Sekolah

25 3 0
                                    

Happy Reading

•••

•••

Langit Biru👑:

5 menit lagi. 05.55

Me:

Siap bos😼. 05.58

Gadis yang sudah berpakaian lengkap khas SMA itu tergopoh gopoh saat mendapat pesan singkat dari seseorang yang akan menjemputnya. Tanpa repot repot make up lagi ia langsung menyambar tas sekolahnya yang berwarna biru navy bermotif payung mini berwarna biru muda dan segera turun untuk sarapan.

"Mama, siapin rotinya aja. Kakak buru buru" ucap ku sambil minum susu tanpa duduk

"Duduk dulu kali kakak"

Aku hanya menggeleng

"Papa udah berangkat ya ma?"

"Udah 5 menitan, nih" Jawab mama sambil memberi roti yang sudah d olesi nutteli

Tin tin

"Lia berangkat dulu ma, assalamualaikum" setelah menerima rotinya aku langsung salam dan mencim tangan mama.

"Anak sekarang emang suka gitu kali ya?" ucap mama heran dengan tingkahku

•••

"Bangun telat lagi?" tanya Langit saat melihatku membawa roti yang tinggal seperempat

"Iyaaa, ayo buruan"

Dengan cepat Langit langsung saja memasangkan helm lalu mengaitkanya

"Tunggu dulu"

"Makan tuh yang bener" sambil mengusap cokelat yang menempel di ujung bibir kiriku

"Iya maaf"

"Yaudah ayo naik" aku pun segera naik dan motor putih itu pun langsung berjalan membelah jalanan ibu kota yang masih sepi.

Sekolah kami berada di pusat kota, jaraknya 3 km dari rumah ku. Mengingat rumah ku juga tak jauh dari pusat kota. Dalam waktu 8 menit sudah sampai di sekolah tercinta.

"Aku duluan ya kak, makasih" ucapku buru buru melepas helm lalu meninggalkannya sambil lari secepat mungkin ke arah kelas X-IPA 2. Mengacuhkan pandangan iri yang menatapnya sejak masuk gerbang tadi, iri karena tidak bisa di boncengin Langit kali ya?

Langit yang memaklumi tingkahnya yang menggemaskan itu hanya mengawasi langkah panjang gadisnya, memastikan tidak terjatuh. Apa tadi? Gadisnya?. Langit menggelengkan pelan kepalanya dan tersenyum kecil

"Hayo lo!, senyum senyum gini kenapa?" seorang cowok bertubuh kekar dan jangkung itu membuat Langit tersentak kecil

"Apaan dah lo uus" judes Langit

"Hmmmmmmm, saya mencium bau bau mau jadian" ucap Usman sambil bergaya seolah olah sedang mencium sesuatu

"Jadian sama bapak lo" ketus Langit lalu meninggalkan Usman yang masih saja bergaya

"Idih, ditinggalin" ucap Usman sambil mengelus dada.

•••

"USMAN! Lo kapan sih mau bayar iuran kelas!" bentak gadis cantik berambut sebahu

Usman yang baru masuk kelas pun terlonjak kaget

"Heh, neng cantik. Kalo ada abang ganteng mau masuk kelas tuh disambut dengan senyuman, jangan dibentak dong" ucap Usman sambil nyengir kuda

"Cih, siapa elu. Pake minta di sambut dengan senyuman segala" sinis April

"Buruan lah Us, bayar iurannya. Lo udah nunggak sebulan" Sahut Nia sambil berkacak pinggang.

"Aduh aduh, sabar lah neng. Abang juga belum duduk ini" jawab Usman sambil berjalan kearah bangku

"Heeeeh! Berani ya lo sama gua sekarang. Bayar nggak!" tegas april sambil menarik kerah belakang Usman

"Ampuuun Pril, iya iya gua bayar" ringis Usman karena tarikan april membuat lehernya sakit.

Plak

"Nih, makan tuh duit"


"Usmaaaaaan" teriak April karena Usman menamparnya mengunakan uang limapulihribu tepat di jidat mulusnya, sakitnya nggak seberapa. Kagetnya naudzubillah

•••

"Parah lo Us, nunggak sebulan" kata cowok bermata sipit berdarah biru

"Sengaja sih, biar April marah"

"Masih belom nyerah lo?"

"Nggak akan"

"Kalo si April udah punya pacar?, lo tetep nggak mau move on gitu?" tanya joe

"Belom tau, yang penting sekarang dia nggak ada pacar"

to be continued

•••
Tekan bintang untuk meninggalkan jejak.
👇

Pendek dulu ya, sebelumnya sampe 1000 words. Sekarang 540 words :D

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang