00.15

29.3K 398 10
                                    

🙅🙅🙅

Happy Reading

"Sekali jalang tetap ja-lang"

Ucapan Hand sebelum keluar meninggalkannya membuat dada Hanna kembali sesak, dirinya kira Hand akan berubah. Tapi itu hanya nafsu semata yang selalu ingin Hand lampiaskan padanya.

Hanna mengusap air matanya yang selalu setia menemaninya di saat bahagia tak kunjung datang menghampirinya.

"Gue nggak boleh diam aja, gue harus berusaha buat keluar dari Hand" batin Hanna

***

"Ngapain lo kesini ?" Tanya Hand tak selow pada lelaki yang duduk sambil memainkan ponselnya di sofa.

Lelaki itu hanya melirik sebentar lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Tumben lo bawa cewek sehari seratus ribu" ucap lelaki itu santai masih fokus pada ponselnya.

Hand hanya memutar bola matanya malas karena sahabat satunya ini yang sok tahu.

"Bagi dong Hand" kekeh lelaki itu.
"Mana katanya seorang Rian Aksara yang selalu dikerumuni cewek-cewek, masa ngambil barang bekas" ucap Hand santai dengan senyum meremehkan.

Ya. Yang memergokinya sedang berhubungan badan dengan Hanna adalah Rian sahabatnya.

"Anjir lo, itu manusia bukan barang" kekeh Rian yang merasa lucu mendengar omongan sahabatnya itu.

"Lagian tu cewek bukan jalang" ucap Hand sambil berlalu menuju kulkas mengambil air mineral.

"Trus siapa ?" Tanya Rian si raja kepo.

"Hanna" jawab Hand santai.

"Hah? Serius lo? Alah Hand nggak usah ngaco deh" kekeh Rian.

"Lo juga nggak wajib percaya" kesal Hand.

"Kalau tau Hanna mau-mau digituin udah gue sewa sehari 500 rebu" sesal Rian.

"Gue perkosa dia" ucap Hand lagi namun sangat sangat kelewatan santai seperti yang di ucapannya itu adalah dirinya makan 3 kali sehari.

Hening.

"Biasa aja kali muka lo" kekeh Hand.

Bagaimana tidak reaksi Rian yang sangat lucu menurutnya. Mulut menganga sempurna, mata membulat hingga ingin keluar serta tubuh yang tegang karena terkejut.

"Lo masih dendam sama Hanna ?" Tanya Rian tidak percaya yang hanya dibalas anggukan kepala Hand tanpa dosa.

"Gue saranin lo berhen-"

"Kali ini gak usah ikut campur urusan gue" ucap Hand sarkas memotong ucapan Rian.
"Tapi Hanna nggak sal-"
"keluar dari apartemen gue" potong Hand lagi emosinya mulai naik melihat sahabatnya yang terlalu ikut campur urusannya.

Rian Hanya bernafas lelah melihat sifat Hand yang masih keras kepala dan tidak mau mendengar saran orang lain terlebih dahulu sebelum bertindak.

Rian yang jengah dengan sikap Hand bangkit berdiri menyambar kunci mobilnya beserta ponselnya berniat meninggalkan apartemen terkutuk milik Hand itu.

Saat Rian akan membuka pintu apartemen Rian kembali berbalik menghadap Hand yang masih terduduk di sofa.

"Gue harap lo nggak akan nyesel suatu saat" ucap Rian lalu membuka pintu keluar lalu menutupnya dengan tidak santai.

Hand yang mendengar itu hanya terkekeh merasa lucu dengan sahabatnya itu.

Bagaimana bisa dirinya menyesal jika balas dendam karena dirinya merasa adalah orang yang paling di tindas, dan Hanna lah penindas hatinya.

Hanna (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang