cepat. Memakai
sweater putih dengan celana jeans hitam dipadukan dengan sneakers hitam, rambut yang di cepol asal memperlihatkan leher jenjangnya. Make up asal asalan, hanya bedak bayi dan lip balm. Juga tak lupa sling bag louis vuitton kesayanganya

" Mama. Lia berangkat ya" ucapku pada mama yang sedang menonton Drama Korea,maklum ya mama tua yang merasa muda

"iya kak, tadi vacuum cleanernya udah di bawa ke mobil sama pak agus. Ohh iya, jangan lama lama. Mama mau arisan, lagi males nyetir sendiri jadi minta antar pak agus aja" pesan mama padaku. Hanya kuangguki sambil mencium tangan mama

"Assalamualaikum" ucap ku

"waalaikumsalam, hati-hati" jawab mama tanpa menatapku masih mentengin HP nya gaaays

Aku berjalan cepat kearah mobil BMW x5 price  yang sudah siap, dibukakan pintu sama pak agus tentunya.

"Makasih pak" ucapku padanya saat hendak menutup pintu. "sama sama nona muda"

Di perjalanan aku hanya mendengarkan musik dari earphone yang ku bawa.

FYI aku belum bisa mengendarai mobil sendiri, tidak minat lebih tepatnya. Di rumah ada kendaraan masing masing untuk anggota keluarga hanya aku yang tidak menaikinya, jadi aki di antar jemput oleh pak agus setiap ingin keluar.

15 menit kemudian aku sampai.

Aku menghembuskan nafas kesal saat melihat toko elektronik itu sangat ramai oleh pembeli, dengan pak agus yang membawa kardus vacuum cleaner kami berjalan mendekat. Aku sebenarnya tidak apa bila harus mengantri, tapi mama bisa marah kalau pak agus terlalu lama di sini.

"Bapak pulang aja deh. Aku bisa naik Taxi kalo pulang nanti" ujarku pada pak agus

" tapi nona.."

" Mama mau arisan pak. Kalo bapak telat bisa di marahin loh. Lia gapapa bilangin sama mama ya pak kalo pulangnya rada telat" potongku saat pak agus ingin menjawab

" baik nona" jawab pak agus sambil meletakan kardus itu di bawah kaki ku. "saya pamit dulu" pamit pak agus

Hanya kuangguki tanpa menatap, karena aku chating

Mama❤

Ma, nnti plng aku naik taxi aja. Pak agus udh d jln mau nganter mama. 09.56

Iya hati hati di jalan ya kalo pulang❤. 09.59

Setelah mengantri sekitar 20 menit akhirnya aku sudah mendapatkan benda ini yang baru lagi. Semoga tidak rusak saat sampai di rumah, karena tadi sudah dicoba dan berfungsi.

Saat ini aku sedang menunggu taxi online ku di depan apotek. Ku lihat jam ada ponsel ku menunjukan 10.24
Pantesan panas banget. Ujarku dalam hati

"huuh. Akhirnyaaa" ucapku pada diri sendiri saat melihat seseorang membuka kaca mobil " mbak thalia ya?" tanyanya "iya" jawabku sambil membuka pintu penumpang.

Sebelum masuk mobil aku di kagetkan dengan tepukan tangan di pundak ku.

"Thalia kan?" tanyanya saat aku membalikan badan menghadapnya.

Terkejut terheran heran aku saat melihatnya

Deg

to be continued.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Vote nya Dong!. Dengan vote aku jadi makin semangat buat nulis looh.

Tinggalin jejak dengan vote yaaa. Maaci



This TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang