GROUP 5

17 1 0
                                    

By: Ode, Blysse, Ryon, Brixia, Sano, Ralth, Michel, Harris

Alkisah disebuah sudut kota metropolitan hidup tiga orang cabe cabean bernama Dobleh, Taufik, dan Jamal. Menyambung hidup dengan menjadi pemandu karaoke seksiiiihhhh hingga pada suatu malam tempat mereka beradu nasib disambangi beberapa Remas. Ya, betul, Remaja Masjid. Diduga hendak meminjam seperangkat mic untuk acara hadroh didesa setempat.

"Haiiihhh ganteng, cuma minjem mic karaoke aja nich? Ngak mau aku karaoke sekaliannnhhh?"
Desis manja Jamal terdengar begitu merdu ditelinga Brixia. Timbul lah ide nakal Brixia untuk membawa Jamal menggantikan salah satu vocalist hadroh yang berhalangan.

kemudian Brixia bergidik geli menatap makhluk yang ada didepannya, Brixia hanya mengaduh di dalam hati, "anjir geli banget. kalau ngga karena tugas ini mana mau gue ketemu makhluk tulang lunak begini." tetapi dia tidak berani langsung mengatakannya karena akan menggagalkan rencananya, Brixia hanya menjawab sesuai yang diinginkannya, "iya, saya izin meminjam mic itu buat nanti acara remaja masjid yang biasanya diadain."
jamal yang masih mengerling manja sambil memainkan anak rambutnya layaknya panjang saja tersebut tersenyum senang. kedua temannya yang lain si dobleh dan taufik masih sibuk bernyanyi di samping tempat tersebut. si Taufik memang masih sibuk bernyanyi, tetapi diam-diam Dobleh merasakan curiga kepada remaja masjid kenapa tiba-tiba ingin ke tempat karaoke sepertinya tidak mungkin.
di sisi lain pak ustadz masih sibuk menggoda mbak-mbak jualan jamu disampingnya. memang pak ustadz tiada akhlak.

TENGNENGNENGNENGNENG.
"DARARAWET DAWET" terdengar suara orang yang menawarkan dagangannya, atau lebih tepatnya nyentak orang supaya beli.
"DARARAWET ANJING DAWET. BEULI DAGANGAN AING BLOG" ujar pedagang tersebut yang terus berjalan sembari putus asa. Ketika ia berjalan menuju masjid, Ryon —nama pedagang itu— melihat ada dua wanita dan satu makhluk astral yang dandanannya seperti jamet kapanasan. Tanpa berpikir dua kali, demi menunaikan misinya, Ryon pun berjalan mendekati mereka.

"Punten blog, eh teteh teteh, bade dawet? Dawet saya mah obat awet muda minum ini dijamin perawan lagi" ujarnya mencoba meyakinkan.

"HMmmHhhhhHHH gimana yahhhhh. Mau dawetnya tapi abang digeboy dulu gimanahhhh?" jawaban yang sangat tidak ia harapkan keluar dari makhluk astral yang berada di dekat masjid tersebut.

'Aing kadieu dek neangan mangsa lain dek di smekdon dakjal' kutuknya dalam hati

"Maaf mas, eh mba eh mas... Saya cuma mau nawarin dawet ajah ^_^" Ryon mencoba untuk tetap tenang walaupun kakinya gemeteran menghadapi makhluk jadi jadian tersebut.

Brixia yang menyaksikan seluruh kejadian diluar nalar itu sempat berpikir kalau ia saja yang masuk ke dalam peti saking udah lah dari pada ketindihan ditempat. Namun cepat-cepat ia tepis pikiran yang sebetulnya logis itu dan berdehem untuk mencairkan suasana yang diciptakan tukang dawet sompral tadi.

"Jadi gimana ini Teh, eh Bang, Eh Mang, dikasih pinjem gak mic nya?" Jamal yang mendengar itupun langsung tersenyum sembari mengibaskan rambutnya dan berkata "Boleh, tapi selagu dulu ya disini" lalu berkedip manja.

Bulu kuduk Brixia setengah berdiri, setengahnya lagi bulu kuduk Mamang Dawet yang berdiri. Namun demi menjalankan misi rahasianya, Brixia mengangguk pelan. "Ya udah, boleh. Tapi habis ini ikut saya jadi vokalis hadroh ya?"

KRETEKTEKTEK

Jamal, Dobleh, Topik, Mamang Dawet, Pak Ustadz dan semua yang ada disana mematung kaku.

Brixia menjilati bibirnya ssat disodori mic untuk bernyanyi. Awas aja loe Jamal, tunggu sampai saatnya tiba. Loe akan merasakan akibat dari perbuatan tak senonoh ini, batin Brixia dipenuhi sumpah serapah, sesekali bilang astagfirullah tapi abis itu lanjut ngumpat lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BADASS RUNNING STORY: THE HAUNTED MAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang