“kalau saja waktu berhenti aku akan tetap mencarimu. ”
-Reynan.
Didalam kamar Reynan sedang berkutat dengan buku sains dan juga soal yang diberikan oleh Gurunya untuk mewakili sekolah dalam olimpiade sains seprovinsi. Sudah lima jam dirinya tak beranjak dari meja belajarnya ini hingga saat dirasa pantatnya terasa panas dan punggungnya mulai sakit.
Direntangkannya tangan serta badan tuk melemaskan otot-ototnya yang kaku, mata Reynan terpaku saat melihat jam sudah menunjukan pukul 02.00 wib dini hari, dia harus segera tidur karena esok dirinya harus berangkat sekolah.
Tapi tenggorokannya sekarang butuh penyegar tuk menetralisir cairan dalam tubuhnya, Reynan beranjak dari kursi saat dirinya keluar dari kamar dia mendapati seorang pria paruh baya tengah tertidur diatas sova yang masih memakai setelan jas tampak dasi yang telah melonggar serta kedua kancing atasnya yang terbuka.
Reynan melihatnya pun merasa getir, ia menghampiri tercium aroma alkohol yang sangat kuat refleks Reynan mengibaskan tangannya, "ck, habis berapa botol kali ini?" ujar Reynan seraya membopong tubuh Tian- ayahnya ke kamar.
"ah Rey, kamu belum tidur?" Tian bergumam.
Reynan menghiraukan ucapan pria itu setelah sampai didalam kamar dia langsung menaruh diatas kasur lalu menyelimutinya dengan hati-hati.
Dirinya mengamati setiap sudut wajah ayahnya yang sudah mulai ada garis kerutan di usianya yang 45 tahun, Reynan pun mematikan lampu dan keluar lalu menutup pintu kamar.
Niat yang tadi ingin mengambil minumpun dia urungkan, dia langsung masuk kedalam kamarnya berjalan menuju kasur merebahkan badan yang sudah sangat lelah, matanya menatap ke arah langit-langit "mah Rey kangen." Gumam Reynan lalu mejamkan matanya dan dia pun tertidur lelap.
Sinar matahari masuk di balik tirai putih mengelus lembut wajah lelaki tampan yang masih tertidur pulas tak terusik sama sekali malah dengkuran halus yang terdengar.
Tepat pada pukul 07.00 wib pagi alarm berbunyi begitu nyaring yang sukses membangunkannya.
Reynan yang melihat jam wackernya pun segera berjalan menuju kamar mandi, dirinya hanya membasuh muka dan gosok gigi lalu memakai seragamnya yang sudah menggantung rapih didalam lemari baju. Reynan menyisir rambutnya setelah dirasa rapih tak lupa memasuki buku serta kertas ke dalam tas ransel berwarna hitam dan memakai sepatu tali converse.
Saat Reynan keluar kamar dan menuruni anak tangga dia melihat ayahnya sedang duduk disova sambil meminum secangkir air madu hangat. Dirinya sama sekali tak berniat tuk menyapa ayahnya tersebut.
"Rey, sarapan dulu ayah udah membuatin susu sama roti" ucap sang ayah sambil melihat ke arah Reynan. Reynan mendekati meja dan langsung melahap semua roti itu kedalam mulutnya dan meneguk susu hingga habis.
"Rey berangkat. Assalamualaikum." Ucap Reynan mulutnya masih terisi penuh oleh roti dan munuju garasi tuk mengeluarkan motornya.
"hati-hati Rey, waalaikumsalam" jawab Tian sambil menggelengkan kepalanya melihat anak lelaki semata wayang yang sudah beranjak dewasa itu.
~~~
Sampailah Reynan di SMA NIRWANA dengan motor sport besarnya yang berwarna hitam mengkilap senada dengan helmnya yang menutupi semua wajah, semua mata tertuju padanya diapun memarkirkan motor lalu mematikan mesin hanya dengan memencet tombol otomatis, saat Reynan membuka helmnya dan membenarkan rambut berwarna brown hazel memakai jari tangannya yang panjang, saat itu pula para kaum hawa dibuat takjub akan pahatan maha karya tuhan yang sangat sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
√REYNAN
Teen Fiction" Jangan harap lo bisa lepas dari genggaman gue," ucap Reynan dengan smirknya. " Lepasin. Lo gila! dasar cowok pervert! " sentak Mirey dengan nada yang sedikit bergetar. kadang waktu bisa memisahkan dan juga mempertemukan seseorang dimasa lalu denga...