Aku tidak paham kenapa hati ini bisa terbuka untuknya. Hati ini memang mudah jatuh cinta. Tapi aku masih tak paham. Dia bukan lelaki tampan apalagi sempurna. Perhatiannya membuatku luluh. Setiap detik ku sekarang hanya untuk menunggu pesan darinya, entah itu hanya menanyakan kabar atau sekadar sapaan.
Aku dan dia menjalani hubungan melalui proses yang tidak singkat dan tidak sesederhana itu. Awalnya aku sama sekali tidak berniat untuk membalas perhatiannya padaku, namun saat ada orang lain yang mendekat justru aku sadar hati ini telah memilihnya. Obrolan yang acak-acakan itu menjadi magnet antara kami. Selalu ingin dekat rasanya.
Dahulu aku lebih memikirkan paras saat menjalin hubungan. Lalu saat kutemukan paras yang rupawan justru hatinya tidak seperti yang aku dambakan. Aku merasa kosong. Dan aku paham bahwa rupawan tidak menjamin kebahagian. Justru pengertian dan kasih sayang lah yang membuat kita merasa berarti.
Ternyata saling mencintai itu ajaib. Berawal dari penasaran, hari demi hari menjadi kebiasaan. Aneh rasanya bila tidak mengatakan sayang padanya. Entahlah, aku pun tak yakin ini cinta sejati. Tapi sudahlah setiap kehidupan pasti tak ada yang kebetulan.