Selasa | 19 - Sultan's World

70 6 18
                                    

Halo, aku cuman mau bilang buat kalian yang nggak suka cerita ini, silahkan pencet tanda kiri.

Oh, ya. Vote ya. Aku nggak mau berharap sama satu pembaca, hope u understand:)

****

INI kali gelas ke-empatnya tenggorokannya terbakar oleh minuman haram ini. Di tengah kerumunan orang-orang yang mungkin kesadarannya tinggal setengah dan dentuman musik elektronik yang bikin telinga pusing sebagian orang. Di sini justru, Sultan sama sekali tak terganggu. Dia cuma merasa people tend to be less to care di tengah keramaian karena tak ada yang mengurusinya.

Ada ataupun tidak ada masalah, Sultan tetap akan mendistraksi pikirannya di sini—kebiasaan yang menjadi bagian dari dirinya selama kurang lebih satu tahun belakangan.

"Sultan!"

Sultan mendongak, menemukan gadis berambut blonde yang kini tengah bersidekap padanya. "Kok kamu nggak bilang sih, kalo udah sampai!?"

"Lo asyik sama Sadi, Shali," jawab Sultan tenang sambil melirik seorang bartender yang sedang sibuk melayani.

"Ya kan lo bisa panggil gue!" Shali menggeram kesal.

"Lo aja yang nggak nyadar gue dateng."

"Lo hari ini mau sama gue atau yang lain?" tanya Shali sambil mendudukkan diri di depan Sultan.

"Yang lain asalkan bukan lo," sindir Sultan. "Gue nggak buta liat lo mesra-mesraan dansa sama Sadi."

Shali tersenyum garing. "Sorri."

"Lo sendiri yang nelpon gue tadi, cih," ucap Sultan menyindir.

Shali menatap sinis Sultan. "Walaupun gue nggak nelpon lo, lo juga bakal ke sini kali."

"Ya sih."

"Ayo ke dance floor," ajak Shali.

"Ogah. Sana sama Sadi."

"Lo marah? Idih biasanya lo juga nemplok sana sini!" Berang Shali tak terima.

"Bukan gitu." Sultan memijat pangkal hidungnya lelah. "Gue lagi males."

Shali membulatkan matanya, mulutnya membeo. What? Sultan menolaknya? Sultan tidak pernah absen ke dance floor bersamanya. Gila. Tidak bersamanya saja, sih. Banyak gadis-gadis lain yang Sultan ajak. Bangsat memang.

"Lo habis gagar otak ya?"

"Enggak, Shali." Sultan memutar bola mata malas. "Gue lagi males."

"WHAT? LO BILANG APA BARUSAN?"

Beruntung musik masih berdentum dengan semestinya. Suara teriakan tidak penting Shali teredam sebelum mengganggu etensitas pendengaran Sultan.

"Hai, Sultan. Hai, Shali," sapa cewek berambut pirang yang sedang memegang segelas wine, tiba-tiba datang menimbrung.

"Hai Liora." Shali tersenyum senang. "Sini duduk." Shali menggeser kursi di sampingnya, menyuruh Liora duduk.

"Nope, Shali. Thankyou." Liora mengalihkan pandangannya ke Sultan. "Sultan," panggilnya.

"Want a dance with me?"

"Besok-besok aja ya, Liora. Gue lagi pengen sendiri." Sultan memekik ketika Shali menginjak kakinya dengan tiba-tiba.

Terperangah, Liora hampir tak percaya. Sultan menolaknya hari ini? Sangat mustahil. Liora menarik napas kesal, wajahnya merah padam. "Jangan pernah menemuiku lagi, Sultan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SelasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang