Adzif Putra Ardiansyah...
Hadir ustadzah!"Maaf sebelumnya sepertinya saya belum pernah melihat kamu ya?"
Tanya ustadzah Ulfa yang menatap Adzif dengan heran."Iya ustadzah, saya santri baru disini."
Ucap Adzif dengan sopan."Baiklah, sekarang silahkan perkenalkan dirimu pada teman-teman."
Adzif berdiri dari tempat duduknya dengan kepala yang sedikit menunduk ia mulai memperkenalkan diri.
"Assalamu'alaikum wr.wb, perkenalkan nama saya Adzif Putra Ardiansyah kalian bisa memanggil saya Adzif.
Terimakasih Wassalamu'alaikum wr. wb.""Wa'alaikumussalam wr.wb"
Jawaban salam serempak dari semua santri."Baiklah, untuk pertemuan selanjutnya kalian bisa meminjam kitab di perpustakaan."
"Baik ustadzah."
🍁🍁🍁
Tepat pukul 09.45 a.m bel istirahat pun berbunyi.
Seluruh santri berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing. Ada yang pergi ke kantin, masjid, perpustakaan, serta di pendopo pondok hanya untuk sekedar berbincang dan bersantai.Begitupun Adzif dan teman-temannya yang langsung menuju perpustakaan untuk meminjam kitab yang telah disampaikan oleh ustadzah Ulfa.
Namun sesampainya di perpustakaan, Adzif mulai tidak fokus dengan tujuan pertamanya untuk meminjam kitab yang disampaikan ustadzah Ulfa tadi, ia malah membaca buku yang ia sukai sambil duduk dan menikmati suasana perpustakaan yang hening.
Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi.
Adzif yang belum mendapatkan kitabnya bergegas mencari dan langsung menuju kelas dengan sangat tergesa-gesa.Berjalan sambil memeriksa isi kitab membuat adzif tidak memperhatikan jalanan di depannya hingga ia tak sengaja menabrak seorang santriwati yang tidak ia kenal.
"Astaghfirullahal 'adzim..."
Ucap Adzif yang seketika membuat ia kikuk dan menatap seseorang yangg ditabraknya.
Adzif tak berfikir panjang karena ia terburu-buru dan sibuk memeriksa kitab yang dipinjamnya pandangan Adzif langsung mengarah ke kitab yang ia pegang.Tanpa meminta maaf ia tetap berjalan tak menghiraukan apa yang barusan terjadi.
🍁🍁🍁
"Adzif gimana sih bukannya minta maaf malah nylonong jalan terus tanpa dosa." Oceh Zayyin.
"Adzif?" Tanya Nasywa.
"Iya, Adzif santri baru disini dulu dia temenku waktu di sekolah diniyah. Setelah itu,ia pergi merantau dengan keluarganya ke luar kota dan sekarang mereka telah menetap disini lagi." Penjelasan Zayyin.
"Oh gitu ya, pantas saja aku belum pernah melihat dia sebelumnya." Tanggapan Nashwa.
🍁🍁🍁
Seperti biasanya, pada sore hari Nashwa dan Zayyin telah berkumpul dengan teman-teman yang lain untuk berlatih hadroh.
Sudah tidak diragukan lagi Nashwa yang sebagai vokalis ini, mempunyai suara yang sangat merdu mampu merubah suasana hati menjadi adem bagi yang mendengarnya.
Nashwa melantunkan sholawat dengan penuh penghayatan disetiap bait kalimatnya.
Tak dapat dipungkiri lagi salah satu santri yang sedari tadi ikut memainkan alat hadroh terpukau dengan suara Nashwa yang merdu.
Namun, karena terhalang oleh satir masjid seorang santri ini tak dapat mengetahui siapa sosok dibalik pemilik suara yang merdu itu.
"Subhanallah..siapa perempuan pemilik suara merdu ini?" Ucapnya.
Hari semakin petang, mendung yang berwarna abu terlihat hampir memenuhi langit hingga senja pun perlaham mulai menghilang.
Zayyin dan Nashwa bergegas pulang.
"Zayy ingat ngga, dulu waktu kita masih kecil seneng banget membuat bayangan dan main tebak-tebakan dibalik senja yang indah itu?""Iya Wa seru banget hal kecil seperti itu aja udah mampu membuat kita bahagia."
Mereka tak hentinya bercerita sepanjang perjalanan pulang.
Tiba-tiba DUARRRRR....
Kilatan yang amat terang yang menyilaukan itu seketika merubah suasana mencekam."Astaghfirullah Zayyy... Laa haula walaa quwwata illa billah."
Nashwa ketakutan dan meringkuk ke arah Zayyin.Zayyin yang sudah paham dengan keadaan Nashwa langsung menenangkannya.
Nashwa adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mempunyai phobia dengan suara petir.
Jadi, jika terdengar suara petir ia merasa ketakutan bahkan terkadang membuatnya menangis.Di tengah perjalanan rintikan hujan pun mulai menetes membasahi jilbab kedua santriwati ini.
"Nashwa.. Yuk kita berteduh dulu hujannya semakin deras aku takut nanti kita malah ngga bisa berangkat sekolah besok." Ajak Zayyin.
"Iya ayuk Zayy.. Nashwa juga mulai kedinginan."
Dari dekat tampak perempuan memakai gamis berdiri sambil memegang payung yang memamanggil Zayyin.
"Loh nak Zayyin,, kok hujan-hujanan sini berteduh disini dulu nak."
"Iya tante Halimah."
"Kalian habis darimana nak jam segini masih dijalan?"
"Kita baru pulang dari latihan hadroh tante."
"Mampir sini dulu yuk saya buatin teh hangat, kasihan kalian kedinginan"
"Terimakasih tante tapi......"
Assalamu'alaikum readers...
Penasaran kelanjutannya?
Yuk coment dan votenya biar author bisa lanjutin lagi nih ceritanya.
Syukron^^To be continued ya,, SEE YOU!
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Nashwa
Fanfiction"Peri Cantik" itu julukan yang diberikan kepada seorang santriwati yang berparas cantik berkulit kuning langsat bermata sayu yang akan membuat hati teduh bagi siapa saja yang memandangnya. Aku percaya bahwa Allah Maha membolak balikkan hati hambany...