01. Kemunculan

13 0 0
                                    

"Huh huh huh huh" Ujar seorang anak laki-laki

Ia berlarian di antara gang-gang sempit dan jalanan berliku. Suasana gelap dan mencekam seolah tak membuatnya takut. Seolah-olah kegelapanlah kehidupannya. Samar-samar terdengar beberapa suara tapak kaki.

"Shit!! Dimana bocah itu" Ujar seorang laki-laki

"Beraninya ia mencuri uang kita" Sahut teman laki-laki itu

"Kalau aku sampai ketemu dengannya, huh lihat saja akan ku cincang habis bocah itu"

Mereka terus berlarian ke sana kemari, berusaha mencari jejak si bocah. Akan tetapi, naasnya sepertinya keberuntungan tak memihak kepada mereka. Sudah berjam-jam mereka mencari, sudah banyak peluh keringat mereka yang bercucuran tetapi tetap saja mereka tak bisa menemukan anak itu.

"Itu salahmu huh huh, kenapa kau huh huh sok kasihan huh huh padanya"

"Kok aku? Kau sama juga b***s*t, huh habis aku sendiri mana ngerti lah kalau dia bakalan begitu. Kau juga huh huh salah kan, ngapain waktu itu huh kau nggak hentikan aku huh huh"

"Jadi sekarang kau mau salahkan diriku gitu, enak aja yang salah itu tetep saja kau"

"Tuh bocah kok bisa larinya cepet banget, kau tau sendirikan ka___"

"Hah, iya tau lah. Heran kan. Feelingku sih tuh bocah kayaknya bukan sembarang bocah. Lihat aja tampilannya normal gitu tapi dalemnya aneh"

"Yah pokoknya ayo kita cari, mau dia normal atau aneh sekalipun deh. Uanh itu penting bua___"

"Au ah aku capek, kalo kau masih mau cari udah sana cari sendiri. Aku mau pulang istirahat"

"Hee jangan gitu dong. Terus uangnya gimana hah..."

"Mau gimana lagi coba, kita cari berjam-jam juga kayaknya tuh bocah kagak mungkin muncul"

"Aih ya kita cari lagi dong, ayo woi"

"Serah"

"F*ck. Beneran pulang nih?"

Tanpa menyahuti temannya tersebut, lelaki itu berjalan meninggalkannya. Lelaki yang asal mulanya ingin sekali mencari bocah itu, akhirnya pasrah dan mengikuti jejak temannya tuk pulang. Dengan rasa yang berat hati mereka berdua meninggalkan tempat itu dan pulang tanpa membawa uang mereka kembali.

Naas memang, tetapi tanpa mereka berdua sadari ternyata ada sesosok orang yang melihat kejadian tersebut. Yah benar, sosok itu ialah sosok yang selama ini mereka cari-cari. Seorang anak laki-laki yang mempunyai tatapan dingin terarah pada jalanan kedua orang laki-laki tersebut berbincang. Setelah puas melihatnya, sedetik kemudian ia menyeringai dan membuat pandangan merendahkan, meremehkan, seolah-olah mereka adalah kumpulan orang-orang bodoh tak berotak.

Selesai dengan pemikirannya ia pun bergegas segera pergi dari tempat tersebut. Tempat ia bersembunyi. Hem,, apakah kau penasaran dimana ia bersembunyi? Hahaha dia bersembunyi di tempat teraman dan ternyaman baginya. Yap digaris bawahi bahwa itu baginya bukan bagi kita. Dia bersembunyi di dalam tempat sampah. Orang-orang itu pasti tidak berpikir bahwa ia akan berada di tempat jorok itu, tapi itu lah kenyataannya. Dan mengapa ia bisa melihat kejadian itu semua? Itu dikarenakan di tempat sampah tersebut ada sebuah lubang kecil, sehingga tentunya ia bisa melihat dan mendegar semua percakapan mereka.

Pada akhirnya ia berjalan menuju ke sebuah gang sempit, daerah tak terjamah manusia dengan langkah kaki terseok-seok. Eh tunggu, bukankah ia tidak terluka, lantas ada apa dengan kakinya? Bukannya ia baik-baik saja karena dari apa yang telah kita lihat, ia cukup bisa berlari dan menghindari kejaran-kejaran orang-orang tersebut kan? Apa mungkin aslinya ia sedang cidera? Banyak spekulasi yang berhinggapan di kepala kita, tapi satu jawaban yang pasti ia baik-baik saja. Ia tidak terluka sama sekali, ia sehat, tapi mungkin akal pikirannya yang tidak sehat. Kakinya baik-baik saja, baginya. Yah sekali lagi digaris bawahi bahwa itu baginya, tapi bukan bagi orang lain.

Little MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang