Kapan lagi yang ditunggu orang-orang buat kencan kalau bukan malam Sabtu dan malam Minggu. Bagi mereka yang punya pasangan, biasanya akan kencan di malam minggu, bukan?
Salah satu author ini juga melakukan hal yang sama, secara dia masih manusia.
"Kamu cantik banget, deh," puji Shoru sambil membelai.
Lengkungan manis terukir di wajah, saat tangan sedang membelai. Ibu jari mengusap lembut dan tawa kecil terdengar.
"Kamu tuh cinta pertamaku, ndak bakal pernah bisa aku ini move on dari kamu."
Romantis? Sepertinya Shoru memang hanya bisa romantis ke "dia" saja. Sesuai yang diakui, memang "dia" adalah cinta pertama sejak masih sekolah dasar. Ah tidak, mungkin sudah sejak taman kanak-kanak.
Tangan memeluk selagi badan meringkuk nyaman di atas kasur. Suara seprai yang bergesekan dengan kasur karena tubuh yang tidak bisa diam terus terdengar.
"Shoru."
Masih ada yang waras di sini, masih ada.
"Kamu mulai ngehalu lagi kencan sama Pocky-mu lagi, ya?" ucap Rin dengan wajah datar karena hal yang harusnya kalian bisa tebak sendiri apa.
"LAH, KAU NGGANGGU NIH!" Bangun dalam sedetik karena "kencannya" sudah diganggu.
Dimarahi? Percuma. Tak acuh? Makin berhalusinasi. Pocky-nya diambil? Ngamuk sejadi-jadinya, Titan Colossal bahkan bisa kalah sekalinya dia sudah ngamuk. Satu-satunya yang bisa dilakukan hanya pasrah, pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi hidayah untuk berhenti berhalusinasi mempersonifikasikan makanan kesukaannya itu.
Apa karena pernah kelamaan jomlo? Sepertinya tidak juga. Memang dia agak flamboyan--seperti yang dikatakan dua kakaknya--terhadap beberapa gadis dan seringkali menggodanya. Namun, kalian harus percaya kalau dia juga takut perempuan di saat yang bersamaan.
Ehem, jangan tanya alasannya kenapa, karena aku nggak bakal kasih tau sekarang. Itu buat nanti, oke. Nah, ayo kita lanjut.
Kaki tergerak mendekati kasur, dan meriam tangan meluncurkan tampolan yang sudah diberi doa agar membuatnya segera sadar. Sadar kalau dia sudah kelewat mengenaskan.
"Sakit, ey!" teriak Shoru sambil mengusap pelipisnya yang habis kena serangan musuh.
"Kau ngganggu aku lagi kencan sama Pocky-san tau, ndak? Lagian kau ndak perlu capek-capek ngerusuh kalau cuma karena kau cemburu," gusarnya yang segera menenggelamkan wajah di bantal.
"Oh, ceritanya mau ngorbanin semua makanan manis nih? Oke, aku nggak mau bikin makanan manis la-"
"Eh iya maap, bisa mati aku kalau ndak ada makanan manis lagi!" Telapak tangan saling menempel sambil memohon seakan sedang minta ampun dari seorang kanjeng ratu.
Tangan terjulur memperlihatkan telapak tangan, "Pocky-nya kasih aku."
Tentu saja awalnya tak mau, tapi dia dapat ancaman kalau semua "pacar" kesayangannya akan dimakan diam-diam kalau tak mau memberikannya sendiri. Baru setelah itu ia mau memberikannya dengan wajah terpaksa.
"Kalau Pocky-ku sampai kau makan, pipimu juga bakal habis sama aku nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Author(s)
De TodoIni hanyalah sebuah random book berisi keseharian dua author yang juga sangat random bersama dengan maskot anak ayam mereka yang bernama Chio. Hubungan dua author ini anonim, jadi terserah kalian mau dijadiin apa hubungan mereka berdua. Mau dibikin...