2).Memulai

61 14 4
                                    

Sekarang mereka sedang berkumpul di tempat tongkrongan mereka biasa. ya bisa di sebut namanya "warpang" warung pangkalan.

"akoh bosen hidup, tapi ga mau mati" ucap vina yang memulai bisnis recehnya.

"kalo bosen bilang, jangan ngilang" jawab hotma yang langsung di serbu lainnya.

"dasar BUCIN" ucap kelima lainnya dengan kompak membuat hotma mengerucutkan bibirnya

"gak suka ae bang" balas hotma.

"seharusnya itu kalo bosen godain noh si agon" balas iren yang mengingat agon adalah orang gila yang ganjen kerap kali jadi bahan lawakan kompece.

"ogah, yang ada mati di tempat gua karena di cium mulu sama agon cabe-cabean" kata vina bergedik ngeri.

"vina novianty yang terhormat, gua orang pertama yang paling ngakak kalo lu mati cuman karena begitu"balas laura tertawa kecil.

"vina novianty yang tercantik, gua orang pertama yang bakal habisin makanan pas acara kematian lu nanti" lanjut tasya dengan ekspresi muka sok sedih.

"vina novianty yang terpinter, gua orang yang paling duluan ambil barang- barang makeup lu saat kematian lu " lanjut hotma dengan mengelap-ngelap matanya seolah olah dia ingin menangis.

"vina novianty yang terimut,gua orang pertama yang akan bikin syukuran saat kepergian lu nantinya" lanjut iren lagi tak kalah pedas.

"vina novianty yang terbaik, gua orang pertama yang bakal berikan kue ulang tahun saat kematian lu tentunya" jawab siska yang tidak masuk akal.

Kini semua menatap valen yang tidak ikutan bicara, supaya mendapatkan dukungan penuh, iren memonyong-monyongkan mulutnya, supaya valen juga ikutan dalam debat pilpers ini.valen yang mengerti pun mulai angkat bicara.

"vina novianty yang terhebat, gua orang pertama yang bakal kasih balon saat kepergian lu nantinya" ucap valen yang mengakhiri masa kehidupan vina.

"iiiihhhhh. emangnya lu semua pada setuju kalo gua mati" tanya vina dengan kesal.

"IYAAA" ucap ke enam lainnya dengan kompak. Hal itu membuat wajah vina merah. Menandakan tanda bahaya besar alias kemarahan yang serius.

"ti nut ti nutttt" ucap iren mengikuti suara mobil ambulance atau lebih tepatnya memberitahu tanda bahaya mendekat.

"satuuuu..." ucap laura dengan gerakan mulut tanpa suara.

"duaaaaa...."lanjut tasya mengikuti gerakan mulut tanpa suara juga.

"TIGAAA!!!!!"teriak iren yang di ikuti hentakan kaki, atau lebih tepatnya mereka sekarang mendadak lomba lari tujuh belas agustusan.


***

"udah. Capek gua, ga kuat lagi, apa mungkin hidup gua ga lama lagi kali ya?" tanya iren dengan ngos-ngosan yang mendapatkan hadiah jitakan dari siska

"begonya vina nular ke elu ya" jawab siska yang juga ngos-ngosan

"mampus, ada vina" ucap tasya dengan kaget saat melihat kebalakang ternyata vina tidak jauh dari posisinya sekarang.

"udah ih, paling ga vina cuman marah-marah doang" ucap hotma yang masih mengatur nafasnya.

"WOII!, kecapean lu pada ya, hahahaha, padahal gua ga bakal ngapa-ngapain lu-lu pada" kata vina yang tertawa ngakak melihat wajah temannya yang sedang kecapean karena lomba lari tadi, sakin ngakaknya vina tertawa mukanya sampai berubah menjadi merah untung saja warnanya merah kalo hijau udah kembaran huluk kali .

Di saat tawa vina mewakili telinga kompece, tiba" ada tawa seseorang yang lebih keras dari vina terlebih lagi cara tertawanya membuat yang lain menular.

"hahahahaha" tawa hotma yang sakin ngakaknya membuat yang lain ikut tertawa juga.
Hotma berhenti tertawa begitupula yang lain.

"lu ngapain pada ikutan ketawa dah" tanya hotma membuat suasana ricuh menjadi hening. Cukup lama akhirnya siska membuka suara.

"lah.gua tanya lu ketawain siapa" tanya siska tak mau kalah.

"gua ketawain vina, gara-gara mukanya merah banget"
"lu - lu pada ngetawain siapa?" tanya hotma lagi.

"ngetawain elu" ucap enam lainnya dengan kompak. Hening cukup lama.
Kemudian hotma tertawa yang juga di ikuti yang lainnya. Memang tawa hotma sangat berdampak sekali pada sekitarnya.

"apa si anjir, ga jelas" ucap laura yang menyudahi tawanya.

"capek ah gua ketawa mulu" ucap tasya yang menarik nafasnya. kemudian berhenti, mengingat kejadian yang lucu tadi, lalu lanjut tertawa lagi.

"tasya, gesrek suerrr" ucap siska menatap tasya yang tak kunjung berhenti ketawanya, padahal yang lain udah pada diem.

"biarin aja,siapa tau dia jarang begini, maka dari itu puasin ajah tas tawanya" balas valen membela.

"skuy satu sekolah yuk" ajak vina yang membuat semua menatap dirinya.

"eh boleh tuh, kalo bisa di SMA Mahgata soalnya muridnya itu rata-rata tengil-tengil pada" balas siska yang pastinya mau nyari penyakit lagi.

"oh ya, pada kenal dhea ga?kakak kelas gua dulu yang songongnya itu jangan ditanya, sekarangkan dia sekolahnya disana" ucap hotma yang mengingat saat ghea melabraknya karena putus dengan pacarnya dan dirinya di tuduh orang ketiganya, padahal mah kata hotma kalo udah putus ya putus aja.

"gua ikut aja" ucap valen singkat.

"gue sih boleh-boleh aja" kata iren yang mendukung saran vina

"boleh tuh, gua mau rasain kalo kompece satu sekolah, ga cuman satu perumahan".lanjut tasya yang mendukung juga.

Kini semua menatap laura yang sedari tadi tidak kunjung membuka suara.
Laura bingung di satu sisi dia mau menikmati masa SMAnya dengan kompece, tapi di sisi lain dia tidak mau bertemu apalagi berhubungan dengan manusia yang sudah menghancurkan kebahagiannya.

"lau, setuju gak" tanya siska memastikan.
Kini laura beralih menatap tasya yang juga menatap dengan penuh harap. Dan berganti menatap vina yang menyatukan kedua tangannya yang artinya please. Dan berganti lagi pada valen yang membalas tatapannya dengan anggukan, berganti lagi dengan hotma yang menatapnya dengan memohon, pindah lagi ke iren yang terang-terangan memberikan dukungan agar laura menyutujui saran vina.

"cayank,ayoo dong, pindah sekolah, kan seru, bisa nakal bareng-bareng kita" kata iren yang mengayunkan tangan laura serta mengedip-ngedipkan matanya genit.

Akhirnya Menarik nafasnya panjang. Laura yang tidak kuat lagi melihat tatapan teman-temannya yang penuh harap akhirnya menyetujui saran vina dengan terpaksa, bagaimanapun dia tidak boleh egois kan?

"YESSS!!" teriak mereka sama-sama dengan senang. Laura yang melihat itu tidak salah memilih jawaban pun ikut senang walau hatinya sedikit gelisah.

"asekk pindah sekolah kita" teriak iren sambil berlompat-lompat.

"mulai kapan?" tanya valen.

"BESOK!" teriak hotma dan iren dengan samaan.
"asekk kita satu hati" ucap iren memeluk hotma.
"yoi" balas hotma dengan memeluk sesekali memukul-mukul punggung iren.
Laura yang melihat itu tidak berhenti tersenyum.

"jadi gimana?" tanya valen lagi yang memastikan.

"yaudah besok" ucap laura mengakhiri.

"Gua bisa ga ya jalanin itu semua? Rasanya sakit banget inget itu semua, tapi gua juga gak mau ngecewain temen temen gua yang udah buat hidup gua berasa lebih sempurna. Tapi ya udahlah gua jalanin dulu" batin laura.

KOMPECE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang