🐈🐈🐈
"Ada apa dengan kucing?"Alaina terus mengayuh sepeda kesayangannya dengan sesekali berbelok, menanjak, dan menurun sampai ia tiba di sebuah toko roti dengan luas bangunan yang dikatakan berkecukupan. Tak terlalu kecil ataupun besar.
Tampak luar terdapat beberapa pot bunga mini yang jikalau kau lihat sangat cantik. Walaupun dikatakan sederhana, tetapi tempat ini membawa ketenangan hati bagi para pelanggan. Entah singgah atau sekedar lewat sekalipun.
Toko roti? Apa urusan antara Alaina dengan toko roti? Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa Alaina bekerja sebagai penjahit di tempat Nyonya Medina. Lantas apakah Alaina ingin singgah selepas bekerja tuk makan roti?
Alaina tentu tak punya banyak waktu luang jika ia melakukannya. Ia disana tentu saja tuk bekerja. Ia bekerja sebagai kasir. Namun, tak jarang pula ia membantu nenek pemilik toko untuk membuat roti beraneka macam dan rasa. Terkadang pula, ia mengantar pesanan pelanggan.
"Oh, kau sudah datang Laina" Ujar seorang nenek
"Iya nek" Balas Alaina dengan tersenyum
Setelah itu, Alaina bergegas menuju meja kasir dan mulai memeriksa catatan penjualan.
"Sepertinya penjualan minggu ini cukup meningkat ya nek" Tukas Alaina
"Oh iyakah? Nenek tak terlalu memperhatikan soalnya" Balas Nenek
"Nenek ini, kalau misalnya ada apa-apa dengan penjualan nenek bagaimana hem"
"Haha, nenek tak terlalu memusingkannya. Soalnya kan ada cucu nenek yang pintar ini" Tawa Nenek
"Nenek Sophia selalu saja" Balas Alaina
Telah diketahui bahwa nama nenek tersebut ialah Nenek Sophia. Kehidupan Nenek Sophia sama seperti Alaina. Ia hidup sendiri tanpa keluarga. Ia tidak menikah dan tidak memiliki sanak saudara. Tak terlalu banyak sebenarnya yang Alaina ketahui. Namun, satu hal yang pasti bahwa Nenek Sophia sudah menganggap Alaina sebagai cucunya sendiri.
"Laina, bisa kau antarkan roti ini? Punggung nenek tiba-tiba nyeri ishh" Rintih Nenek
"Ya ampun, ada apa nek? Nenek baik-baik saja kan? Atau kita perlu ke klinik?" Tanya Alaina khawatir
"Aish, tak usah sampai begitunya. Nenek baik-baik saja kok, mungkin ini karena nenek yang kurang istirahat saja" Jawab Nenek
"Aku khawatir sama nenek"
"Iya nenek tau. Tapi nenek baik-baik saja, jadi kau antarkan ini ya"
"Baik nek. Aku akan segera pulang, jadi nenek lebih baik istirahat saja dulu"
"Iya Laina. Sudah sana berangkat, jangan biarkan pelanggan kesayangan kita menunggu"
"Baik nek, aku pergi dulu ya"
"Hati-hati di jalan Laina"
Alaina tersenyum membalasnya. Segera ia pergi dan memasukkan pesanan roti pelanggannya di kotak yang terlilit pada belakang sepedanya. Tak lupa pula ia menghitung dengan benar bawaannya agar nanti tak terjadi kekeliruan.
"10 roti coklat, 15 donat mini, 5 roll rasa blueberry, dan 3 cheese cake. Hem lengkap semua" Batin Alaina
Setelah itu ia, juga melihat alamat yang hendak ia tuju. Alaina pergi dengan mengayuh sepeda kesayangannya tuk sampai di tempat tujuan.
🔪🔪🔪
Di lain tempat, di waktu yang sama seorang anak laki-laki sedang 'bermain' dengan seekor kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Monster
FanfictionIni hanya sebuah kisah bodoh. Kisah seorang anak berumur 9 tahun.. Eh tunggu-tunggu kurasa kata "anak" sudah tak cocok lagi, bagaimana jika orang gila? Psikopat? Gangguan jiwa? Ahh aku tau apa yang cocok... >> Kisah seorang monster berumur 9 tahun <...