Suasana didalam mobil Jeongguk sangat hening dan membuat Taehyung gugup. Sayup-sayup terdengar musik dari radio yang menjadi teman fikiran Taehyung.
Mobil yang ia naiki terlihat sangat mahal, kursi jok yang dudukipun sepertinya lebih mahal dari baju yang ia pakai. Taehyung merasa seharusnya tidak berada didalam mobil ini.
Jeongguk disampingnya masih mengemudi dan sesekali bersenandung mengikuti radio. Lelaki disampingnya ini benar-benar diluar jangkauannya, rasanya Taehyung sangat beruntung bisa duduk di mobilnya.
"Setelah ini aku harus belok kemana lagi?" Pertanyaan Jeongguk membuyarkan fikirannya.
"B-berhenti didepan gang itu saja, darisitu aku bisa berjalan kaki." Taehyung mengenggam erat ujung kausnya.
"Oke."
***
"Jeongguk terimakasih atas makan malam dan tumpangannya." Taehyung membungkuk sedikit.
"Aku yang harusnya berterimakasih, kau mau menemani pria kesepian ini untuk makan malam." Senyuman Jeongguk memperlihatkan kedua gigi kelincinya.
'Sepertinya aku mengerti kenapa Seokjin hyung mengatakan dia bayi.' Fikir Taehyung.
"Kalau begitu-" Lagi ucapan Taehyung terpotong oleh Jeongguk yang memeluk bahunya.
"Nah darisini kemana?"
"Eh? Tidak usah Jeongguk-"
"Kau lihat gang gelap didepan sana?" Pertanyaan ini buat Taehyung bingung.
"Gang yang sepi dan gelap, jika ada perampok atau penculik ini akan sangat berbahaya." Jeongguk menggelengkan kepalanya. "Tidak..."
"Lebih buruk lagi bagaiman jika ada hantu."
"J-jangan menakutiku!" Taehyung memukul lengan Jeongguk.
"Aku tidak menakutimu hanya saja aku mengkhawatirkanmu Taehyung." Jeongguk memalsukan ekspresinya padahal ia ingin tertawa geli melihat wajah takut Taehyung.
"S-selama ini tidak ada masalah jika aku pulang lewat sini." Taehyung memberikan jarak antara dirinya dan Jeongguk.
"Tae..." Suara berat Jeongguk membuat Taehyung merinding. "Kejahatan tidak akan ada yang tahu kapan terjadi."
Taehyung menjadi benar-benar takut karena ekspresi serius Jeongguk.
"B-baiklah, kau boleh antar aku."
Seringaian Jeongguk muncul kembali. "Nah kalau begitu ayo! Kau boleh genggam tanganku jika takut."
Taehyung merengut dan berjalan duluan, Jeongguk dibelakangnya tertawa kecil dan menyusul Taehyung.
***
"SELAMAT PAGI!" Teriakan Seokjin sepertinya terdengar sampai ujung bumi.
"Jin hyung jangan teriak teriak di pagi hari..." Jimin menatapnya kesal.
"Pagi hyung!" Taehyung membalas sambil melambai yang membuatJimin menatapnya aneh.
"Lihat ini..." Seokjin mendekati Taehyung. "Anak manis ini sangat baik hati padaku, tidak seperti pemuda dengan tubuh mungil didepan meja kasir."
"Aku tidak mungil!" Protes Jimin.
Taehyung tertawa kecil, hari-harinya sekarang lebih dipenuhi tawa.
***
Langit sudah gelap, restoran mulai dibereskan untuk ditutup. Taehyung sekali lagi merapikan ruangan makan dan Jimin membuang sampah-sampah.
Seokjin berada di balik meja kasir sedang menghitung penghasilan hari ini. Namun bunyi notifikasi di layar monitor mengalihkan perhatiannya.
"Sudah malam begini baru pesan, dasar bocah bodoh." Taehyung melirik wajah Seokjin yang begitu kesal.
"Cancel saja hyung." Jimin menghampiri Seokjin. "Lagipula inikan sudah jam tutup."
"Kalau tidak kubuatkan bocah ini hanya akan makan mie instan." Seokjin terbangun dari tempat duduknya dan berjalan menuju dapur. "Jimin tolong kau hitung sisanya ya."
"Siap hyung!" Jimin memberi tanda hormat.
Taehyung berjalan kearah dapur untuk meletakkan sapu dan mencuci kain lap.
"Tapi kenapa dia memesan dua porsi ya?" Terdengar ocehan Seokjin dari dapur.
20 menit kemudian Seokjin sudah menyiapkan pesanannya, bermaksud mengambil mantelnya yang berada di loker namun terhenti karena nada dering ponselnya.
"Joonie!" Seokjin menyapa orang diseberang panggilan.
"Kau sudah dirumah? Oke oke aku segera pulang!" Seokjin menutup telepon dan berlari ke loker.
"Taehyung!" Seokjin berlari mendekati Taehyung dan Jimin yang berada di meja kasir. "Tolong bantu aku ya, antarkan ini ke gedung yang kemarin."
Tas berisi makanan itu terlihat lebih besar dari kemarin. "Baiklah hyung." Taehyung mengangguk dan tersenyum.
"Kau malaikat penolongku." Seokjin mengenggam tangannya. "Aku titip restoran jika sudah beres semua pulanglah, aku duluan suami tercintaku sudah pulang." Seokjin bergegas pergi meninggalkan Jimin dan Taehyung yang masih tersenyum karena kelakuan Seokjin.
"Kamu duluan saja, kan harus mengantar makanan nanti biar aku yang tutup restoran." Jimin memegang bahu Taehyung.
"Apa tidak apa-apa?" Tanya Taehyung khawatir jika merepotkan Jimin.
"Tidak apa." Jimin tersenyum. "Sudah sana ambil jaketmu."
Taehyung mengangguk sebelum pergi mengambil jaketnya. "Terimakasih Jim."
"Untuk apa ia berterimakasih, dasar Taehyung..." Jimin tertawa kecil lalu kembali membereskan meja kasir.
***
A/n : Nanti ketemu lagi deh
KAMU SEDANG MEMBACA
A New Home
FanfictionYoutuber Jeongguk! "Jatuh cinta pada pandangan pertama? Bisa dibilang gitu sih... Pertama kali lihat senyum Taehyung di depan pintu apartemen, aku merasa ada roda yang mulai bergerak lagi di hatiku." -Jeon Jeongguk 2k20