2

15 2 0
                                    

Disinilah Clara sekarang, disebuah kamar yang berdominasikan softpink, ditemani gemerincik hujan pagi yang begitu menenangkan hati, karna jujur saja Clara sangat menyukai hujan, namun sayangnya hujan nya kali ini bukan hujan yang biasanya membuat dia bahagia, tapi hujan yang berhasil mewakili perasaannya, iyaa, saat ini dia sedang sedih, bimbang, dan semacamnya, Clara tidak mengerti dengan perasaan nya saat ini.

"Pahh, kenapa jadi seperti ini? Jujur, Clara gamau ninggalin kota penuh kenangan ini, kenapa sih papa selalu aja memaksa-maksa aku, papa bilang, sekolahku saat ini tidak berdampak apa-apa?! Padahal itu salah pa, papa nya aja yang gak tau semuanya," Monolog Clara dengan mata yang berkaca-kaca

Sedangkan diambang pintu sana, terdapat seorang lelaki jangkung yang sedari tadi mendengar gumam-an adiknya, hatinya terasa sakit dikala clara menangis, ntahlah Devo sangat menyayangi Clara, tapi ini semua keputusan sang papa yang mau tak mau harus dituruti.

Karna takut tercyduk oleh adiknya, Devo memutuskan untuk pergi ke kamarnya, guna menenangkan hatinya yang juga tak karuan

Akhirnya setelah lama Clara bergelut dengan hatinya sendiri, ia menyadari hujan telah berhenti.

Ia segera menghapus berkas-berkas air mata di pipinya "gue harus ke makam mama"  Itulah inisiatif Clara saat ini.

Hingga tak fikir panjang ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan muka nya, dan segera menuju ke tujuannya.

Tak sengaja, saat sudah berada dibawah, ia terhentikan dengan suara bariton yang berhasil membuat langkahnya terhenti

"Kamu mau kemana sayang?"Tanya Pak Hardi

"Eumm mau keluar bentar pa" Alibi Clara tanpa menengok ke arah papanya, karna ditakutkan matanya yang sembab itu terlihat oleh sang papa,

Clara menuju ke makam mendiang mamanya bersama supir pribadinya, didalam sana Clara hanya duduk terdiam dengan pandangan yang begitu kosong, hingga membuat mang asep -supir pribadinya- kebingungan

"Maaf non, ini teh mau kemana ya?" Tanya mang Asep memecahkan keheningan

"Ah, eumm, ke mendiang mama, mang" Jawab Clara gelagapan

Hanya membutuhkan waktu 20 menit, Clara sudah sampai di pemakaman mama nya.

"Mang, mamang pulang aja, nanti Clara bisa pulang pake ojek online aja" Ucap Clara sebelum meninggalkan mobil

"Aduhh, ari si non teh kenapaa? Mani jadi lieur kieu si mamang teh" Monolog mang Asep

Sedangakan dipertengahan pemakaman sana, sudah terdapat seorang gadis cantik yang sedang menangis, tak memperdulikan orang-orang yang sedari tadi menatapnya aneh.

"Ma.. Maa.. Mama kenapa ninggalin Clara secepat ini sih ma? Mama, Clara mau pindah.. Clara bakal jauh dari mama..  Clara bakal jarang lagi ngejenguk mama.. Mamaaa... Clara gak mau.. Tapi Clara gak bisa nolak, maa.. Mama.. Kenapa sih, papa selalu aja... memaksakan sesuai kehendaknya, Clara akui papa itu... emang baik... sangat baik...  Tapi sayangnya.. Papa selalu memaksa Clara tentang pendidikan.. Clara gak suka di paksa mah... Coba aja mama masih ada disisi Clara, pasti mama bakal ngebela Clara, ya kan, ma?! Tapi sayangnya... " Batin Clara terus berbicara seakan-akan mama nya akan menjawab semua perkataan nya

Setelah beberapa menit, tangisan Clara mulai reda, karna entah kenapa, ia akan menemukan ketenangan saat sudah didekat dengan pemakaman mamanya, ia merasa bahwa mamanya benar-benar berada disampingnya.

"Mah, Clara pergi dulu ya, Clara janji, Clara akan terus menjenguk mama walaupun nanti Clara jauh, akan Clara usahakan, Demi Mama"
Clara berusaha tersenyum untuk ia tunjukan kepada mama nya, sebelum ia meninggalkan tempat itu.


Huhuu selesai jugaa, hehee monmaap pendek dan jugaa takutnya gak jelas yaa, baru belajar huhuu:v
Selamat membaca dan jangan lupa vote dan comment nyaa:))

ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang