1

20 3 0
                                    

"Claraaaa woy cepetan bangun, dasar ya kebo, bisanya kebo doang" Teriakan yang sungguh mengganggu aktivitas bermimpi, siapa lagi yang berterikan jika bukan -Devo prasetyo- sang kaka yang menyebalkan namun sangat menyayangi clara.

Ya saat ini adalah hari libur, yang clara gunakan untuk bermalas-malasan bersama kasur kesayangannya, namun sayangnya itu semua terhancurkan oleh teriakan abang lucnut itu, eh:v

"Apaansih bang, masih pagi buta juga, ganggu aja lu"jawab clara dengan mata yang masih terkatup

" Pagi ndasmu! Udah siang ginii ogeb"

"Yaudah sih biarin, minggu ini, gua mau pacaran dulu sama kasur gue, udaah sana lu pergiii"ujar clara dengan khas bangun tidurnya

"Mcchhhhh cepetan bangun, mandi, terus sarapan bareng dibawah, ada yang mau papah omongin katanya"

Sontak kalimat terakhir itu langsung membuat mata clara terbuka sempurna
"Papah mau ngomongin apa ya?! Kok penasaran, gua" Batin clara

"Heh, upil kebo, malah bengong lo, yaudah sana buruan!" Ujar Devo menyadarkan lamunan Clara

Karna Clara sudah dipuncak kekepoannya, akhirnya dengan sedikit paksaan ia segera menuju ke kamarmandi tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada sang abang

"Buset dah, ngomong kek, apa kek, langsung pergi ajaa, untung lo adek gua, kalo bukan, gua petis lo idup-idup" Gumam Devo menggerutu

Tak cukup waktu lama akhirnya Clara keluar dengan pakaian santainya taklupa dengan wajah yang sedikit dipoles dengan bedak dan lipbalm, lalu langsung bergegas menuju ruang makan.

Diruang makan

Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu, karena kata Devo "Kalo lagi makan itu gak boleh ada yang ngobrol dan semacamnya, cukup fokus dengan makanan sendiri" Jadilah semuanya diam.

Hingga tak lama kemudian semua nya sudah menyelesaikan makanan nya, namun tak ada satupun yang berani mengawali percakapan, hingga pada akhirnya Clara geram sendiri dan pada  akhirnya dia lah yang mengawali dengan sedikit rasa takut jika sudah berhadapan dengan papa nya, karna sedari tadi papanya hanya memasang wajah datar, namun Clara yakin bahwa papa nya itu sedang memikirkan sesuatu yang Clara sendiri tidak tau.

"Eumm pah, kata bang Devo ada yang mau papa omongin?"

Hening!

"Buset dah, kok malah mencekam gini, tambah takut kan,gue"batin clara

"Pah?!"panggil Clara sekali lagi dengan sedikit keras

Dan itu berhasil membuat sang papa kaget, serta membuat Clara merasa bersalah karna telah mengagetkan sang papa.

" Eh, eh, maaf pah, udah bikin papa kaget"ujar Clara merasa bersalah

"Iya sayang, nggakpapa, tadi kamu ngomong apa nak?"

"Huufft, kata bang Devo, ada yang mau papa omongin ke aku?"

"Ohh iya sayang, duhh tapi papa takut bikin kamu sedih" Jawab papa dengan raut sedihnya

"Nggakpapa pah, ngomong aja" Clara berusaha tersenyum walaupun dalam hatinya ia takut terjadi hal-hal aneh.

"Jadi seperti ini, mulai besok lusa kita semua akan pindah ke Jakarta, kamu akan sekolah disana, karna papa fikir, sekolahmu yang disini itu tidak berdampak apapun kepada diri kamu" Jelas papa

Sungguh semua ini diluar naluri Clara, ia tidak habis pikir dengan semua ini, dia akan pindah, lalu bagaimana dengan teman-temannya, bagaimana debgan semua kenangan-kenangan indah yang ada di kota Bandung ini

"Eumm pah? Apa kita harus banget ya pindah kesana?"

"Iya sayang"

"Terus gimana sama temen-temen Clara yang ada disini, orang-orang yang Clara sayangi di kota ini?!" Ujar Clara dengan mata yang berkaca-kaca yang itu artinya sedikit lagi cairan bening itu akan terjun bebas dari matanya

Devo yang melihat itupun langsung berusaha menenangkan sang adik

" Udah dek, gapapa, mungkin ini memang yang terbaik buat kita semua terutama nya kamu, dan untuk teman-teman ataupun orang-orang yang kamu sayangi disini, kamu bisa pamitan ke mereka besok hari, pergunakan hari esok dengan sebaik mungkin" Terang kak Devo

"Ta.. Pi kak.. Cla... Ra.. Gak... Mauuu" Adu Clara tersenggal senggal nafasnya sendiri karna berbicara sambil menangis

"Sayang, papa tau kamu berat meninggalkan mereka semua, tapi ini semua kan demi masa depan kamu" Kali ini Pak Herdi -papanya- angkat bicara

"Iya dek, udah gapapa"

"yaudah mending sekarang terserah kamu mau lakuin apa aja, sesuai kemauan hati kamu, kaka izinin" Sambung Devo

"Yaudah kak, pah, Clara mau ke atas dulu"

Setelah nya Clara segera menuju kamarnya dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

Seleesaaii...

Gimana? Hehe monmaap kalo masih ada kekurangan, cuma coba-coba inituh:v
Selamat membaca semuanyaa, jangan lupa yaa sama vote and comennya,
Semoga sukaa:))

ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang