Part 10

8 0 0
                                    

Sinar matahari menyelusup masuk lewat jendela kamar, Minggu ini cuacanya begitu bersahaja membuat semua orang turut merasakan senang termasuk Khanza yang sangat bersemangat untuk berolahraga. Hari ini Khanza bangun lebih pagi karena ingin menyehatkan tubuh nya dengan jogging ditaman.

Taman sudah ramai oleh orang-orang yang sedang bersantai serta dikelilingi para pedagang kaki lima yang sedang berjualan. Khanza berlari dengan kecepatan sedang sembari mendengarkan lagu di inpods nya. Tak terasa setelah lama berlari, keringat Khanza mulai bercucuran diwajahnya namun ketika dirinya sedang berlari tiba-tiba pundaknya bertubrukan dengan seseorang membuat ia terjatuh kesakitan.

"AAWWW!!" rintihnya sambil memegang pundaknya yang sakit.

"Eh sorry-sorry.. Lo gapapa kan??" kata seseorang tersebut membantu Khanza berdiri.

Suaranya tak begitu asing didengar seperti seseorang yang Khanza kenal.

"Iy---lo??!!" kata Khanza terkejut.

"Lah lo??" kata Farel ikut terkejut.

"Ngapain lo disini?? Ngikutin gue ya!" lanjut Farel

Khanza melepaskan inpods ditelinganya sembari melipat tangannya dikedua dadanya.

"Dih geer banget lo jadi cowok. Lo pikir ini tempat buat lo doang apa! Engga bisa ya sehari aja gue engga ketemu lo terus bosen gue, dan kenapa sih lo tuh suka banget nabrak gue? Emang engga ada cewek lain yang bisa lo tabrak? Atau jangan-jangan lo--" katanya sembari memajukan wajahnya.

"Woyy!! Cewek gila enak aja lo kalo ngomong. Emang cewek cuma lo doang!! Gue juga males kali hidup gue dikelilingin lo terus yang kerjaan nya nyari ribut sama gue." Farel tak mau kalah

"Gue gamau tau lo harus tanggung jawab!!!" Pekiknya keras membuat orang-orang disekitar memperhatikan keduanya.

Farel langsung membekap mulutnya Khanza dan mengajaknya pergi dari tempat tersebut, Khanza membulatkan matanya terkejut dengan tindakan Farel.

"Lo bisa diem engga sih, nanti orang-orang ngira nya gue ngapa-ngapain lo", Farel melepaskan tangannya dari mulut Khanza.

"Ya abis lo nyebelin sih pundak gue sakit untuk yang kedua kalinya dan itu gara-gara lo!", tunjuk Khanza kedepan wajah Farel.

"Okey. Gue minta maaf, sebagai gantinya gue traktir lo gimana??"

Khanza berpikir sebentar.

"Ck. Lama lo!" Kata Farel menarik tangan Khanza tanpa aba-aba.

"Mau ngapain lo?". Farel tak menjawab. Keduanya pun berjalan menuju pedagang kaki lima yang berada diluar taman dan berhenti disalah satu penjual bubur ayam.
"Lo buburnya pake semua atau engga??" tanya Farel
"Gue engga pake daun bawang"
"Bang, buburnya 2 ya yang satu engga pake daun bawang" intruksi Farel
"Oke sip" jawab tukang buburnya

Tak beberapa lama bubur pesanan mereka pun datang. Mereka menikmati sarapan pagi dengan bubur ayam. Setelah selesai makan Khanza ingin segera pulang namun Farel mencegahnya.
"Mau gue anterin engga?" tanyanya
"Lo kira gue anak kecil yang engga tau jalan pulang pake dianterin segala" jawab Khanza membulatkan matanya malas.

Farel menuntun Khanza ke motor ninjanya. "Ayo naik!" kata Farel. Khanza menatap Farel lama.
"Ck. Lama deh mau gue gendong." Farel sebal
"Iya elahh.. ini mah namanya modus pemaksaan."
"Terserah lo."

Farel menyalakan motornya lantas keduanya meninggalkan taman dan meluncur ke rumahnya Khanza.

***

Motor Farel berhenti tepat didepan rumah bercat warna hijau tosca milik Khanza, Farel mematikan mesin motornya.
"Makasih." kata Khanza turun dari motornya

My Team Success (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang