empat puluh dua

982 27 11
                                    

"Best friend is one of the happiest things in life that God gave us. "

"Goodbye seems to be the hardest words for me."

"May God always bless you and protected you from everything."

- Queen Raquella Strathearn

...

"Nanti kalau gak ada lo siapa yang marahin gue, Queen?" Ucap Rico.

"Yang nanti ngerebut makanan gue lagi tanpa izin sama sekali siapa?"

"Nanti siapa yang cak-cakin Sandi lagi." Ucap Kamal.

"Nanti siapa yang nyuruh gue jadi pembokat di markas sendiri?" Ucap Kevin.

"Nanti siapa yang nyuruh gue cuciin barang-barang lo lagi yang gak sengaja lo lempar?" Ucap Hendra.

"Nanti siapa yang jagain lo disana, Queen? Gue ikut ya?" Lirih Sandi.

Queen tersenyum simpul. Ia merasakan sayang yang begitu besar dari perwakilan genk LionX yang mengantar dirinya sampai ke bandara ini.

"Lo pada udah punya hidup masing-masing setelah ini. Gue bukan tumpuan lo semua lagi, gue bukan apa-apa."

Rico menggeleng kuat. "Lo lebih dari apa-apa, Queen! Lo lebih, bos!" Tegasnya berusaha menutupi nada bicara bergetar yang keluar dari mulutnya. Bahkan seorang cowok tengil bisa nangis karena Queen.

"You are my everything, Queen. Please don't leave me." Lirih Sandi. Ia merasa paling kehilangan sosok yang sangat disayangi, ia sudah menganggap Queen seperti adiknya sendiri.

Queen menatap mereka satu persatu, dua puluh menit lagi pesawat akan lepas landas. "Foto yuk!"

Gio tersenyum lebar. Setidaknya ini momen yang paling ia tunggu-tunggu. Berfoto bersama sang ketu. Fyi ya, Queen itu jarang banget berfoto.

Queen menatap Daniel dengan cengirannya. "Dad, fotoin dad. Tolong." Ucapnya sambil memberikan ponsel miliknya ke Daniel.

Mereka semua dengan antusias berbaris membentuk dua jajar. Yang baris satu berjongkok dan yang baris kedua berdiri. Setelah semua siap, Daniel mulai mengaba-mengabakan untuk memotret mereka.

"Sudah." Ucap Daniel, lalu mengembalikan ponsel itu kepada putrinya. Ia mengajak Ratu untuk duduk di kursi untuk mengistirahatkan kakinya, sekaligus membiarkan Queen berbincang dengan sahabatnya supaya lebih leluasa.

"Nanti gue kirim ke grup."

"Kita sayang lo, Queen." Ucap Kevin tiba-tiba. Cowok yang sering bolos, kelakuan sebelas dua belas dengan Queen, bedanya ia tidak membully.

Queen berusaha tersenyum, menahan sesak di dadanya. Jika tidak di tahan, bisa-bisa dirinya menangis saat ini juga. "Gue sayang sama kalian lebih dari apapun. Selama tiga tahun ini gue cuma punya kalian, cuma genk LionX. Sisahnya gak penting."

Sandi tersenyum, sepertinya ia sudah mulai merelakan kepergian Queen. "Berubah ya, Queen. Cari teman disana, jangan buat ulah lagi, gue udah gak ada buat lo."

Queen mendongakkan kepalanya supaya bulir bening di kelopak matanya tidak terjatuh. Ia benci dengan air mata.

"Gue.. Makasih banyak, Sandi. Lo selalu ada buat gue. Makasih." Lirih Queen dengan nada tercekat. Tiba-tiba pasokan udara disekitar menipis.

"Kalau lo kangen kita, bisa vc an langsung ya!" Ucap Hendra semangat.

"Yah vc mah gak bisa 50 orang. Bisanya mah aplikasi sebelah." Protes Rico.

"Iya juga ya, nanti gue download ah." Ucap Kamal ikut menyahut.

"Tapi ngakak juga ya reuni online." Ucap Gio yang kini tidak memakan apapun. Sumpah ia benci pak satpam di bandara ini. Masa tidak boleh bawa masuk gorengan sih?!

"Eh gapapa lah, emang lo gak kangen nanti sama goyangan gue? Sama konser gue?" Ucap Sandi. Yang ini patut untuk dirindukan.

"Eh iya juga si cebong kan suaranya lumayan bagus." Sahut Kevin.

"Wah ngajak ribut, siapa yang lo maksud cebong, hah?!" Ucap Sandi yang sudah menggulung lengan kemejanya. Ngajak tempur di bandara.

Queen tersenyum getir. Ia pasti akan merindukan suasana ini.

...

Next chapter...
️❤️❤️❤️❤️❤️

Okeiii next aja la ya langsung

Happy reading guys

Enjoy

🦁❤️

The Queen Of Disaster [TERSEDIA DI NOVELME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang