Bab Keempat

41 2 0
                                    

Yoweslah, , , .
Masih mengharapkan walaupun tak ada kepastian.
_

_________

Tapi, ,

Sebagai manusia yang menjalani kehidupan tentunya kita tidak lepas dari berbagai macam masalah. Masalah memang tidak bisa diprediksi dan terkadang datang dalam berbagai macam bentuk yang senantiasa membuat hidup kita semakin sulit baik secara fisik maupun mental. Terkadang kita membutuhkan kata-kata motivasi hidup dari orang-orang terdekat kita untuk senantiasa membuat hidup kita lebih semangat.

Yowes, , .

Setelah kejadian itu aku langsung sadar diri, sadar rai, sadar posisi, " aku ki sopo? Larahan bro".

Perlahan, aku menjauh dan melupakannya tetapi sudah mencoba sekuat semampuku tetap tidak bisa, mungkin karena rasa cintaku lebih dalam daripada rasa kecewaku.

Tapi dalam benakku masih terlintas,
"Harus jadi apa aku ini supaya dekat denganmu? Jadi angin? Percuma, tak bisa kamu lihat. Jadi air? Percuma, tak bisa kamu genggam. Menjadi sosok nyata cukup membatasiku untuk mencintaimu. Dan kini aku hanya bisa diam ditemani rindu yang murung di relung hati. Menumpahkannya lewat syair untukmu."

Waktu itu masih belum menyerah, hingga suatu ketika aku bertanya lagi dan lagi, masih seputar pertanyaan yang kemarin, masih tentang perasaanku padanya.
Hati ini bergetar kala sepasang manik mata indah itu menatapku. Pandanganku terhalang keindahannya. Sekujur tubuh lemas seketika dan mulai tersadar. Kini kau milik orang lain. Apa daya diri ini? Bukan siapa-siapa yang mencintaimu.”

" Awakmu gak gelem buka ati sitik wae nggo aku ta?" Tanyaku.

"Nggak, maaf ya". Jawabnya.

" Kenapa kok nggak?" Aku.

" Atiku iseh nggo ndekne, sepurane" Jawabnya.

" Yoweslah, mlaku dewe dewe koe wes karo liyane", Aku.

" Emang kowe ora bosen ngenteni aku?". Dia.

" Kamu tau nasi kan? Aku memakannya setiap hari juga tidak bosan, sama halnya perasaanku ke kamu". Aku.

" Ra usah sadih, sok ono sing luweh apek seko aku kok, yakin wae"! Jawabnya.

" Tapi pengen ku kowe", Aku.

" Tapi aku gak pengen kowe, aku ra bakal ninggalno sing pasti demi sing mungkin", Jawabnya.

Aku meneng, anteng, ben dadi cah ganteng. . .

" Melangkah sing yakin, mergo aku wes ndue kepastian nggo aku dewe", Erik.

" Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo?" Aku.

" Mung dibutuhne pas atimu loro" , Erik.

" Perlahan aku pun menjauh dari dirimu, melupakan semua yang tlah terjadi", lirik lagu iki. Hahahaha.

" Maaf aku terlalu lancang menyukai, hingga lupa bahwa kamu sudah mempunyai isi hati", Aku.

" Sudah jangan disesali", Erik.

" Durung sempet nduweni, tapi wis ngrasakne loro ati", Aku.

"Setidake aku isek gelem dadi sahabatmu". Erik.

" Sekirane kabeh wis ra sejalan, luweh apek aku mulih, dolanku kadohan". Aku.

" Karepmu dehh", Erik.

" Ben aku sing mundur, kowe ra perlu sabar ben aku sing sadar". Aku.

" Nek misale koe wes ra gagas kata luka yo lungo o, milih dalan liyane", Erik.

Aku tersenyum, karena tersenyum adalah cara paling sederhana untuk mendewasakan diri dari rasa kecewa.

" Arep koe jujur yen panggonmu salah yo tetep salah", Erik.

" Senadyan abot, aku kudu iso ikhlas nerimo, yen kowe mung sebatas hayalanku". Aku.

" Muga muga entuk sing lebih baik", Erik.

" Jangan menyuruhku mencari yang lebih baik, karena yang menurutku lebih baik baru saja menyuruhku meninggalkannya", Aku.

" Kamu bisa bicara seperti itu, karena hatimu sedang terluka", Dia.

Yoweslah, , , .

Percakapan dia itu seakan memberitahuku, pertahankan jika masih bisa dipertahankan, jika tidak bisa mundur secara perlahan.

“Semua tak seperti yang diharapkan. Cinta hanya ada dalam mimpi, cinta hanya ada dalam hati, cinta hanya terungkap dari tulisan ini.”

YoweslahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang