1🍒

70 23 12
                                    

"ZAKI KEMBALIIN SEPATUNYA." Teriak Cherry menggelegar di kelas X IPA 2,keadaan sedang jamkos membuat kelas sangat berantakan.

Cherry menjangkau sepatunya yang diangkat ke udara oleh Zaki.Tinggi Cherry hanya sebatas bahu Zaki, membuat ia sangat kesusahan menggapainya.

"Salah sendiri lo pendek,wle." Ucap Zaki sambil menjulurkan lidahnya.Semua terbahak melihat kelakuan kucing dan tikus IPA 2.

"NGESELIN BANGET SIH LO," Cherry berusaha menjangkaunya, "IHH ZAKI KEMBALIIN."

Wajah putih Cherry sudah merah padam,ia melepas sepatu yang sebelahnya dan melempar ke arah Zaki.

"GUE PUNYA SALAH APA SIH SAMA LO ZAKI? KENAPA LO USILIN GUE TERUS? GUE BENCI SAMA LO." Air matanya mulai turun membasahi pipi Cherry,semua yang tertawa tiba-tiba diam melihat Cherry menangis.

Cherry menghapus kasar air matnya kasar lalu berlari keluar.Ia menghiraukan Zaki yang terus memanggil namanya.

Sekarang Cherry berada di taman belakang sekolah.Ia duduk di kursi panjang dan menghentak-hentakan kakiknya sambil menghapus air matanya.

Cherry memjamkan matanya.Kejadian tadi pagi terus berputar di fikirannya,dia tidak tega melihat orang yang dia sayangi tersakiti.Kejadian itu membuat suasana hatinya menjadi buruk hari ini.

Seharusnya Cherry tidak menangis dan marah kepada Zaki.Toh,dia terbiasa dengan keusilan Zaki.Meskipun begitu,jika Cherry sedang bersedih Zaki selalu ada untuk menghiburnya.Ah,memikirkan semuanya membuat kepala Cherry pusing.

"Neng cantik,maafin abang dong." Cherry membuka matanya,menatap geli cowok yang dihadapannya.Suara yang di buat-buat seperti preman jalanan membuyarkan pikirkannya.

"Maafin dong,nanti abang beliin lolipop deh satu." Dia duduk disebelah Cherry,dengan tangan yang disatukan didepan dada,Zaki menatap penuh harap kepada Cherry.

Cherry menggigit bibir bawahnya menahan senyum,lalu ia menampakkan ekspresi kesal. "Berisik lo." Cherry bangkit dari duduknya lalu ia pergi meninggalkan Zaki.Jika terus berhadapan dengan Zaki,mana bisa Cherry menahan dirinya agar tidak tersenyum.

"STROBERI APEL LECI KO MALAH DI TINGGALIN SIH?" Zaki berlari kecil menyusul Cherry dan menyamakan langkahnya.

"Cherry maafin dong."

"Maafin Gue ya..yaaa"

"Apel stroberi yakin ga maafin Gue?"

Zaki terus meminta maaf sampai mereka sampai di kelas.Cherry menahan tawa sekaligus kesal karena Zaki mengubah namanya dengan nama buah-buahan.

"Jangan maafin si Zaki Cher." Ujar Dion yang sedang berdiri di dekat pintu kelasnya.

"Sialan lu yon." Zaki melempari Dion dengan penghapus papan tulis.Namun sialnya penghapus itu tidak mengenai Dion tetapi mengenai kepala Pak Yadi.

Sial, Gumam Zaki.

"SIAPA YANG NGELEMPAR PENGHAPUS?" Ucap pak Yadi.

Semua murid menunjuk Zaki.

"Gak sengaja, Pak." Ucap Zaki cengengesan.

Semua murid tertawa termasuk Cherry,mereka melihat muka Zaki yang sudah takut dengan Pak Yadi yang selalu membawa penggaris kayu yang panjangnya sekitar satu meter.

BRAKK

Pak Yudi memukul penggarisnya ke meja di depannya. "Diam kalian semua." Semua tersentak kaget. "Zaki Bahtiar,kamu berdiri di depan sampai pelajaran selesai.Kalian semua buka buku kalian." Lanjutnya.

"Iya pak." Jawab seisi kelas.

***

Akhirnya pelajaran Pak Yudi berakhir,begitupun hukuman Zaki.

CherryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang