Pacaran?

33 3 0
                                    

HAPPY READING

•••

Kemudian aku tersadar mereka berdua menoleh kearahku, gadis yang di hadapan Langit tersenyum manis kearahku sampai lesung pipit di kedua pipinya terlihat. Dan Langit?, tentu dia menautkan alis pertanda dia heran bukankah dia menyuruhku untuk ikut?

Bukan menyuruh, memaksa lebih tepatnya. Langit pun melambaikan tanganya menyuruhku mendekat, entahlah aku ragu.

Tapi di sini aku merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan ketika 2 tahun belakangan ini bersamanya. Aku merasakan ada yang bergemuruh di hatiku.

Bukan seperti yang kalian fikirkan. Kalian fikir aku cemburu?, tidak mungkin. Karena aku dan Langit hanya sebatas adik dan kakak, meskipun aku selalu bersamanya tak membuat perasaanku kepadanya lebih. Tapi aku tidak tau bagaimana perasaanya kepadaku, semoga tidak lebih.

"Salam kenal kakak" ucapku sambil berlari kecil mendekat

"Hai, nama gue Sandra" sambil mengulurkan tangan kepadaku

"Nama saya Thalia kak" membalas uluran tangan sambil mengangguk sopan

"Santai aja kali" Sandra terkekeh pelan. "Gue elo aja, biar santai. Jangan formal formal"

"Hehehe, iya kak" anggukku antusias

"Masuk dulu, mau gue ambil barangnya bentaran" ucapnya pada Langit yang hanya dibalas anggukan

Kami berdua duduk bersebelahan di sofa ruang tamunya, sedangkan kak Sandra sudah menghilang di balik pintu, entahlah pintu apa

Mataku tak bisa diam, terus memandang sekeliling. Rasanya semakin betah disini, bagaimana tidak. Ruang tamu ini dihiasi oleh lukisan naturalisme yang sangat memanjakan mata!

"Ehem"

Eh, baru ingat kalau aku di sini tidak sendiri.

"Kak sandra pacar kakak ya?" aku mencoba untuk membuka pembicaraan

"Bukan"

"Terus?"

"Nabrak li"

"Iiih, seriusan aku tanyanya"

"Cuma temen, dia murid baru. Kebetulan satu kelompok Ujian praktek" jelasnya tanpa ekspresi

"oh"

Sudah, tidak ada lagi pembicaraan antara kita. Ea,eheheh

Kukira mereka lebih dari teman, ternyata masih sama seperti dulu. Dia kurang terbuka dengan semua betina, kecuali aku, dan bundanya pasti.

Dia belum pernah mencintai sosok perempuan lagi sejak dua tahun silam. Dengar dengar dari bunda dulu, dia pernah dekat dengan perempuan, tapi perempuan itu lebih memilih sahabatnya sendiri. Dan perasaan Langit belum tersampaikan, dia mencintai dalam diam. Belum sempat mengungkapkan apa yang dia rasakan, sudah tertikung di jalan. 

Dia tidak punya keberanian untuk mengatakan perasaanya, memang menyakitkan. Tapi itu pilihan bukan??

Jangan khawatir akan jomblo seumur hidup, banyak yang mengantri. Tapi di tolak mulus oleh Langit

This TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang