"Ke kiri."
Alis Singto bertautan mendengar ucapan Krist, ia menatap sekilas ke samping melihat pria itu yang kini tengah terus menunjuk arah yang dirinya maksud, tetapi Singto tak mau mendengarkannya dan terus melaju pada sisi jalan yang dirinya mau.
"Kau tuli?"
"Lagi pula untuk apa aku mendengarkanmu?"
"Kau ini benar-benar bodoh."
"Aku membayarmu di sini bukan untuk mengumpatiku."
Krist mendesis, sembari pandangan matanya terarah ke belakang, ia sudah meminta salah satu temannya untuk melacak pelat Audi di belakang, tetapi tak menemukan apa pun.
"Kau punya masalah dengan seseorang?"
"Tidak."
"Kau punya hutang?"
"Kau pikir aku semiskin itu! Aku bisa membayarmu sekarang, bisa-bisanya kau mengatakan hal seperti itu padaku."
"Baiklah, jika seperti itu. Aku ingin bertanya apa kau tahu mobil di belakang?"
Singto menatap ke arah belakang pada kaca kecil di atas mobilnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Tidak. Mana mungkin aku kenal dengan orang asing."
Mendengar hal itu Krist langsung menatap pada pria di belakangnya dengan tajam, hingga sosok yang tengah duduk santai itu agak takut, "Jawab yang jujur. Kau tahu mobil di belakang? Kau mengenal pemiliknya atau tidak?"
"Mobil itu terlalu mewah untuk aku lihat."
Pria itu terdiam, ia mencoba untuk mencerna segalanya secara perlahan, ini aneh kenapa ada Audi asing yang mengikuti mereka? Krist tak menemukan jawabannya, harusnya hanya ada Mek jika orang lain juga melakukan hal yang sama berarti ada maksud tertentu di sini.
"Bisa kau beritahu aku, sebenarnya apa yang coba kau cari sampai mencari orang untuk membantumu?"
"Tidak tahu. Aku tidak yakin, semacam cairan. Mungkin seperti itu."
"Cairan?"
Dahi Krist berkerut apa yang Singto maksud dengan cairan? Bukannya di bumi ini ada berbagai macam cairan, jadi cairan apa yang pria itu ingin cari? Harusnya ia tak bertanya jika Krist tahu ini akan semakin membuatnya semakin bingung.
"Ya, semacamnya. Aku tidak paham."
"Kau tidak paham, tapi nekat ingin mencarinya? Bagaimana jika itu berbahaya?"
"Jika tidak melakukannya maka aku akan mati, kalau kau tidak tahu apa pun lebih baik diamlah."
Tangan Krist langsung menepuk bahu Singto, menyuruh pria itu untuk menepi akan tetapi dengan keras kepalanya Singto tetap tak mau menuruti apa yang Krist katakan, hingga akhirnya dengan terpaksa ia merebut setir mobil dan menepikannya paksa ke ujung jalan, mobil tua itu bergerak ke kiri dan kanan di tengah lalu lintas yang cukup padat. Singto hanya memegangi dadanya mendengar beberapa klakson yang tertuju padanya.
"Apa yang kau lakukan? Kau gila!"
"Kau mau melihat hal yang lebih gila lagi?" Krist menyeringai dan menaikkan salah satu alisnya, "turun."
Bergegas Krist turun dan mengetuk-ngetuk pintu kaca Singto, menyuruhnya untuk membuka pintu, hanya saja Singto masih berkeras kepala tidak mau mendengarkannya lagi, hingga tangan Krist membuka paksa pintu, lalu mendorong Singto ke sisi lain dengan kencang.
"Pindah! Cepat pindah! Kau takut mati, 'kan? Ada yang mengikuti kita, dasar bodoh!"
Krist mengatupkan kedua bibirnya karena Singto benar-benar lamban, ia tidak pernah menemui pria aneh macam Singto sebelumnya, yang menguras banyak tenaganya hanya untuk bicara, Krist sangat gemas dengan pria itu, sampai ingin memukul Singto jika ia bisa. Namun, sayangnya tidak bisa. Ia harus bersikap baik, agar pria itu mempertahankannya di sisinya, seperti yang Krist lakukan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betcha [ Krist x Singto ]
FanfictionSingto--seorang pria biasa yang memandang hidup ini tak bermakna akan tetapi tiba-tiba saja sesuatu hal tak terduga terjadi padanya, membuatnya melewati banyak hal aneh yang tidak pernah sama sekali ia pikirkan sebelumnya dan juga mempertemukannya d...