KING CASPIAN - CHAPTER 10

940 90 26
                                    

Harry Potter milik JK. Rowling, TLOTR milik JRR. Tolkien dan The Chronicle Of Narnia milik CS Lewis. Penggunaan karakter hanyalah bagian dari Fanfiction ini. Storyline by me. Beberapa cerita Harry Potter - TLOTR - Narnia mungkin ga akan sesuai dengan karya aslinya, karena ini Fanfiction...

Selamat Membaca..

Saya mengharapkan ulasan dari cerita ini. Jangan lupa Vote biar saya semangat nulisnya.

Kapal kembali berlayar, kali ini menuju Pulau Kegelapan yang terlihat sangat menakutkan. Kabut hitam pekat dengan cahaya hijau gelap terlihat mengelilingi pulau dan merambat di lautan di sekeliling pulau. Seluruh awak kapal berada di atas geladak, menatap pulau dengan kekhawatiran.

"Menurutmu apa yang ada disana?" Tavors sang minotaur bertanya.

"Mimpi terburuk kita" ucap Edmund.

Caspian dan Miracle saling memandang, lalu melirik Tavros dan beberapa minotaurs lainnya. Berharap mereka masih akan bersama kru kapal Dawn Treader jika mereka mengetahui bahwa Nyonya lama mereka ada di dalam pulau itu. "Dan keinginan tergelap kita" sambung Caspian, meraih tangan Miracle dan menggenggamnya erat.

"Kejahatan murni" Drinian menyimpulkan dari sisi kemudinya. Dia lalu berjalan mendekati Tavros, "Tavros, buka gudang senjata" perintah pria itu.

"Baik, Tuanku!" Minotaur memberikan anggukan hormat sebelum menuruni tangga dan menuju gudang persenjataan.

"Pemanah! Persiapkan diri kalian!"

Para kru seketika melompat dari pekerjaan mereka sebelumnya, mulai bersiap-siap dengan persenjataan mereka. "Hidupkan lentera!" perintah Tavros.

Caspian menatap Miracle lalu Lucy dan Edmund. "Ayo bersiap." ajaknya, menarik Miracle untuk menuruni tangga. Rhince yang gelisah menghampiri Miracle. Dia mengkhawatirkan Gael, Putrinya.

"Ratuku..."

"Jangan khawatir, Gael akan aman di dalam bagasi ku" ucap Miracle menenangkan si pelaut, Rhince menghela nafas lega. "Aku sudah melindungi bagasiku dengan sihir yang kuat. Jika kita gagal dalam pertarungan hari ini. Sihirku akan mengirim Gael ke Kepulauan Lone dengan segera" Rhince terlihat semakin lega lalu mengangguk.

"Terima kasih, Ratuku. Saya akan mengingatnya selalu"

.•°\ ❄🌺🦁🌺❄ /°•.

Di kamar Caspian, Gael menonton Lucy melakukan persiapan untuk pertempuran yang mungkin terjadi. Lucy sedikit gugup karena kali ini dia benar-benar akan berada di tengah pertempuran. Sebelumnya, dia selalu berada di tempat yang aman dan kembali setelah perang usai. Walaupun dia pernah terlibat dalam peperangan di masa keemasan, semua ingatan itu terasa jauh baginya.

"Ketika aku tumbuh dewasa," kata Gael, "Aku ingin sepertimu dan Ratu Miracle."

Lucy menatapnya dari balik cermin sebentar sebelum berbalik dan tersenyum padanya. Dia berjalan menghampiri Gael. "Saat kau besar," ucap Lucy, duduk di sampingnya. "Kau harus jadi dirimu sendiri" Lucy membawa Gael ke dalam pelukannya sebelum dia menghela nafasnya khawatir.

Lucy lalu mengajak Gael memasuki bagasi Miracle, gadis itu sedang bersiap di dalam bagasinya. Saat mereka turun, mereka hanya melihat Miracle berdiri menatap kotak kaca yang dia bawa dari Pulau Musim Dingin. Dan belum terlihat berganti pakaian sama sekali.

"Kau belum bersiap-siap?" tany Lucy.

Miracle menoleh, lalu menggeleng. "Aku sedang berpikir. Apakah aku akan menggunakannya atau tidak" ucap gadis itu, mengendikan dagunya ke arah kotak kaca.

The Enchantress - The Voyage of the Dawn TreaderWhere stories live. Discover now