Jari Krist sedikit mengangkat dagu Singto, karena pria itu terus menundukkan kepalanya tanpa mau mengikuti instruksinya, bahkan untuk menatap Krist yang berada tepat di depannya saja pria tersebut tak mau. Ia berdecak kesal melihat kelakuan pria itu, tangannya menepuk punggung Singto dengan cukup kencang, agar tegak seperti yang Krist inginkan.
“Lihat ke depan, tegapkan punggungmu. Pria macam apa kau itu.”
“Mau pria macam apa pun, aku tetap pria.”
Lirikan sinis Krist keluarkan pada Singto, “Tanganmu salah posisi.”
“Dari tadi semua yang aku lakukan selalu salah.”
“Jadi kau mau aku mengatakan apa yang kau lakukan itu benar? Padahal nyatanya kau salah?” Krist melipat kedua tangannya di dada, ia benar kenapa harus takut, memangnya jika Singto salah ia harus mengatakan kalau pria itu benar, itu tidak mungkin terjadi, “pukul itu.”
Tangan Singto dengan perlahan memukul samsak, membuat Krist gemas sendiri melihatnya, benda itu bukan manusia jadi bagaimana bisa Singto takut-takut untuk memukulnya.
“Kurang kencang!”
“Ini sudah.”
“Belum, lebih keras lagi. Semut pun tidak akan terluka jika kau memukulnya seperti itu.”
Singto hanya diam sembari menggerutu atas sikap Krist yang semena-mena padanya, ia jadi heran siapa bosnya di sini sebenarnya? Krist atau Singto? Pria itu bilang ingin mengajarinya akan tetapi bukannya justru mengajari yang terjadi sekarang, Krist terus mengomentari apa yang Singto lakukan, seolah semua yang dirinya perbuat selalu salah di mata sosok tersebut.
“Contohkan, coba jika kau bisa contohkan segalanya padaku.”
Krist menyeringai mendengarnya, ia menatap Singto dengan tersenyum remeh lalu memukul serta menendang samsak tersebut tanpa mau mengalihkan pandangan dari Singto, yang tentu saja membuat Singto bergidik ngeri.
“Lakukan dengan baik, sebelum kau aku pukul seperti samsak itu.”
“Begini sangat mudah.”
Lagi-lagi Singto mencoba untuk memukul dan berakhir sama, Krist jengah sungguh sangat jengah, sampai akhirnya meletakan kedua tangan pada pinggang dan menatap Singto dengan sangat tajam.
“Sebenarnya apa yang kau bisa?”
“Aku bisa segalanya?”
“Yakin?”
“Tentu saja, bukan aku tidak mampu tapi aku sengaja tidak mengeluarkan semua kemampuanku.”
Ini ibaratkan lelucon untuk Krist, apakah ada yang percaya jika Singto bisa melakukan hal ini dengan mudahnya? Jawabannya tidak, itu tak mungkin terjadi, setinggi apa Singto menerbangkan dirinya di sana akan ada Krist yang menjatuhkannya.
“Baiklah. Ayo, kita bertaruh.”
“Bertaruh? Tidak ada yang lain yang bisa kau lakukan?”
“Lawan Nanon, jika kau bisa mengalahkannya aku akan menuruti apa yang kau mau.”
Krist sengaja memasang wajah yang meyakinkan, ia melihat Singto sempat ragu, lalu menggelengkan kepalanya, seolah tak setuju dengan apa yang Krist katakan, tidak mau menerima tantangan pria itu.
“Tidak. Untuk apa aku melakukannya? Tidak ada untungnya untukku,”
Singto menendang samsak dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan, sementara Krist yang melihat itu semakin mengeluarkan seringainya, mengisyaratkan jika ia yakin Singto akan mau, lihat saja setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betcha [ Krist x Singto ]
FanfictionSingto--seorang pria biasa yang memandang hidup ini tak bermakna akan tetapi tiba-tiba saja sesuatu hal tak terduga terjadi padanya, membuatnya melewati banyak hal aneh yang tidak pernah sama sekali ia pikirkan sebelumnya dan juga mempertemukannya d...