GROUP 3

20 0 0
                                    

By: Arthan, Neal, Gotjin, Abel, Nael, Idun, Haru, Shab

Puasa tahun ini menandai puasa pertama tanpa terlantar bagi Dobleh, Jamal dan Taufik. Mereka bertiga akhirnya mendapat tempat tinggal di suatu desa kecil yang dikelilingi dengan labirin, biasa disebut 'Glade' oleh para penghuninya.

Dan pagi itu adalah pagi biasa di bulan puasa. Dobleh yang biasa membangunkan Jamal dan Taufik untuk makan sahur rupanya bangun kesiangan. Soal Jamal dan Taufik tidak perlu ditanya, mereka masih setia melukis pulau di bantal. Begitu bangun, Dobleh merutuki dirinya sendiri sambil buru-buru beranjak dari tidur untuk membangunkan Jamal dan Taufik.

"Fik... Mal, hudang aisia ges berang.." kata dobleh sembari menggoyang-goyangkan mereka berdua. "nghhhhhhhh...." mereka terusik tapi tetap tertidur layaknya orang mati. "HUDAAAANG AISARIA GOBLOOOOOOOG" teriak dobleh yang mulai frustasi.
Mereka pun terperanjat bangun karena teriakan dobleh yang nyaring sekali seperti ....

"Berisik ah maneh kayak kaleng kongguan dibuka tutupnya," sungut Jamal sambil duduk dan mengucek matanya. "Udah imsak emangnya?"
"Ya belum, dua menit lagi. Kan belum masak emihnya." balas Dobleh sebal.
"Yaudah atuh gak usah dimasak ribet banget hirup sia." kata Jamal santai.
"Tunjukin Fik,"

Taufik mengambil sebungkus mie goreng di pojok kamar dan meremasnya seperti mie kremes. Dobleh menyaksikan kejadian tersebut dengan heran, sebelum ia sempat membuka mulutnya untuk protes, tiba tiba dari luar terdengar dentuman keras.

"DUAAAAAAAARRRRRRRRR"

Tiga serangkai tersebut kaget tidak terkira, siapa pula yang main mercon sewaktu sahur begini. Atau jangan-jangan ada sesuatu di Glade?

"ALLAHU RABBI APAAN TUH?"

"Mercon kali."

"GILA LO MERCON GA SEKERAS INI."

Mereka bertiga memutuskan untuk keluar, tak disangka-sangka ternyata suara tersebut berasal dari maze. Maze terlihat sangat suram pagi ini, padahal biasanya memang sudah suram karena konon katanya banyak yang ngumpet pipis tapi gak disiram (ngawur.) bercanda, memang konon katanya maze menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan.

"Lo duluan Fik, maju sono." suruh Dobleh

"GAMAU NTAR GUA NGOMPOL!!!"

"Yaudah gua aj— SAHA ETAAAAAAAA?!?!?!!!!!" Teriak Jamal tidak karuan

Ternyata, suara dentuman keras tersebut datang bersamaan dengan 4 orang ini.

Taufik dan Dobleh melotot melihat empat orang aneh yang berapakaian seperti bangsawan Kerajaan Agung Sejagat.

"WHAT THE JANCOK BAPAKE SOPO IKU?" (Bapaknya siapa tuh?) Taufik berteriak sembari menunjuk keempat orang aneh yang membawa peti. mereka tampak menari-nari sambil menggotong peti. Warga glade berhamburan berusaha menghindari empat orang itu.

"Wah ini mah orang kesasar mau ngubur ke kuburan malah nyasar kesini." Dobleh berusaha berpositif thinkin karena berdasarkan quotes yang ia baca, berfikir positif adalah kunci.

"NYASAR MATAMU ANYING. Gak beres ini cuy, gak gak kita mending kabur atau ngelawan mereka biar kayak di film-film." Jamal menatap kedua kawannya, Taufik udah siap siaga menggendong tas dan memasukkan emih dan bersiap untuk kabur, sedangkan Dobleh nampak menyatukan kedua tangannya untuk berdoa.

"Ya Allah Ya Tuhanku Tuhan yang kami kasihi-"

"WOOOYY DENGER GAK SIH ANJING LU BERDUA YA." Jamal emosi.

Jamal menghentakan kakinya seraya menjewer Dobleh, "Ih iy ampun ini tkut tau bg apa slhnya berdoa dahulu" Kata Dobleh sambil merasa kesakitan. Atensi Jamal teralihkan oleh kegiatan yang dilakukan Taufik yaitu memasuk emih emihnya ke dalam tasnya. Jamal menghampiri Taufik kemudian malah cekcok anying.

BADASS RUNNING STORY: THE HAUNTED MAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang