"Aku tidak kalah. Sejak awal, semuanya adalah milikku. Kau telah mengambil sesuatu yang bukan milikmu."
.
.
.
Titah pelengseran permaisuri benar-benar diturunkan satu minggu kemudian.
Jeongin menggendong putranya, menghampiri Seungmin yang berjalan kearah gerbang bersama putri kecilnya. Mereka akan berangkat menuju pengasingan hari ini.
.
.
"Dengarkanlah Titah Kekaisaran ini, Yang Mulia Permaisuri. Dengan titah ini, Permaisuri Kim yang selama ini menduduki tahta akan resmi dilengserkan mulai hari ini. Penghapusan status kebangsawanan akan diberlakukan, Permaisuri Kim dan Putri Yena juga akan diasingkan karena kejahatan berupa mencelakakan Selir Agung yang juga sempat membahayakan Putra Mahkota. Tahta permaisuri akan secara resmi diserahkan kepada Selir Agung Yang, selaku istri sah Kaisar dengan pangkat tertinggi tepat dibawah permaisuri. Terimalah Titah Kekaisaran ini."
.
.
Semua kalimat dalam Titah Kekaisaran yang disampaikan Kasim Utama tadi masih terekam jelas dikepala Jeongin. Membuat wanita itu tak hentinya tersenyum. Kakinya melangkah untuk menghampiri Seungmin.
"Bagaimana kabarmu, Mantan Permaisuri?"
Seungmin menatap wanita dihadapannya ini dengan tajam, tangannya mengepal menahan amarah.
"Seperti yang Anda lihat saat ini, Yang Mulia Permaisuri"
Jeongin menyeringai.
"Kau memanggilku dengan benar, bukankah kau juga harus memberi hormat dengan benar?"
Seungmin kalah telak dihadapan wanita ini. Jadi dia hanya menekuk lututnya, memberi hormat layaknya rakyat rendahan. Gadis kecil yang berada disamping Seungmin segera mengikuti pergerakan Ibunya.
"Jalang sepertimu tidak bertahan lama, Permaisuri. Kaisar akan membuka matanya setelah ini. Kau tidak akan pernah menang."
Jeongin tertawa pelan, putra mahkota masih berada dalam gendongannya. Dia melangkah pelan, menghapus jaraknya dengan Seungmin yang telah berdiri dari posisi berlututnya. Lalu berbisik ditelinga wanita itu.
"Siapa bilang? Aku tidak kalah. Sejak awal, semuanya adalah milikku. Kau telah mengambil sesuatu yang bukan milikmu."
Seungmin membatu di posisinya. Sedangkan Jeongin melanjutkan ucapannya.
"Selamat Jalan, Mantan Permaisuri Kim"
Jeongin langsung menjauhkan tubuhnya dari Seungmin ketika melihat Hyunjin menghampirinya.
Setetes air mata bergulir melewati pipi Seungmin. Hyunjin-nya disana. Merangkul pinggang permaisuri barunya, tanpa menatap Seungmin dan putri kecil mereka sama sekali. Sangat menyakitkan. Kemana hilangnya cinta Hyunjin untuknya? Semudah inikah pria itu membuangnya?
"Yang Mulia"
Seungmin memanggil pelan. Berharap masih ada sedikit tempat baginya dilubuk hati Hyunjin. Namun pria itu hanya menjawab tanpa berbalik.
"Ada apa, Nyonya Kim?"
Sudah cukup. Seungmin akan pergi sekarang. Membawa semua lukanya. Istana yang dulu begitu mengagungkan dan memujanya kini seolah berbalik menghujam.
"Terimalah penghormatan terakhir hamba, Yang Mulia Kaisar"
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE - HYUNJEONG [GS] ✔
Fanfiction"Aku tidak kalah. Sejak awal, semuanya adalah milikku" WARNING!! GS MATURE