"Ini menyakitkan, Yang Mulia. Akankah yang lebih sakit akan datang setelah ini?"
.
.
.
Seungmin berdiam di kamarnya, pernikahan Kaisar dan Selir Kerajaan yang baru terpilih akan segera dilaksanakan pagi ini. Permaisuri cantik itu terus melamun memikirkan apakah dirinya siap berbagi suami dengan wanita lain. Berbagi perhatiannya, bahkan berbagi raga suaminya.
"Ini menyakitkan, Yang Mulia. Akankah yang lebih sakit akan datang setelah ini?"
.
.
.
Genderang ditabuh, pernikahan berlangsung sederhana namun sangat khidmat. Rakyat bahkan menyambut selir baru kerajaan dengan suka cita. Menyambut Paduka Selir yang akan memberikan Putra Mahkota penerus kekaisaran ini. Semua orang berharap pada Paduka Selir yang baru. Rumor yang berhembus dan mengatakan bahwa Paduka Selir sangat ramah dan baik hati semakin membuat rakyat menyayanginya.
.
.
.
Baru setengah jalan dari prosesi pernikahan, Seungmin sudah tidak sanggup. Ia berjalan cepat untuk kembali ke kamarnya, dengan para dayang yang selalu setia mengikutinya.
Hyunjin melihat itu semua, Ia sudah akan berlari untuk mengejar Seungmin, namun tangan seseorang menahannya.
"Jika Anda pergi, Anda akan mendapatkan citra buruk, Yang Mulia."
Dan Hyunjin hanya diam, kembali duduk dengan tenang di kursinya. Membuahkan sebuah seringai manis dibibir selir barunya.
Tiga hari lalu hasil dari pemilihan selir diumumkan. Tepat seperti yang sudah diperkirakan banyak orang, Putri Perdana Menteri Yang lah yang menempati posisi menjadi Paduka Selir. Selain memang karena keterampilan dan kecakapannya, fakta bahwa dia memiliki hubungan darah dengan Ibu Suri membuat kesempatan terbuka semakin lebar untuknya.
.
.
.
Jeongin terdiam di kamar luas kediaman barunya. Menunggu sang Kaisar datang untuknya malam ini. Penampilannya masih lengkap, riasan kepalanya bahkan masih terpasang. Hyunjin sendiri yang harus melepasnya, Jeongin menunggu lelaki itu.
Suara pintu yang dibuka membuat Jeongin refleks berdiri dari duduknya, memberi hormat pada sang Kaisar dihadapannya.
"Duduklah dan tuangkan arak untukku, Selir Yang."
"Baik, Yang Mulia"
Sesuai perintah, Jeongin duduk dihadapan Hyunjin, menuangkan segelas arak untuk suaminya itu.
"Lihat betapa cantiknya Selir Yang-ku ini"
Jeongin hanya tersenyum. Hyunjin berdiri mendekatinya, melepas hiasan kepala Jeongin lalu berbisik pelan ditelinganya.
"Sudah siapkah kau untukku malam ini, Sayangku?"
"Hamba akan siap kapanpun, Yang Mulia"
Tanpa kata lagi, Hyunjin menarik tangan Selirnya, melepas hanfu merah yang melekat di tubuh Jeongin, lalu mendorongnya ke ranjang.
"Yang Mulia.."
Jeongin berbisik pelan saat sang lelaki merangkak diatas tubuhnya.
"Ada apa, Sayangku?"
"Apakah Anda menyukai tubuh hamba ini?"
"Ya, Sayang. Aku menyukainya. Begitu indah seperti yang kuharapkan darimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE - HYUNJEONG [GS] ✔
Fanfiction"Aku tidak kalah. Sejak awal, semuanya adalah milikku" WARNING!! GS MATURE