Bab 3 PENASARAN

10 1 0
                                    


Kebodohanku adalah penasaran dengan duniamu


Sekolah sudah mulai aktif proses belajar mengajar, sudah hampir dua bulan setelah most berakhir. Seperti biasa sekolah tidak lupa dengan PR, tugas dan yang paling di sukai adalah jam kosong. Seperti saat ini aku sedang duduk bersama teman yang gak pergi kekantin, mereka cerita tentang horor, menggibah pasti tidak ketinggalan kalau sudah berkumpul.

"eh jun gimana gak niat pulang kampun lo?" tanya meli dia bendahara kelas dan bisa dikatakan tetangga juna

"gak" jawab juna, eh iya kenali juna cowok yang waktu itu nanyain bangku nya habis apa enggak. Ingatkan ya? yang dia ajak farhat nyari kekelas sebelah waktu itu.

"emang pulang kemana?"celetuk salah satu dari kami

"ke palembang." Jawab meli

"lo orang palembang jun?" tanyaku, jiwa kekepoanku muncul dan yang lainnya hanya menganggukkan kepalanya, menyetujui pertanyaanku

"iya orang tua juna orang Palembang." Jawab mila lagi

"kok lo si mil, yang jawab terus dari tadi. Kitakan nanyanya ke juna." Sewot widia

"ya kan gue bantu jawab doang, lagian sih juna terima-terima aja tuh."sengitnya

"lo disini sama siapa?"tanyaku lagi, serius aku benar-benar penasaran sekarang

"sama orang tua."suara juna

"oh maksudnya pulkam tuh, sekeluarga gitu."tanyaku cepat
"enggak juga, ya berkunjung kesana."jawabnya

"gimana sih jun, kok berbelit-belit sih."sungut widia mewakili kekesalan kami

"sih juna kesana berkunjung ke orang tua kandungnya, kalo disini mah orang tua angkatnya."jawab mila

Aku menyengrit bingung, apa maksudnya sih, ngapain juga juna harus tinggal sama orang tua angkat kalo ada orang tua kandungnya.

"kok gitu, berarti lo orang pindahan dong?"tanyaku cepat, aku benar-benar penasaran. Sumpah!

"enggak kok, juna besar disini sa."jawab mila lagi

"beneran gue gak ngerti."

"jadi, emh aku itu emang bener ikut orang tua angkat disini. Orang tua kandung aku aslinya orang palembang."jawabnya "waktu aku masih bayi merah aku dikasih ke tanteku yang disini karena gak bisa punya anak." Sanggahnya lagi

"kok ibu lo mau sih nyerahin anaknya ke orang lain."tanya farhat, serius aku bingung banget mana ada sih orang tua yang mau atau rela ngasih anaknya yang baru lahir ke orang lain. Yah walaupun sebenarnya gak orang lain juga, tapi bayangin bayi merah. Ibaratnya bayinya lahir hari ini saat itu juga dikasih ke orang lain, serius aku gak bisa menalar dengan baik apa maksud ibu dari juna ini.

"yah gak tau, buktinya aku bisa ada disini."

"dan lo pernah ke palembang?"tanyaku,aku udah kayak detektif banget deh dari tadi nanya terus nyeplos. Gak mikirin gimana perasaan yang jadi tersangkanya

"pernah, baru tahun kemarin aku pulkam. Setelah mamah ngasih tau yang sebenarnya, aku diminta berkunjung kesana." Astaga aku gak bisa bayangin apa yang aku lakukan kalo di posisi juna.

Ngebayangin gimana saat orang yang udah ngerawat kita dari kecil terus memberikan sebuah kebenaran mengenai diri kita dan kenyataannya adalah kita bukan anak kandung mereka, lalu pikiran mengenai kenapa orang tua kandung kita ngasih kita ke orang lain. Pasti fikiran kenapa mereka ngebuang kita? Kenapa mereka ngasih kita keorang lain dan kenapa mereka tega ngasih kita saat kita baru aja bisa ngerasain sentuhan, baru aja kita bisa mengeluarkan suara walau tangisan. Kenapa setega itu dan kenapa. Apa tidak seberguna itu atau apa?

IMPOSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang