Prolog

63 5 0
                                    

"Sadari posisimu. Kau berbeda derajat dengan kami/mereka."

Perkataan itu selalu didengar oleh Kazeka Rienne, seorang subjek penelitian oleh kerajaan karena tidak memiliki sihir. Selain sihir, derajat atau posisi adalah hal kedua yang menjadi penggerak seseorang untuk memberikan perhatian mereka. Mereka yang berderajat lebih rendah dari mereka, akan diasingkan atau dibuang karena tidak diperlukan. Sedangkan yang memiliki derajat lebih tinggi dari mereka akan dipuja dan dilayani dengan semua perlakuan baik mereka.

Bodoh.

Itulah yang dikatakan oleh Kazeka saat ada yang mengucapkan perbedaan derajat antara satu sama lain. Tentunya dia mengucapkannya dalam hati. Anak berusia 11 tahun tersebut tahu bahwa masalah yang lebih besar akan menimpanya lebih jika dia mengatakan kata itu kepada orang dengan derajat tinggi.

Sudah dua bulan sejak dirinya dilepaskan karena sudah tidak dibutuhkan lagi oleh kerajaan. Percuma juga kembali ke kampung halamannya, orang-orang yang menyayanginya telah lama dilenyapkan hanya demi untuk mendapatkan anak yang saat itu terlalu polos dan lugu untuk mengenal kekejaman dunia luar.

"Karena itu..."

Manik biru miliknya berkilat dingin. Tatapannya terfokus pada pria yang ada di hadapannya, yang sedang menyeringai melihat tatapan kosong nan dingin tersebut. Atmosfer yang ada di sekitar terasa begitu berat dan mencekik. Anggota lain yang berada di dalam ruangan hanya dapat menahan berat tekanan luar biasa dari tuan mereka dan tamunya.

"Akan ku balas."

Tangannya terkepal erat. Menahan rasa dendam yang membuncah di dalam hatinya yang kini tertutup untuk selamanya. Apa yang ada di pikirannya hanya satu.

"Akan ku balas betapa menderitanya diriku karena derajat."

***

Semua manusia itu sama. Walaupun mereka memiliki sihir, derajat, kecerdasan, kekuatan, bakat, kekayaan atau pun tidak memiliki sebagian dari itu, mereka sama saja. Mereka sama dengan makhluk lainnya. Elf, Beast-kin, Demon, Fairy, Dwarf, dan lain sebagainya. Tumbuhan, hewan, serta monster. Mereka semua sama. Hanya peran mereka sebagai roda kehidupan yang berbeda itulah yang menjadi perbedaan mereka.

Pada suatu saat mereka lahir.

Pada suatu saat mereka bergembira.

Pada suatu saat mereka bersedih.

Pada suatu saat mereka mati.

Roda kehidupan akan terus berjalan tanpa mengasihani siapapun. Dia akan terus dan terus berlalu, membiarkan sang takdir yang menuntun apa yang akan terjadi. Setiap kelakuan ada balasan.

Dirimu lahir, maka kau harus mati kedepannya.

***

Real IllusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang