Bab 2

931 86 29
                                    

"Mengapa Anda Memandangnya dengan tatapan penuh puja, Yang Mulia?"

.

.

.

Para dayang istana terlihat hilir mudik kesana kemari sejak pagi buta, mempersiapkan segala keperluan. Pemilihan selir akan berlangsung pagi ini. Semua dayang terlihat begitu antusias, mereka membayangkan sosok seperti apakah yang nanti akan terpilih menjadi Paduka Selir?
.

.

.

Ibu suri juga sedang bersiap di kediamannya. Suasana hatinya benar-benar baik hari ini. Senyum pun tak lepas dari bibirnya. Setelah beberapa tahun, akhirnya dia akan bertemu lagi dengan keponakannya yang cantik.

Ya, waktu itu Ibu Suri membawa keponakannya ke Istana sebagai calon permaisuri, namun Kaisar tidak meliriknya sama sekali karena telah mencintai gadis lain putri dari Menteri Keuangan Kim, Kim Seungmin. Setelah kejadian itu, keponakannya yang cantik tidak pernah mengunjunginya lagi di istana. Mungkin gadis itu terpukul.

.

.

.

Gerbang utama istana telah terbuka. Sepuluh gadis cantik kandidat selir telah sampai dengan selamat di istana. Mereka kemudian digiring menuju aula yang akan dijadikan tempat pemilihan selir.

Ibu suri, Permaisuri, dan Kaisar telah berada disana. Duduk di kursi kebesarannya masing-masing. Melihat satu persatu para gadis masuk. Sang Kaisar memperhatikan dengan wajah bosannya, lalu Permaisuri yang raut wajahnya tidak dapat dibaca, serta Ibu Suri yang terlihat sangat antusias.

Sepuluh gadis tadi kemudian berdiri dalam dua baris. Mulai dari Putri Perdana Menteri Yang di ujung baris depan hingga Putri Gubernur Hwang di ujung baris kedua.

Memperkenalkan diri, banyak dari mereka yang juga berusaha menarik perhatian Kaisar yang sedari tadi hanya menatap bosan. Hingga satu suara membuat pria itu tertarik untuk memperhatikan. Suara lembut penuh afeksi yang entah kenapa disukainya.

"Hormat hamba pada tiga Yang Mulia. Hamba adalah putri bungsu dari Perdana Menteri Yang, Yang Jeongin."

Ibu Suri tersenyum puas. Ah, keponakannya itu memang sempurna.

Sedangkan Kaisar, pandangannya tidak lepas dari gadis Yang itu sejak dia membuka mulut untuk memperkenalkan diri tadi. Membuat Permaisuri sedikit menoleh lalu menampilkan raut tidak suka yang tidak ditutup-tutupi.

"Mengapa Anda memandangnya dengan tatapan penuh puja, Yang Mulia?"

"Silahkan sampaikan sesuatu untuk mereka, Kaisar."

Interupsi dari Ibu Suri akhirnya menyadarkan Kaisar yang sejak tadi memandang Putri Perdana Menteri Yang.

HyunjinㅡKaisar mengembalikan raut wajah berwibawanya. Berdehem sebentar, kemudian berucap dengan tenang.

"Pemilihan kali ini akan berada dibawah pengawasan Ibu Suri. Bekerja keraslah karena hanya satu orang yang akan terpilih."

"Hamba mengerti, Yang Mulia."
Para gadis itu menyahut bersamaan.

.

.

.

Para gadis tadi telah diantar ke kamarnya masing-masing. Kamar yang akan mereka tempati di istana selama pemilihan selir berlangsung. Namun, tidak dengan satu gadis lain yang saat ini tengah berada di Kediaman Ibu Suri.

Melangkah dengan anggun, gadis itu kemudian memberi hormat pada Ibu Suri, membuahkan sebuah senyum manis darinya.

"Hormat hamba, Yang Mulia Ibu Suri."

MINE - HYUNJEONG [GS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang