Tiga - Rewind

134 40 40
                                    

Setelah perdebatan cukup panjang antara Wardhana dan Dhara, disinilah mereka sekarang, di rumah yang sejak kecil Dhara tempati dan rumah yang sejak empat tahun lalu Wardhana tinggalkan. Awalnya Dhara menolak untuk memberikan ijin Papa dan keluarga barunya menempati rumahnya—iya rumahnya, bagi Dhara ini rumahnya.

Wardhana terus mendesak Dhara agar mengijinkan mereka tinggal bersamanya, alasannya adalah tempat tinggal Wardhana yang sekarang hanya bisa ditempati untuk satu orang saja. Karena malas berdebat, akhirnya mereka berlima kini bisa memasuki rumah besar bergaya eropa klasik itu.

Saat baru saja sampai di ruang tamu, Dhara yang sejak tadi berjalan paling depan berhenti secara tiba-tiba lalu membalikan badannya menatap keempat orang yang kini ikut berhenti dan menatapnya.

"It's Okay, kalau kalian mau tinggal disini. Tapi, jangan pernah merubah apapun yang ada dirumah ini. Dan jangan pernah masuk ke kamar Mama aku. Buat Papa, tolong dijaga keluarganya" Terang Dhara, lalu berjalan dengan santai menuju tangga yang menghubungkan lantai dasar dengan lantai dua.

"Oh iya, cari kamar kalian sendiri jangan manja. Jangan ngerepotin Bi Minah!" Lanjut Dhara masih sambil berjalan menuju kamarnya.

Sebenarnya, niat Dhara bersikap seperti itu hanyalah sekedar membuat mereka tidak nyaman dan akhirnya meninggalkan rumah ini, karena jujur Dhara lebih suka tinggal bersama Bi Minah dibandingkan mereka. Tapi respond mereka tidak sesuai dengan ekspektasi Dhara.

Dhara POV

Baru dua hari, iya aku baru dua hari mengenal keluarga baruku. Sebenarnya sedikit aneh menyebut mereka keluarga karena bagiku mereka hanyalah orang asing yang di bawa-bawa oleh Papa. Aku menjatuhkan badanku ke tempat tidur empuk ku, semalam aku tidak bisa pulang karena acaranya ternyata berlangsung sampai dini hari dan membuatku berujung mengikuti saran Papa untuk menginap di salah satu hotel disana bersama mereka.

Aku menatap langit-langit kamarku, menerawang kejadian yang kemarin aku lewati. Moment dimana aku dipertemukan kembali dengan pemilik iris mata coklat terang itu, orang yang selama ini selalu aku hindari bahkan pernah mengharapkannya musnah dari dunia ini namun, kini kita menjadi satu rumah. Dimana keadilan untukku ? Rasanya semesta sangat bahagia melihat aku menderita. Di kala aku merasa hidupku mulai berjalan dengan baik, satu persatu hal menyakitkan dan menyedihkan menghampiri ku.

Aku menghembuskan nafas berat, apakah aku bisa menghabiskan waktu ku bersama orang-orang yang secara tidak mereka sadari kehadiran mereka tidak aku inginkan, tidak aku harapkan, dan sangat membuatku seperti di neraka ? Berlebihan memang, tapi itulah yang aku rasakan

Aku bangkit dari tempat tidur ku, berjalan kearah alat-alat musik ku diletakan. Oh, aku belum mengatakannya ya ? Aku sangat menyukai musik, aku bahkan bisa memainkan beberapa alat musik seperti gitar, piano, dan kalimba.

Kemudian, aku meraih gitar akustik ku, membawanya kearah balkon lalu duduk disana, aku memandangi langit yang berwarna biru cerah seperti kanvas yang ditumpahi se ember cat. Langit di Minggu pagi ini sangat cantik bukan ? Jangan lupakan gumpalan-gumpalan kapas putih yang seakan-akan bergerak itu.

Aku mengusap pelan gitarku, lalu mengambil posisi yang nyaman, dan mulai memetik senar nya pelan

I tried to reach you, I can' hide
How strong's the feeling when we dive
I crossed the ocean of my mind
My wounds are healing with the salt

Aku memandang jauh kedepan, menerawang kembali momen-momen yang pernah aku alami. Setelah pertemuan kemarin, yang mempertemukan ku kembali dengan dia, si pemilik iris coklat terang itu setelah setahun lebih tidak pernah bertemu. Ia ternyata masih sama, orang yang sama saat terakhir aku bertemu dengannya. Pertemuan terakhir kita bisa dikatakan sangat tidak baik. Dimana terjadi pertemuan dan perpisahan secara bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EPIPHANY✔.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang