Pertemuan

152 17 3
                                    

Taehyung terus mengelap meja yang sudah bersih agar semakin mengkilap, walaupun tidak ada pelanggan ia harus tetap mengerjakan apa yang harus dia kerjakan.

"Tae! Bisakah kau membantuku?" Panggilan itu berasal dari bos barunya. Setelah berhenti bekerja dari minimarket, Taehyung mendapat pekerjaan di restoran kecil ini. Pemilik restoran seorang pria yang baik namanya Seokjin.

Taehyung masih ingat ketika sedang interview dengannya perut Taehyung berbunyi sangat keras, bukannya melihatnya dengan jijik seperti pandangan orang biasanya pada Taehyung tapi orang ini malah mengajaknya ke dapur dan memasakkan sesuatu untuknya.

Pemuda bersurai coklat itu berjalan ke arah dapur dimana Seokjin berada yang terlihat sibuk membungkus makanan, sepertinya ada pesanan.

"Bisakah kau antar ini ke gedung dekat taman?" Seokjin masih sibuk membungkus makanan dan beralih menuju gelas minuman yang kosong. "Nomor apartemennya 912, nama pemiliknya Jeongguk."

"Apa aku harus menerima uangnya? Bagaimana jika ada kembalian?" Taehyung menerima bungkusan itu dan mendekapnya.

"Ia sudah membayarnya, kau tidak usah khawatir." Seokjin mengusap kepala Taehyung. "Sekarang ambil jaketmu, diluar dingin."

Taehyung mengangguk, ia berlari menuju kursi diujung dapur dimana ia menaruh tas kecil dan jaketnya. "Aku pergi!"

"Hati-hati!"

***

Taehyung berjalan dengan senyuman, memikirkan bagaimana hidupnya lebih baik dari 2 bulan kemarin. Sekarang ia memulai harinya dengan terbangun di kamar kecil, melakukan pekerjaannya sampai malam hari, kembali ke kamarnya, lalu mengulangnya lagi esok hari.

Walaupun lingkaran yang ia jalani terdengar membosankan, menurut Taehyung ini lebih dari cukup. Setidaknya ia tidak perlu memikirkan akan makan apa esok hari, Seokjin hyung sangat baik karena selalu memasak untuknya.

Taehyung terus berjalan menuju gedung yang dituju hingga ia sampai di depan pintu dengan nomor 912. Menekan tombol bel dan menunggu dengan senyuman.

Pintu terbuka dan Taehyung segera memberi salam. "Selamat siang! Pesanan untuk Kak Jeongguk."

Pemuda yang membuka pintu didepannya nampak terkejut. Rambutnya yang berantakan dan wajahnya yang kusut, buat Taehyung menyimpulkan 'Orang ini baru bangun?'

"Ah..." Suara serak Jeongguk membenarkan dugaannya, pemuda itu masih menatapnya. Kalau dilihat memang si Jeongguk ini tampan sih...

Taehyung sadar!

"Silahkan." Taehyung memperlihatkan senyum kotaknya.

"Kau bekerja di tempat Jin hyung?" Jeongguk mengambil bungkusannya tidak tahu kalau ia akan menyentuh jari Taehyung.

"Benar, aku baru mulai bekerja seminggu yang lalu." Taehyung mengangguk.

"Ah begitu..."

"Kalau begitu aku-"

"Mau makan denganku?" Jeongguk tiba-tiba bertanya menahan gerakan Taehyung untuk berpamitan.

"Eh?"

"Aku belum makan sejak pagi, jadi mau makan bersamaku?" Wajah Jeongguk kelihatannya berharap Taehyung mau.

"M-maaf..." Taehyung membungkuk. "Aku harus segera kembali ke restoran."

"Bolos sehari tidak apa-apa, nanti aku yang bicara ke Jin hyung." Jeongguk jawab dengan enteng.

"M-mungkin lain kali..."

"Kalau begitu aku permisi." Taehyung segera pamit dan berlari keluar gedung.

Jeongguk yang belum sempat menahan Taehyung  hanya bisa menatap punggungnya.

***

Keesokannya Taehyung bekerja kembali, kali ini ada Jimin yang berjaga di kasir. Jadi Taehyung hanya perlu mengantarkan makanan dan membersihkan meja.

Hari ini restoran tidak terlalu ramai jadi Taehyung bisa duduk sebentar disamping Jimin sambil mengobrol.

"Aku pergi mengantar makanan dulu, kalian tolong jaga restoran ya." Seokjin tiba-tiba muncul dari arah dapur sudah siap dengan mantel dan bungkusan makanannya.

"Lama juga tidak apa-apa hyung." Jimin tersenyum meledek.

"Haha kalau gajimu lama tidak apa ya." Ucap Seokjin sebelum meninggalkan restoran.

"KOK?!"

Taehyung hanya tertawa kecil disamping Jimin.

***

Jeongguk sudah mandi, rambutnya rapih dan tubuhnya wangi. Jadi nanti bertemu pujaan hati tidak akan malu. Ia sengaja mempersiapkan dirinya untuk bertemu seseorang yang kemarin siang mengantar makanan ke apartemennya.

Mendengar bel pintu berbunyi Jeongguk bergegas menuju pintu dan membukanya. Wajah Jeongguk yang tadinya tersenyum lebar menjadi datar setelah melihat sosok dibalik pintu.

"Kenapa wajahmu menjadi begitu? Tidak senang aku yang antar makanan?" Seokjin mempersilahkan dirinya sendiri masuk ke apartemen Jeongguk. "Tumben kau sudah mandi." Seokjin menaruh bungkusan makanannya dan berjalan untuk mengambil piring di laci dinding dapur.

"Kok hyung yang antar makanan?" Jeongguk merengut didepannya.

"Memang kenapa kalau aku? Kau ini ya masih untung ada aku dan Namjoon yang mengurusi hidupmu disini. Kalau tidak ada-"

'Mulai lagi...' Jeongguk memutar bola matanya.

"Dan juga lihat apartemenmu ini. Kapan kau akan mulai mencuci piringmu? Bau sekali-"

'Tuhan siang ini terasa sangat panjang.' Jeongguk menghela nafasnya.

***

A/N:

Pas keluar apartemen Jeongguk kayak gini

Thank you for reading, see you on the next chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Thank you for reading, see you on the next chapter.

A New HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang