Pertemuan

34 5 0
                                    

Vote! Jangan lupa. Biar aku makin semangat nulis:)

HAPPY READING

•••

Muka kamu kaya orang susah, susah di lupain maksudnya~Langit andromeda

•••

"Thalia kan?" tanyanya saat aku membalikan badan menghadapnya.

Terkejut terheran heran aku saat melihatnya

Deg. Kok dia disini?

Pemuda tampan dengan Hidung mancung berkulit putih itu menatap kearahku dengan wajah datar. Ku balas tatap mata beriris cokelat tua itu. Beberapa detik kemudian aku tersadar dan......












"Eh, kak Elang ngagetin aja sih" Ujarku sambil memukul pelan bahunya dengan wajah cemberut.

"Maaf li, kan biar surprise" katanya sambil mengacak ngacak rambut ku. Aku hanya mendengus kesal, lalu membenarkan cepolan yang tidak rapi lagi. Beraninya dia merusak cepolan anti badai ku tapi tidak anti acakan sang langit.

"kak! Udah lah jangan jail dulu. Lagi di jalan ini, malu diliatin orang" Bisik ku sambil mengawasi sekitar dengan wajah panik.

"Biarin"

Krik krik.

Singkat jelas dan padat. Ku balas dia dengan lirikan tajam setajam mulut netijen.

Dia hanya terkekeh pelan sambil menutup wajahku dengan telapak tangannya, mungkin bermaksud menutupi lirikanku?. Bodo ah, langsung ku singkirkan tangan besar itu dari wajah cantik ku ini.

"Isssh, kakak mah jang...."

"mukanya jangan kaya orang susah bisa g sih?" ucapanya membuat ku sangat kesal, apalagi dia tadi memotong pembicaraan human cantik ini!. Sungguh tidak sopan

"Maksud kakak apaa kaya orang susaah?haaah!. Ak.."

"Susah di lupain maksudnya" Potong nya dengan mengatakam sesuatu sangat cepat

Belum selesai ngomong udah maen tikung ae babang satu ini . Kaya g ada waktu buat ngomong lagi apa ya?sampe ngambil waktu pembicaraan orang. Eh, dia bilang apa tadi??

Aku hanya mengedipkan mata beberapa kali dengan cepat, lama lama ku miringkan kepalaku dan kutatap dalam matanya. Aku tanpa sadar memajukan wajahku, dan dia?. Reflek mundur satu langkah. Ku dekat kan lagi,






Lagi,




























Lagi,
























Daaaan.....








"Neng, jadi naik nggak?" teriak abang taxi dari dalam mobil.

"Astaghfirullah" kaget ku sambil mengelus dada. Aku lupa kalau ada abang taxi online, kutepuk jidat beberapa kali karena merasa tolol.

"Nggak pak, maaf ya. Ini saya ganti uangnya, bapak narik lagi aja" bukan aku yang menjawab, tapi kakak tidak tahu diri ini. Baru aku mau mangap mau ngomong udah ditikung lagi.

"Enak aja. Terus aku pulang jalan kaki gitu? Aku bawa ini kak" omel ku sambil menunjuk kardus di samping kaki. Dia hanya melirik tanpa menggubris omelanku

"Yaudah pak, bapak bawa ini ke alamat tujuan aja. Biar mbak cantik ini saya yang bawa pulang" katanya pada abang taxi sambil meletakan kardus di jok penumpang.

This TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang