"Bunda, Asra berangkat dulu ya?" Pamit Asra pada Aster-bundanya yang tengah duduk bersama ayahnya-Yasra di depan rumah sambil meminum minuman masing-masing.
"Gak mau bareng sama ayah?" Tawar Aster, hampir setiap hari Aster berbicara seperti itu, jujur ia sedikit khawatir.
"Nggak bun, Asra naik sepeda aja" ucap Asra.
"Kamu emang nggak di ejek ke sekolah naik sepeda?" Tanya Yasra buka suara.
Asra menoleh sedikit takut, pasalnya ayahnya pintar sekali mengenali raut wajahnya. Sebisa mungkin ia harus menutupi, jangan sampai keluarganya tahu atau lebih parah sang kakek.
"Nggak kok yah, mereka baik-baik" ucap Asra santai. Pintar sekali kau nak
"Yaudah berangkat sana, nanti kamu telat" ucap Yasra dan langsung di angguki oleh Asra.
Asra mencium tangan kedua orang tuanya sebelum pergi dan meminta restu. Salah satu rutinitas jika ia akan berpergian kemanapun, termasuk sekolah. Yasra-sang ayah juga biasanya membacakan do'a tepat di kepala Asra, entah do'a apa yang pasti sudah turun temurun di keluarganya. Setelah itu Yasra mencium kening sang anak dengan sayang.
"Yaudah bunda, ayah Asra berangkat yaaa. Assalamua'laikum" pamit Asra dan di jawab oleh keduanya.
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati jangan ngebut" peringat Aster dan di acungi jempol oleh Asra.
.....
Seperti biasa, Asra ke sekolah menggunakan sepeda kesayangannya. Sembari melantunkan lagu-lagu yang sesuai dengan mood-nya hari ini.
"Aku hanya pergi tuk sementara...
Bukan untuk tinggalkanmu selamanya...
Aku pasti kan kembali pada dirimu...
Tapi kau jangan nakal, aku pasti kembali..."Semilir angin pagi menerpa kulit wajahnya, Asra menikmati setiap hempasannya. Walaupun cuacanya hari ini dingin.
Sedang asik-asiknya dirinya menyanyi, suara klakson mobil yang begitu kencang memekakkan telinganya. Asra membulatkan matanya ketika dari arah yang berlawanan mobil sport warna merah melaju kencang.
Se-segera mungkin dirinya membanting stir sepedanya, dan...
"BUNDAAAAA..."
BRAK!
Asra jatuh tersungkur di samping trotoar jalan, membuat pengunjung yang sedang ada di situ terkejut.
"Awwsss..." ringisnya kesakitan.
"WOY KAMU KALAU BAWA MOBIL JANGAN NGEBUT!" Teriak salah satu pejalan kaki yang ada di situ. Terlihat mobil sport merah itu melaju sangat kencang, Asra yakin seseorang itu sedang buru-buru.
Tidak mau ambil pusing dengan mobil itu yang kabur, Asra melirik ke bagian lukanya. Tidak ada darah yang mengalir kecuali goresan yang ada ditangannya. Ketika ia hendak berdiri, ia meringis.
"Aduh..." ringisnya.
"Kamu gak papa?" Tanya salah satu ibu pejalan kaki.
Asra menoleh "saya nggak papa kok bu" jawabnya seraya tersenyum
"Awsss" ringisnya sekali lagi.
"Kaki kamu terkilir dek, kita antar ke rumah sakit mau?" Tanya ibu itu lagi.
"Hmm... saya akan telpon orang tua saya aja bu" jawab Asra lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adheyasra
Teen FictionAdheyasra adalah seorang gadis berhijab yang bersekolah di sebuah sekolah terkenal dan terfavorit di kotanya. Seringkali ia terkena bullying karena dirinya satu-satunya murid yang menggunakan hijab. Walaupun banyak murid yang beragama islam di sekol...